Mohon tunggu...
Rini Hermalia
Rini Hermalia Mohon Tunggu... Guru - Rini hermalia

Salah satu mahasiswa Untirta

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Sebenarnya Fungsi BK Itu Apa Sih, Teman atau Musuh bagi Siswa? Dan bagaimana jika ditinjau dari perspektif sosiologi

30 Maret 2020   21:22 Diperbarui: 6 April 2020   13:07 245
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Guru bimbingan dan konseling atau biasa disingkat guru bk kadang masih dipertanyakan apa fungsi diadakannya di sekolah dan apa peran bagi siswa. 

Guru bimbingan dan konseling merupakan guru yang berperan dilingkungan sekolah yang tugasnya mengembangkan potensi siswa, membantu memecahkan masalah yang ada pada diri siswa, menjadi tempat berbagi cerita tentang teman, guru atau selama proses pembelajaran, sebagai tempat motivasi belajar, serta seharusnya guru bk lebih memahami dan paling dekat dengan siswa. 

Siswa masih mengasosiasian bk dengan sesuatu yang menyeramkan, padahal bk seharusnya menjadi salah satu layanan yang menampung kebutuhan siswa dalam suatu hal. 

Ada saja siswa yang memandang negatif peran guru bk. Kenapa siswa jadi mengasosiasikan sering dipanggil bk sebagai bentuk "kenakalan atau masalah"?

Itu karena adanya stigma siswa yang sampai saat ini masih menganggap bk lebih sebagai tempat siswa yang nakal atau bermasalah dan guru yang rutin mengadakan razia. Dan mungkin stigma itu datang karena pada saat ada permasalahan siswa akan “dipanggil” yang menambah kesan tidak baik/nakal jika datang ke ruang bk. 

Saat ini banyak guru bk yang ada bukan merupakan guru yang mempunyai apabilitas dan apastitas sebab latar belakangnya yang bukan dari background pendidikan bk. Sehingga fungsi dan programnya tidak tepat sasaran. Jadinya apa? 

Image negatif yang ada sekarang, bk hanya tempat untuk menghukum siswa yang bermasalah dan banyak sekolah yang menjadikan bk hanya sebatas pengadilan bagi siswa. 

Banyak yang mengaggap guru bk tidak bisa dijadikan tempat cerita karena mereka bukannya memahami siswa tapi justru menjudge dan memberitahu permasalahan siswa tersebut kepada guru yang lain. 

Guru bk memang sepantasnya untuk bersikap tegas dengan sanksi apapun yang memang kebijakan dari sekolah sendiri, namun jangan dengan sanksi fisik karena dengan hukuman ini sudah tidak substansial pada zaman ini. 

Dan juga sanksi itu jangan dengan hal-hal yang dapat menjatuhan mental siswa tersebut seperti dengan memberikan hukuman di depan banyak orang, bukannya membuat efek jera tetapi akan menjadi-jadi dan bisa saja melakuan pembalasan, karena menanggap guru itu sebagai common enemy atau bahkan public enemy bagi siswa dan tindak lanjutnya biasanya dengan beradu atau mempertahanan gengsi siswa dengan menjatuhan nama baik sekolah seperti tawuran. 

Guru bk juga masih dianggap menyeramkan dan tidak bersahabat karena seberapa seringnya mereka menghukum siswa yang bermasalah, dan seringkali anak yang belum tentu terlibat permasalahan juga diseret dalam masalah tersebut sedangkan guru bk sendiri kurang mendengaran penjelasan siswa tersebut.

Setiap sekolah wajib adanya guru bk, karena perannya yang begitu penting bagi siswa., tapi saat ini masih banyak kekurangan tenaga professional yang berlatar belakang sarjana pendidian bk. Akhirnya apa? 

Saat ini guru bk masih banyak yang belum paham apa peran dan tugas dari guru bk itu sendiri karena sarjana murni dari pendidian bk itu masih sedikit atau kekurangan, alhasil guru yang nganggur atau kelebihan guru mata pelajaran tertentu yang mempunyai banyak luang yang tidak punya latar belakang pendidikan bk dijadikan sebagai guru bk, dan tentu ini akan mendatangkan masalah-masalah baru karena jelas mereka kekurangan keahlian dan informasi, sedangkan di pendidikan bk itu sendiri diajarkan mata kuliah psikologi yang sangat penting untuk mental siswa dan bagaimana memahami siswa itu sendiri untuk memecahkan berbagai masalah dalam dirinya. 

Padahal kalau memang guru bk itu murni sarjana pendidikan bk maka akan mendapatan point lebih dan menjadian guru bk yang memang sesuai dengan keahliannya sehingga bisa lebih memahami siswa dan lebih tau peran guru bk itu sendiri seperti apa bagi siswa dan lebih memahami prinsip-prinsip bimbingan konseling asas kerahasiaan, asas non-disriminatif, dll.

Tidak hanya dipandang tidak baik, jangan sangka masih banyak guru bk diluaran sana yang memang menjalanan perannya dengan baik sesuai asas – asas bimbingan konseling yaitu dengan menjaga rahasia siswa dan tidak adanya diskriminasi terhadap siswa atau tidak memandang siswa ini dan itu. Masih banyak pula siswa yang mengaggap guru bk sebagai tempat cerita favorit, pendengar yang baik dengan segala solusi dan motivasi yang diberikan. 

Guru bk juga berperan dalam langkah – langkah untuk proses lanjut ke universitas, biasanya siswa akan berkonsultasi dengan bk mengenai universitas dan jurusan yang mereka ambil sudah sesuai tidak dengan nilai atau kemampuan siswa itu sendiri, disini tugas guru bk berperan untuk mengarahkan serta memberikan motivasi. 

Guru bk juga sering kali memberikan informasi, aktif, progresif dan mengawasi bagaimana perkembangan proses pembelajaran siswa selama sekolah. Mungkin sebenarnya niat guru bk sangat baik yaitu ingin menjadikan siswa yang taat aturan dan berperilaku sesuai dengan nilai dan norma yang ada berlaku, namun kembali lagi kepada siswa yang memandangnya dari sudut pandang yang mana.

Menurut perspektif sosiologi pada artikel ini terdapat teori peranan (role). Teori peran adalah perspektif dalam sosiologi dan psikologi sosial yang menganggap sebagian besar kegiatan sehari-hari menjadi pemeran dalam kategori sosial (misalnya ibu, manajer, guru). Setiap peran sosial adalah seperangkat hak, kewajiban, harapan, norma dan perilaku seseorang untuk menghadapi dan memenuhi. Model ini didasarkan pada pengamatan bahwa orang berperilaku dengan cara yang dapat diprediksi, dan bahwa perilaku individu adalah konteks tertentu, berdasarkan posisi sosial dan faktor lainnya.

Peranan(role) merupakan proses dinamis kedudukan (status). Apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya dia menjalankan suatu peranan. Perbedaan antara kedudukannya dengan peranan adalah untuk kepentingan ilmu pengetahuan. Keduanya tidak dapat dipisah-pisahkan karena yang satu tergantung pada yang lain dan sebaliknya. Taka da peranan tanpa kedudukan dan kedudukan tanpa peranan. (Soekanto, soerjono. 2009:212-213). Menurut Merton dalam Raho (2007 : 67) mengatakan bahwa peranan didefinisikan sebagai pola tingkah laku yang diharapkan masyarakat dari orang yang menduduki status tertentu. Sejumlah peran disebut sebagai perangkat peran (role-set). Dengan demikian perangkat peran adalah kelengkapan dari hubungan-hubungan berdasarkan peran yang dimiliki oleh orang karena menduduki status-status sosial khusus.

Menurut teori ini sebenarnya dalam pergaulan sosial itu sudah ada skenarionya, yang disusun oleh masyarakat yang mengatur apa dan bagaimana peran setiap orang dalam pergaulannya. Dalam skenario itu sudah ”tertulis” seorang guru harus bagaimana dan seorang murid harus bagaimana. Menurut teori ini jika seseorang mematuhi skenario maka hidupnya akan damai dan teratur, tetapi jika menyalahi skenario maka ia akan diprotes oleh penonton dan ditegur sutradara. Menurut teori ini seseorang yang mempunyai peran tertentu misalnya sebagai guru, siswa, orangtua dan lain sebagainya diharapkan agar seseorang tadi berperilaku sesuai dengan peran tersebut. Mengapa seseorang mendidik orang lain karena dia adalah seorang guru. Jadi, karena statusnya adalah guru maka dia harus mendidik siswa yang sekolah di sekolah tersebut. Perilaku yang ada ditentukan oleh peran sosial.

Tidak semua mampu untuk menjalankan peran yang melekat dalam dirinya. Oleh karena itu, tidak jarang terjadi ketidakberhasilan dalam menjalankan perannya contohnya terwujud dalam role conflik dan role strain. Contohnya pada artikel ini masih ada peran yang belum terwujud. Seharusnya guru bk harus berperan sebagai guru bk dan siswa harus berperan sebagai siswa, karena didalam peran juga ada batasan-batasan yang tidak boleh dilewati. Peran adalah suatu aspek yang dinamis berupa tindakan atau perilaku yang dilaksanakan oleh orang atau badan lembaga yang menempati atau memangku suatu posisi dalam situasi sosial. Sardiman A.M. (2004: 125) berpendapat bahwa “Guru merupakan salah satu unsur di bidang kependidikan harus berperan serta secara aktif dan menempatkan kedudukannya sebagai tenaga profesional, sesuai dengan tuntutan masyarakat yang semakin berkembang”. Seorang guru juga harus berkembang begitu juga guru bk, mungkin pengajaran yang dulu sudah tidak relefan dengan proses pembelajaran pada masa kini jadi boleh saja dirubah dan tidak mengikuti guru bk yang lama. Karena seorang guru bk pun dituntut untuk lebih kreatif dan berkembang sesuai zaman. Jadi peran yang dimiliki oleh seorang guru bk yaitu mengembangkan potensi siswa, membantu memecahkan masalah yang ada pada diri siswa, menjadi tempat berbagi cerita tentang teman, guru atau selama proses pembelajaran, sebagai tempat motivasi belajar, seharusnya guru bk juga lebih memahami dan paling dekat dengan siswa, serta seharusnya membentuk siswa agar memiliki moral yang baik hingga ke lingkungan masyarakat. Dan peran siswa disini yaitu dengan menaati peraturan sekolah, menaati guru, dan mengikuti proses pembelajaran dengan baik. Untuk itu guru bk dan siswa harus berperan sebagaimana mestinya agar adanya keseimbangan dan interaksi timbal balik yang baik, sehingga tidak ada lagi perspektif siswa yang memandang guru bk negatif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun