Mohon tunggu...
Rini Apriliani
Rini Apriliani Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance Content Writer

Jurnalistik'17 Wattpad: Brownieslumer

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Pentingnya Jurnalisme Online dalam Industri Media yang Kini Kian Diminati

5 Juni 2020   23:49 Diperbarui: 6 Juni 2020   10:57 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Jurnalisme

Jurnalisme merupakan kegiatan meliput, mengumpulkan, menulis, mengedit, dan mempublikasikan suatu berita. Jika dahulu kegiatan journalism hanya dilakukan oleh media konvensional saja, tapi seiring perkembangan jaman, khususnya dalam bidang teknologi dan informasi, kini muncullah istilah "Jurnalisme Online". Sebenarnya tidak ada perbedaan yang cukup jauh antara jurnalisme pada media konvensional dan jurnalisme pada new media (media baru).

Jurnalisme online adalah kegiatan jurnalistik yang memanfaatkan internet sebagai media dalam penyebarannya. Berbeda dengan media konvensional yang biasanya memiliki wartawan atau karyawan yang terikat dengan kontrak, pada jurnalisme online siapapun bisa melakukannya. Tidak hanya wartawan professional saja yang bisa melakukan kegiatan jurnalistik lonline, namun warga biasa pun bisa melakukannya. Kegiatan jurnalistik yang dilakukan oleh masyarakat disebut dengan "Jurnalisme Online".

Tentu saja perkembangan jurnalisme online tidak terlepas dari yang namanya media online. Awal mulanya, media online berkembang di luar negeri, tepatnya di Amerika pada pertengahan tahun 1990-an, yaitu pada Mei 1992. Chicago Online yang merupakan Koran online pertama di Amerika meluncurkan Chicago Tribune. Setelahnya, berbagai media nasional di seluruh dunia pun turut meluncurkan versi online dari mereka. Kemajuan di Amerika ini berkembang banyaknya warga Amerika yang saat itu mulai mengakses berita melalui online.

Kemudian pada 19 Januari 1998 menjadi awal tombak kemunculan istilah jurnalisme online. Saat itu Mark Drugde membeberkan cerita perselingkuhan yang dilakuakn oleh Presiden Amerika Serikat yaitu Bill Clinton dengan Monica Lewinsky atau yang lebih dikenal "monicagate". Berbekal sebuah laptop dan modem yang dimilikinya, Drugde menyiarkan sebuah pemberitaan tentang "monicagate" melalui internet. Semua orang yang mengakses internet tentu saja segera mengetahui rincian cerita tentang "monicagate".

Perkembangan media online pun menyebar sampai ke Indonesia. Untuk di Indonesia sendiri, media online yang pertama muncul adalah www.republika.co.id pada 17 Agustus 1994. Republika meluncurkan media online setelah satu tahun harian Republika terbit. Kemudian pada 6 Maret 1996, berdiri tempointeraktif.com yang didirikan oleh wartawan majalah Tempo setelah majalah Tempo dibredel ditahun 1994.

Berbagai media online pun bermunculan setelah kedua media tersebut hadir. Bisnis Indonesia tak lama meluncurkan situsnya ditahun yang sama dengan Tempo, tepatnya pada 2 September 1996. Lalu pada 1997, ada dua media yang meluncurkan media online, yaitu Harian Waspada di Sumatera Utara meluncurkan Waspada Online (www.waspada.co.id) pada 11 Juli 1997 dan Kompas Online (www.kompas.com) pada 22 Agustus 1997.

Kemunculan media online generasi pertama ini sebenarnya hanya berisikan replika dari versi media cetaknya. Berita-berita yang disajikan masih bersifat statis, tidak riil time dan up date. Ditahun tersebut, internet di Indonesia masih belum begitu popular, karena baru saja berkembang, tidak seperti saat ini yang sudah cukup maju. Selain itu, situs-situs berita tersebut masih belum berorientasi bisnis, baru sebatas prestise.

Namun, sifat statis pada media online kemudian berubah sejak detik.com muncul pada 9 Juli 1998. Digagas oleh sekawan yaitu Budiono Darsono, Yayan Sopyan, Abdul Rahman, dan Didi Nugrahadi, mereka meluncurkan www.detik.com yang tidak memiliki media cetak sebagai induknya. Detik.com hadir sebagai media online yang otonom.

Di Indonesia sendiri, media online sempat mengalami euforia ketika era reformasi. Beberapa media online kemudian lahir dari para investor bermodal besar. Namun sayangnya, semua itu tidak berlangsung lama, karena pada awal tahun 2002 satu persatu media berguguran. Mereka tak mampu mengongkosi biaya operasionalnya. Kompas.com dan tempointeraktif.com menjadi media yang mampu bertahan karena ditopang oleh media cetaknya. Sedangkan detik.com yang digagas oleh 4 sekawan tersebut sempat mengalami krisis, namun tetap mampu bertahan karena mem-PHK sebagaian karyawannya.

Setahun berselang, sejak tahun 2003 media online kemudian bangkit kembali bahkan kini semakin berkembang. Berbagai media oline mulai menunjukkan eksistensinya kembali dengan yang lebih baik lagi dari sebelumnya.

Jurnalisme Online pada Industri Media

Seiring perkembangan teknologi yang semakin pesat, kini banyak masyarakat yang mulai beralih dari media konvensional ke new media karena dirasa lebih memudahkan dalam segala hal. Hal ini tentu saja dimanfaatkan oleh para industri media untuk berbondong-bondong membuat atau meluncurkan media online terbaru untuk melakukan kegiatan jurnalisme secara online.

Bagi para pengusaha industri media, jurnalisme online menjadi media yang cukup menjanjikan. Hal ini karena, dengan adanya media online pemberitaan akan cepat tersampaikan kepada masyarakat. Selain itu, untuk biaya produksi pun relatif lebih murah dibanding dengan media cetak atau elektronik, yang memakan biasa produksi lebih mahal.

Di era kemajuan teknologi yang pesat ini, kegiatan jurnalisme online sangat dibutuhkan. Berdasarkan yang tertulis dalam buku Online Journalism. Principles and Practices of News for The Web (Holcomb Hathway Publishers, 2005) berikut keuntungan dari jurnalisme online:

Berikut ini adalah keuntungan jurnalisme online, seperti yang tertulis dalam buku Online Journalism. Principles and Practices of News for The Web (Holcomb Hathaway Publishers, 2005) sebagai berikut :

  1. Audience Control, dimana jurnalisme online memungkinkan audiencenya untuk bisa lebih leluasa dalam memilih berita yang ingin didapatkannya, karena informasi dan sumbernya sangat luas dalam waktu pendek.
  2. Non linearity, dimana jurnalisme online memungkinkan setiap berita yang disampaikan dapat berdiri sendiri sehingga audience tidak harus membaca secara berurutan untuk memahami.
  3. Storage and retrieval, dimana jurnalisme online memungkinkan berita tersimpan dan diakses kembali dengan mudah oleh audience.
  4. Unlimited Space, dimana jurnalisme online memungkinkan jumlah berita yang disampaikan atau ditayangkan kepada audience dapat menjadi jauh lebih lengkap ketimbang media lainnya.
  5. Immediacy, dimana jurnalisme online memungkinkan informasi dapat disampaikan secara cepat dan langsung kepada audience.
  6. Multimedia Capabllity, dimana jurnalisme online memungkinkan bagi tim redaksi untuk menyertakan teks, suara, ganibar,video dan komponen lainnya di dalam berita yang akan diterima oleh audience.
  7. Interactivity, dimana jurnalisme online memungkinkan adanya peningkatan partisipasi audience dalam setiap berita.

Tapi tentu saja, dibalik keuntungan tersebut, ada saja kekurangan pada jurnalisme online, kekurang tersebut diantaranya yaitu:

  1. Jurnalisme online merupakan "mainan" masyarakat suprarasional. Masyarakaat yang tidak tergolong suprarasional tidak akan betah dengan mengakses jurnalisme online. Karena jika mereka tidak mengakses jurnalisme online maka mereka akan dilanda oleh kecemasan informasi (information anxiety).
  2. Tidak memiliki kredibilitas. Ini karena logis sebab, orang yang tidak memiliki ketrampilan yang memadai pun bisa bercerita lewat jurnalisme online. Orang yang tidak mengenal seluk-beluk jurnalisme bisa menyampaikan idenya pada orang-orang di berbagai belahan bumi melalui internet. Yang kedua tingkat kebenaran jurnalisme online masih diragukan. Berita televisi dan berita surat kabar yang notabene dihasilkan oleh orang-orang yang memiliki keterampilan jurnalistik memadai dianggap masih mengandung kesalahan.
  3. Jurnalisme online untuk menkonsumsinya harus berada di depan komputer untuk membaca informasi yang ada di web.
  4. Pembaca harus bisa mengoperasi komputer dan internet. Bagi masyarakat awam akan sangat sulit untuk mengaksesnya.

Media Online Kini Kian Menarik Masyarakat

Media online kini menjadi kian menarik bagi para masyarakat dan para industri media. Dengan segala kemudahan yang didapatkannya, media online perlahan mulai menggeser eksistensi media konvensional. Di media online sendiri, kini banyak industri media yang mulai meluncurkan media online sesuai kebutuhan masyarakatnya.

Tidak hanya media online yang khusus pada sebuah berita saja, kini banyak industri media yang membuat media online berdasarkan kebutuhan dari masyarakat. Media online khusus gaya hidup wanita, media online khusus gaya hidup pria, media online khusus mom&baby, sampai media online khusus kecantikan kini semakin marak ditemui di internet. Beberapa media online tersebut dibuat berdasarkan kebutuhan masyarakat yang saat ini membutuhkan informasi terkait banyak hal untuk dapat mengembangkan kemampuan dirinya.

Tentu saja dengan beragamnya media online yang dibuat sesuai kebutuhan ini, membuat masyarakat lebih dimudahkan dalam pencaharian informasi. Mereka tidak perlu lagi menunggu segmen yang mereka inginkan di media konvensional, karena mereka dapat dengan mudah, cepat, dan kapan saja mengaksesnya di media online yang memang sesuai dengan kebutuhan yang mereka inginkan. Jadi, karena berbagai hal inilah media online kini kian menarik hati masyarakat luas.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun