Mohon tunggu...
Sri Harini
Sri Harini Mohon Tunggu... Guru - Pribadi

Mencoba menghidupkan hati dengan belajar tiada henti

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Sejumput Asa

8 Desember 2017   11:34 Diperbarui: 8 Desember 2017   11:45 618
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tertatih tatih langkahkan kaki 

Menyusuri belantara dan kelamnya nafas kehidupan

di tengah deru suara mesin yang memecah keheningan 

berselimut kabut dan tiupan angin dingin mencekam 

tertatih tatih langkahkan kaki 

menjemput harap yang masih tersisa 

menggenggamnya erat dalam pelukan malam 

sambil merenda jiwa untuk tetap bertumpu 

bercumbu dengan segala upaya menempuh masa 

Dan langkah kaki tertatih tatih harus terhenti sejenak 

mencoba menemukan jejak lama yang masih tersisa 

jejak lama penanda detik detik waktu yang berlalu 

untuk setidaknya mengambil sejumput asa yang tersisa

 

sejumput... ya.. sejuuumput saja yang masih tersisa 

bertumpu harap pada sejumput asa yang tersisa 

kiranya hidup ke depan dapat lebih rapi tertata 

dan semua waktu yang ada menemukan muaranya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun