Mohon tunggu...
Sri Harini
Sri Harini Mohon Tunggu... Guru - Pribadi

Mencoba menghidupkan hati dengan belajar tiada henti

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Satu Pagi yang Syahdu

11 Desember 2017   01:41 Diperbarui: 11 Desember 2017   01:42 1302
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pagi Berkabut di Samigaluh (Dokumentasi Pribadi)

Mendung menggantung menyambut hari baruku kali ini

Gemeretak tulang belulang menopang dan menjawab hembusan angin dingin

Berasa ingin menenggelamkan diri dalam selimut dengan lebih dalam lagi

Namun kokok ayam bersautan memanggil menyuarakan kumandang hari baru menjelang

Maka kusibakkan dan kulempar selimut dan kutegakkan raga dari kenyamanan diri

Menyambut hari baru dan memulai langkah kaki dengan seluruh energi pagi

Dan kususuri jalan berliku penuh sensasi yang berselimut kabut tebal di pagi yang ramai

Sematkan segala asa dalam jiwa penuh warna tegakkan diri

menyambut hari berganti memeluk harap untuk tak lepas dari diri

Dan para laron beterbangan menyambutku

Wangi kembang kopi membaginya pagi ini untukku

Jalanan yang basah bekas hujan menyapaku

Aktifitas penduduk di tengah kabut menyampaikan selamat datang dalam diam

Membagi kesejukan jiwa pada smua insan

Dan suasana makin cerah mengantarku kembali pulang

Walo sedikit mendung di ujung sana mengintipku malu

Namun hanya memandang kejauhan mengantarku menembus jalan menuju

Menggapai bahagia di sepanjang waktu

Tak henti diri ini menggumamkan syukur dan melambungkannya ke langit tujuh menuju-Mu

Betapa sudah Kau limpahkan berkah-Mu di sepanjang waktu dan sepanjang jalan

Yang bahkan ... untuk menghitungnyapun aku tak mampu

Nanggulan, mengenang seharian syahdu

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun