Masih inget lagu Guru Umar Bakri yang dinyanyikan musisi Iwan Fals pada tahun 80an...? Dimana lagu itu menceritakan bagaimana seorang guru yang telah melahirkan banyak orang cerdas di negeri ini, tetapi nasibnya belum seberapa diperhatikan oleh pemerintah. Jerih payahnya yang dihargai hanya dengan gaji yang pas pasan, padahal otak anak bangsa sedikit banyak berada di tangan mereka.Â
Dulu sedikit sekali orang yang bercita cita ingin menjadi guru, kecuali orang orang yang memang memiliki panggilan jiwa dan ingin memberikan kontribusi besar terhadap perkembangan dan kemajuan anak bangsa. Mengapa? karena dulu bayangan menjadi seorang guru sudah terbaca, yah hidup dengan cara sederhana dan prihatin...
Hmmm lagi lagi berdasarkan pengalaman karena aku dilahirkan dari rahim seorang guru, dan juga merasakan bagaimana ketika ibuku harus membagi2 uang gajinya untuk ketiga anaknya dan kebutuhan rumah tangganya, apalagi ketika ayahku meninggal tahun 98, lengkap sudah penderitaan krluargaku.
Seiring waktu berjalan kehidupan guru sekarang sudah membaik, bahkan boleh dibilang sejahtera semenjak ide sertifikasi yang dikeluarkan oleh Yusuf Kalla, kalau tahun tepatnya aku kurang paham yg jelas pada masa akhir kuliahku sekitar tahun 2006-an uang bulanan di rekeningku bertambah dan ibuku ga sepelit dulu kalo dimintai uang hehehe....Akhirnya profesi guru menjadi salah satu profesi favorit di kalangan masyarakat.Â
Semua orang berbondong bondong menyekolahkan anaknya ke sekolah keguruan, tidak perduli jurusannya apa, yang penting bisa jadi guru...Hehe ternyata gaji guru menjadi alasan utama yang menggiurkan buat mereka. Nah dari sinilah awal dimulainya suatu masalah, ketika nilai nilai keikhalasan seorang guru mulai bergeser.Â
Diawali oleh niat yang memang bukan dari hati tapi sekadar materi. Aku tidak mengatakan bahwa seluruh guru yang ada mengajar tidak dari hati, namun ketika suatu imbalan menjadi acuan utama, maka akan berpengaruh terhadap pola pikir seseorang.
Sepelik apapun masalah dalam dunia pendidikan, profesi seorang guru tetap menjadi profesi yang mulia, di tangan merekalah lahir penerus bangsa yang cerdas, namun tetap harus diingat profesi seorang guru tidak hanya mengajar saja tapi juga harus mendidik.Â
Menuntut hak adalah kewajiban, tapi memenuhi kewajiban juga merupakan suatu keharusan. Dan mengajarlah dengan hati, tetap jadilah umar bakri yang tulus, ikhlas, jujur berbakti, walaupun sekarang makan hati bukan lagi karena gaji.Â
Wassalamualaikum Wr.Wb
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H