Mohon tunggu...
Rini Atika
Rini Atika Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya hobi membaca, menulis, dan menggambar.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Menyelamatkan Dropout di Kalangan Pelajar: Strategi Pendidikan Keluarga yang Efektif

27 September 2024   19:58 Diperbarui: 27 September 2024   20:08 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

3.Pendidikan Nilai dan Motivasi Intrinsik

Orang tua perlu menanamkan pentingnya pendidikan bukan hanya sebagai kewajiban, tetapi sebagai jalan untuk mencapai kehidupan yang lebih baik. Nilai-nilai seperti kerja keras, kejujuran, dan tanggung jawab harus dijelaskan kepada anak sebagai fondasi dalam bersekolah. Selain itu, pengembangan motivasi intrinsik---yakni motivasi yang berasal dari dalam diri anak---harus diprioritaskan melalui penguatan minat dan bakat anak.

4.Mengelola Harapan dan Tekanan Akademis

Terkadang, tekanan akademis yang terlalu tinggi justru menjadi alasan anak kehilangan minat belajar dan memilih untuk berhenti. Orang tua perlu realistis dalam menetapkan harapan terhadap prestasi akademis anak, serta mendukung setiap upaya yang dilakukan anak dengan memberikan apresiasi, bukan hanya fokus pada hasil.

5.Dukungan Finansial dan Alternatif Pendidikan

 Untuk keluarga yang mengalami kesulitan ekonomi, penting untuk mencari alternatif pendidikan seperti program beasiswa, sekolah terbuka, atau lembaga pendidikan yang memberikan bantuan. Selain itu, orang tua perlu memprioritaskan alokasi dana keluarga untuk pendidikan anak, mengingat pentingnya pendidikan sebagai investasi masa depan.

Dari sudut pandang teori, salah satu pendekatan yang relevan adalah Teori Ekologi Bronfenbrenner, yang menekankan bahwa perkembangan anak dipengaruhi oleh sistem lingkungan yang saling terkait, di mana keluarga merupakan mikrosistem yang paling dekat dengan anak. Dalam hal ini, pendidikan keluarga menjadi landasan penting yang berfungsi sebagai pelindung pertama terhadap faktor-faktor negatif dari lingkungan eksternal yang dapat menyebabkan anak putus sekolah.

Selanjutnya, teori Self-Determination dari Deci dan Ryan juga bisa diterapkan. Menurut teori ini, motivasi intrinsik merupakan pendorong utama bagi seseorang untuk bertahan dan berhasil dalam pendidikan. Dengan keluarga yang mampu menciptakan lingkungan yang mendukung otonomi, kompetensi, dan relasi anak, maka anak akan lebih termotivasi untuk terus bersekolah meskipun menghadapi tantangan.

Kesimpulan

Pendidikan keluarga memiliki peran krusial dalam mencegah dropout di kalangan pelajar. Melalui strategi komunikasi yang efektif, pemberian teladan, pengembangan motivasi intrinsik, dan pengelolaan harapan akademis, keluarga dapat menjadi pilar utama yang mendorong anak untuk tetap bertahan di sekolah. Sebagai bagian dari ekosistem pendidikan anak, keluarga memiliki tanggung jawab untuk menciptakan lingkungan yang mendukung perkembangan akademis dan emosional anak secara seimbang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun