Mohon tunggu...
Rini Annisyah Br Ginting
Rini Annisyah Br Ginting Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Pendidikan Kimia

Mahasiswa Pendidikan Kimia 18 UIN WALISONGO SEMARANG

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Gerakan Pemberian ASI Eksklusif yang Dilanjutkan hingga Anak Berusia 2 Tahun

22 November 2021   22:18 Diperbarui: 22 November 2021   22:33 285
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tinjauan Dari Sisi Spiritual Dan Sains

Air susu ibu atau ASI merupakan nutrisi yang sangat penting bagi bayi sejak bayi dilahirkan hingga bayi berumur dua tahun. Pemberian ASI secara eksklusif sangat dianjurkan karena hingga saat ini tidak ada susu formula yang dapat menyamai keuntungan ASI dalam mendukung tumbuh kembang bayi secara optimal.

Dalam bahasa Arab kata menusui berasal dari kata ar-raḍa’ah yang berarti isapan susu, baik isapan susu manusia maupun susu binatang. Secara etimologis tidak dipersyaratkan bahwa yang disusui itu (ar-raḍi’) berupa bayi atau bukan. Allah SWT telah memerintahkan agar seorang ibu menyusui anaknya sampai berusia dua tahun. Ayat-ayat tentang menyusui dalam Al-Qur’an terdapat dalam berbagai ragam dan kalimat mencapai sekitar 10 ayat dalam 5 surat. Di antaranya Q.S. Al-Hajj, Q.S. At-Thalaq, Q.S. An-Nisa, Q.S. Al-Baqarah, dan Q.S. Al-Qasas. Namun konsep arraḍa’ah dalam Al-Qur’an diuraikan dalam Q.S. Al-Baqarah ayat 233, Q.S. Luqman ayat 14, dan Q.S. Al-Ahqaf ayat 15.

Ayat Q.S. Al-Baqarah ayat 233 dan Q.S. Luqman ayat 14 menyebutkan bahwa dua tahun adalah lama waktu yang disarankan kepada ibu untuk menyusui bayinya. Pada ayat selanjutnya Q.S. Al-Ahqaf ayat 15 disebutkan bahwa jumlah total masa dalam kandungan dan masa menyusui bayinya adalah 30 bulan. Apabila usia kandungan adalah sembilan bulan maka masa pemberian ASI ekslusif sebaiknya adalah 21 bulan. Dari ayat tersebut dapat disimpulkan bahwa seorang ank haruslah disusui selama dua tahun sebagai wujud kasih sayang yang tidak rela membiarkan ankanya disusui oleh sapi, kambing, kuda atau keledai.

ASI merupakan makanan dan minuman pokok yang hanya boleh dikonsumsi oleh bayi yang baru lahir dan diberikan secara cepat dan sedini mungkin setelah kelahiran (1 jam setelah lahir).  Dan dianjurkan untuk memberikan ASI kepada bayi sesering mungkin sesuai keiinginan bayi (on demand), atau sesuai keiinginan ibu (jika payudara terasa penuh), atau sesuai kebutuhan bayi yaitu setiap dua-tiga jam (paling sedikit empat jam) sekali. Selama kehamilan dan 730 hari pertama setelah dilahirkan merupakan periode penentuan kualitas kehidupan atau serig disebut dengan periode golden age.

ASI juga sangat berpengaruh, tidak hanya pada perkembangan fisiknya, tapi akhlak dan watak anak juga akan terpengaruh. Hal itu disebabkan air susu ini berasal dari darah ibu yang kemudian dihisap oleh anak, dan itu pulalah yang akan menjadi darah dan daging serta tulang si anak sehingga dlam hal ini. Itulah sebabnya ASI sangat berpengaruh bagi perkembangan akhlak anak dan alasan utama diwajibkannya seorang ibu menyusui anaknya. Bahkan hasil penelitian menunjukkan bahwa ASI lebih berpengaruh pada akhlak anak dibanding dengan jasmaninya. Seorang ibu sewaktu menyusui anak, ia tidak sekedar menyusui, tetapi dengan penuh perasaan kelembutan, kasih sayang dan belaian.Sehingga perasaan sayang itulah yang akan tumbuh pada diri seorang anak, juga rasa cinta dan kebaikan. Sebaliknya, orang yang tidak pernah mendapatkan kasih sayang seorang ibu, mereka merasakan dirinya terbelenggu, lalu akan timbul karakter yang keras, jahat dan dendam.

Hidayatukkah Ismail (2018) mengatakan bahwa secara ilmiah manfaat ASI yaitu :

Pertama, komposisi ASI bersifat spesifik dan pada setiap ibu, berubah dan berbeda dari waktu ke waktu di sesuaikan dengan kebutuhan bayi saat itu. Berikut adalah beberapa kandungan penting dalam ASI

  • Kolostrum, yaitu cairan encer dan sering berwarna kuning atau jernih yang kaya zat anti infeksi (10-17 kali lebih banyak dari susu matang) dan protein. Kolostrum keluar pada hari pertama hingga hari ketiga. Kolostrum berfungsi untuk membersihkan zat sisa dari saluran pencernaan bayi dan mempersiapkan untuk makanan yang akan datang. Kolostrum merupakan anti bodi yang sangat baik bagi tubuh bayi karena dapat membunuh kuman dalam jumlah besar sehingga dapat mengurangi resiko kematian.
  • Vitamin, ASI banyak mengandung vitamin baik yang dapat larut dalam lemak seperti vitamin A,D,E dan K, maupun vitamin yang dapat larut dalam air seperti vitamin C, asam nicotinic, B12, B1, B2 dan B6.
  • Zat besi, meskipun ASI mengandung sedikit zat besi yaitu sekitar 0,5-1,0 mg/liter, namun bayi yang diberi ASI jarang terkena anemia.
  • Zat anti infeksi, ASI mengandung banyak anti infeksi terhadap berbagai penyakit, seperti penyakit saluran pernafasan atas, diare dan penyakit saluran pencernaan.
  • Laktoferin, terdapat banyak dalam ASI yaitu 1-6 mg/ml, namun zat ini tidak terkandung dalam susu sapi. Zat ini berguna untuk menyerap zat besi dan dari pencernaan sehingga terhindar dari suplai zat besi yang dibutuhkan oleh organisme patogenik.
  • Faktor bifidus, zat ini meningkatkan perutmbuhan bakteri baik dalam usus bayi (Lactobasilus Bifidus) yang melawan pertumbuhan bakteri patogen.
  • Lisozim memiliki kekuatan beberapa ribu kali lebih tinggi dibanding yang terdapat dalam susu sapi yang berguna untuk melawan serangan E.Coli dan Salmonela.
  • Taurin, merupakan asam amino terbanyak kedua dalam ASI dan tidak terdapat dalam susu sapi yangberfungsi untuk menutrisi otak.

Kandungan ASI tersebut tidak akan berkurang hingga dua tahun, karena ASI bersifat menyesuaikan dengan kebutuhan anak. Bahkan penelitian menunjukkan bahwa ASI di tahun kedua memiliki kandungan dan energi yang semakin meningkat. Selain itu, ditahun kedua ASI merupakan sumber lemak dan vitamin A yang tidak tergantikan oleh jenis makanan apapun. Berbagai manfaat menyusui anak terutama ditinjau dari kelengkapan komposisi ASI inilah yang menjadi pertimbangan sebagian ibu ingin menyusui lebih dari dua tahun. Namun, penelitian baru-baru ini yang dilakukan oleh seorang ilmuwan, Benjamin Chaffee, kepada 715 bayi di Brasil, mengungkapkan bahwa, bayi yang menyusui lebih dari dua tahun berpotensi mengalami pembusukan gigi. William Bowen, seorang profesor dari University of Rochester Medical Center, New York mengatakan bahwa hal ini dapat terjadi karena dua hal pertama, kandungan dalam air susu yang berpotensi mendukung terjadinya pembusukan gigi. Kedua, aspek fisik yang terjadi selama menyusui. Hal ini dikarenakan, saat bayi menyusui, giginya takkan tersentuh air liur, yang sebenarnya berfungsi melindungi gigi dari bakteri.

Kedua, Menyusui dapat memberi pengaruh pada psikologi baik ibu maupun anak yang disusui yaitu :

  • Psikologi pada ibu. Setelah melahirkan, ibu mengalami perubahan fisik dan fisiologis yang juga mengakibatkan adanya beberapa perubahan psikisnya. Ia mengalami stimulasi kegembiraan yang luar biasa, menjalani eksplorasi dan asimilasi terhadap bayinya, berada di bawah tekanan untuk dapat menyerap pembelajaran yang diperlukan tentang apa yang harus diketahui dan perawatan untuk bayinya. Begitu juga fenomena yang dikenal dengan post partum blues atau baby blues, yaitu sebuah sekuel umum pasca kelahiran- biasanya terjadi pada 70% wanita. Fenomena ini biasanya dimulai pada beberapa hari setelah kelahiran dan berakhir setelah 10-14 hari. Karakteristik post partum blues melipui menangis, merasa letih pasca melahirkan, gelisah, perubahan alam perasaan, menarik diri, serta reaksi negatif terhadap bayi dan keluarga. Dan dengan menyusui secara langsung terutama sesaat pasca melahirkan (IMD) akan menurunkan tekanan tersebut dan memberikan rasa tenang pada jiwa ibu.
  • Psikologi pada anak. Sentuhan awal atau kontak kulit antara ibu dan bayi pada menit-menit pertama dan beberapa jam setelah kelahiran diketahui akan berpengaruh pada tumbuh kembang anak. Inilah yang dikenal dengan bounding attachment, yaitu peningkatan hubungan kasih sayang dengan keterkaitan orang tua dan bayi. Bounding attachment ini bersifat unik, spesifik dan bertahan lama. Dampak positifnya bagi psikologi anak adalah anak merasa dicintai, diperhatikan, mempercayai dan menumbuhkan sikap sosial sehingga anak merasa aman dan berani mengadakan eksplorasi. Ikatan ini akan terus-menerus bertambah kuat setiap kali ibu menyusui anaknya, sebab ketika menyusui tidak hanya terjadi kontak kulit tetapi juga kontak mata, dimana ibu dan anak saling pandang. Mendengar dan merespon suara antara orang tua dan anaknya. Selain itu dengan meyusui anak akan mengenali aroma susu ibunya. Kenyataan juga menunjukkan bahwa dengan menyusui, dapat menenangkan anak yang dalam keadaan rewel. Sebagian orang menyangkan bahwa menyusui anak hingga dua tahun atau lebih akan membuat anak menjadi manja dan tidak mandiri. Padahal justru anak pada usia ini dapat menentukan dengan sendirinya kapan mereka akan berhenti menyusui. Sehingga para ibu tidak perlu memaksa untuk terburu-buru menyapih anak

Menurut penelitian anak-anak yang tidak diberikan ASI mempunyai IQ lebih rendah 7-8 poin dibandingkan dengan anak-anak yang diberikan ASI secara ekslusif. Hal ini karena ASI mengandung immunoglobulin sebagai antibodi, rangkaian asam lemak tak jenuh sebagai pertumbuhan dan perkembngan otak anak. ASI juga dapat mempengaruhi perkembangan mental emosional anak melalui kelekatan yang terbentuk lewat menyusui. Kondisi mental emosional pada usia dini dapat mempengaruhi periode perkembangan anak setiap tahunnya. Anak dengan mental emosional yang baik pada usia dini akan mengalami perkembangan yang positif pada tahap berikutnya dan pada akhirnya mereka menjadi generasi penerus bangsa yang sehat secara mental emosional. Sebaliknya anak usia dini yang terganggu perkembangan mental emosionalnya merupakan tanda awal kejahatan pada usia remaja seperti konsumsi alkohol, kecanduan nikotin dan lain sebagainya. Angka kejadian gangguan ental emosional yang dilaporkan di indonesia melalui riset kesehatan dasar (Riskesdas) angka gangguan mental emosional pada usia ≥ 15 tahun.

Berdasarkan jurnal yang ditulis Any setyarini yang berjudul “ Pengaruh pemberian ASI eksklusif dan non ekslusif terhadap mental emosional anak usia 3-4 tahun” mengatakan bahwa Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menyatakan bahwa angka kriminalitas yang dilakukan anak usia sekolah (SD hingga SMA) cenderung meningkat setiap tahunnya. Tindakan kriminal yang dilakukan meliputi pencurian, tawuran, dan pelecehan seksual. Terdapat keterkaitan antara lamanya pemberian ASI eksklusif dengan kejadian gangguan mental emosional. Penelitian Kramer, Fombonne, et al menunjukkan bahwa remaja yang disusui sedikitnya selama 4 bulan memiliki risiko yang rendah untuk mengkonsumsi narkoba dan mengalami gangguan mental emosional. Sebuah observasi yang dilakukan oleh Niles Newton pada tahun 2008 menunjukkan bahwa anak yang memperoleh ASI secara eksklusif selama 6 bulan mempunyai sikap lebih ramah, pandai bersosialisasi dan menunjukkan perkembangan yang lebih baik dibandingkan dengan anak yang mengkonsumsi susu formula sejak lahir.

Menurut Yusuf (2008) pemberian ASI juga bermanfaat bagi ibu karena berdasarkan penelitaian pada tahun 2000 di enam negara berkembang dengan melibatkan 147 orang ibu menunjukkan bahwa minimal 20% ibu menyusui akan terhindar dari kanker payudara. Semakin lama ibu tersebut menyususi maka semakin sedikit resiko terserang kanker payudara. selain itu menurut Yuliarti (2010) pemberian ASI juga dapat menurunkan lemak pada ibu karena karena isapan anak pada puting susu ibu merangsang keluarnya hormon dari kelenjar pituitari (pituitary gland) atau hormon oksitosin. Hormon ini berperan dalam pembuncitan dan pengembalian rahim ke kondidinya semula seperti sebelum hamil. Faktor yang membuat perubahan pada badan dan payudara adalah kehamilan bukan menyusui.

Namun kenyataannya dalam beberapa kasus pemberian ASI belum terjadi secara optimal hal ini disebabkan karena faktor ketidaktahuan ibu tentang manfat ASI pada bayi serta faktor pekerjaan. Dalam penelitian yang dilakukan oleh edelwina, dkk, yang berjudul “Pengetahuan Ibu Mengenai Manfaat Asi Pada Bayi” mengatakan bahwa pendidikan diperkirakan ada kaitannya dengan pengetahuan ibu menyusui dalam memberikan ASI eksklusif, hal ini dihubungkan dengan tingkat pengetahuan ibu bahwa seseorang yang berpendidikan lebih tinggi akan mempunyai pengetahuan yang lebih luas dibandingkan dengan tingkat pendidikan yang rendah. Pengetahuan paradigma itu dipicu oleh tingginya tingkat kebutuhan hidup dan meningkatnya pemahaman kaum wanita tentang aktualisasi diri. Pendidikan dan kebebasan informasi membuat para wanita masa kini lebih berani memasuki wilayah pekerjaan lain yang dapat memberdayakan kemampuan dirinya secara maksimal sehingga ibu tidak dapat memberikan ASI eksklusif. Pendidikan juga akan membuat seseorang terdorong untuk ingin tahu mencari pengalaman sehingga informasi yang diterima akan jadi pengetahuan.

Penelitian Elinofia (2011), menyatakan ada hubungan antara pekerjaan dengan pemberian ASI Eksklusif. Kelompok ibu yang bekerja mengalami dilema dalam memberikan ASI meskipun mereka tahu manfaat dan keunggulan ASI namun sulit untuk mempraktekkannya. Alokasi waktu kerja sehari-hari yang banyak berada di luar rumah dan di tempat bekerja tidak mendukung program pemberian ASI. Pada prinsipnya pemberian ASI dapat diberikan secara langsung dan tidak langsung. Dengan terbukanya kesempatan bekerja dan tuntutan untuk bekerja membantu ekonomi keluarga maka sebagian ibu-ibu memilih bekerja di luar rumah. Dengan bekerja ibu tidak dapat berhubungan penuh dengan bayinya, akibatnya ibu cenderung memberikan susu formula dan diberikan melalui botol, menyebabkan frekuensi penyusuan akan berkurang dan produksi ASI akan menurun. Keadaan ini menyebabkan ibu menghentikan pemberian ASI. Sehingga, seorang ibu yang bekerja yang menyusui bayinya secara eksklusif menurun drastis

Dari pemaparan di atas dipahami bahwa anjuran menyusui bayi bukan hanya sekedar anjuran belaka namun memiliki manfaat yang luar biasa pada bayi dan ibunya. Dalam islam seorang ibu wajib menyusui anaknya hingga usia anaknya mencapai 2 tahun jika seorang ibu tidak dapat memberikan ASI kepada anaknya maka ia harus mencari Ibu susu bagi anaknya. Hal ini karena secara ilmiah ASI memiliki segudang manfaat bagi bayi salah satunya untuk memberikan nutrisi yang lengkap dan terpenuhi pada bayi sehingga bayi tidak akan kekurangan nutrisi yang dapat berakibat pada kecacatan bahkan kematian bayi karena banyak sekali kandungan yang terdapat dalam ASI yang mampu memenuhi semua nutrisi bayi hingga dapat membentuk mental emosional dari bayi yang tidak terdapat dalam susu formula. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun