Mohon tunggu...
Storin
Storin Mohon Tunggu... Penulis - 🌻

seribu jiwa

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Elegi Romantisme 1000 Tahun Lagi

28 Juli 2020   12:06 Diperbarui: 4 September 2020   19:57 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Tapi, yang fana adalah waktu, bukan?"

Kita Abadi.


Setiap detik adalah misteri, tidak ada seorangpun bisa memprediksi bagaimana peristiwa yang akan datang. Kita tidak berpihak pada nasib tetapi kepada takdir. Beliau mencoba mengingatkan untuk melakukan keindahan disetiap harinya. 

Romansa lini waktu, dari puisi beliau yang berjudul Yang Fana Adalah Waktu Kita Abadi, beliau menuliskan setiap insan akan menjadi tua dan kematian adalah hal yang pasti.

Percikan lembut syair-syair puisi beliau menciptakan ketenangan tersendiri bagi kita sebagai pembaca. Hemat saya, puisi beliau memiliki ciri khas tersendiri untuk merawat kesadaran dalam kesabaran.

Banyak orang-orang yang akan tumbuh tua, menikah, bercinta bahkan lahir kedunia ini dengan ditemani oleh sajak-sajaknya. Seperti bait sajaknya, kepergian Supardi Djoko Damono adalah bentuk kelahirannya yang abadi melalui bait-bait sajaknya. 

Orang bisa mati kapan saja, tapi tidak dengan karyanya. Supardi Djoko Darmono akan terus hidup dalam bait-bait karyanya bahkan hingga 1000 tahun lagi lamanya.

Eksistensi Sastra


Puisi adalah salah satu karya sastra yang digemari setiap kalangan, seperti dilansir dari merdeka.com dalam judul berita Puisi Adalah Karya Sastra Yang Memiliki Makna, Kenali Jenis dan Cara membuatnya.
Syair-syair puisi mengungkapkan suatu perasaan isi dari buah pikiran penyair dengan imajinatif, peristiwa dan perkembangan zaman.

Exsistensi puisi di negara Indonesia sendiri memiliki penyair seperti Alm. Sapardi Djoko Damono, Joko Pinurbo, Chairil Anwar, WS Rendra, Taufik Ismail dan masih banyak lagi yang tidak bisa saya sebutkan satu-persatu. Setiap penyair memiliki gaya bahasanya sendiri saat menulis sekaligus membaca puisi.

Seperti dilansir dar Kompas.com, (28/4/2020). Puisi Alm. Sapardi Djoko Danamo banyak dikagumi karena banyak kesamaan yang ada didalam persajakan Dunia Barat yang disebut simbolisme sejak akhir abad ke-19. Beliau dianggap sebagai penyair yang orisinil dan kreatif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun