Mohon tunggu...
Rini Andriani
Rini Andriani Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Aku adalah seorang petualang kehidupan yang memiliki hobi membaca serta menulis.

Selanjutnya

Tutup

Book Pilihan

Resensi Buku: Azab dan Sengsara

21 April 2023   12:25 Diperbarui: 21 April 2023   12:26 825
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber ilustrasi: perpustakaan.jakarta.go.id

Kisah ini dimulai dengan Aminu'ddin yang berpamitan kepada Mariamin (kekasihnya) untuk merantau ke Deli. Mariamin merasa sedih karena kekasihnya akan merantau. Alasan Aminu'ddin merantau bukan untuk meninggalkan kekasihnya, melainkan memperjuangkannya. Selanjutnya, penulis membawa kisah ini ke masa kecil Aminu'ddin dan Mariamin. Sejak kecil, mereka telah menjadi teman dekat karena ikatan persahabatan serta perkauman.

Aminu'ddin dan Mariamin selalu bersama, bahkan saling melindungi. Ketika masa kecil, selepas menunggu hujan reda, mereka memutuskan untuk meninggalkan sawah. Namun di perjalanan pulang, sungai tengah banjir, yang mana air tersebut kemudian menenggelamkan Mariamin. Aminu'ddin berusaha menolong sahabatnya itu dengan sekuat tenaga. Perjuangan Aminu'ddin untuk menyelamatkan sahabatnya, tidaklah sia-sia, karena pada akhirnya, Mariamin dapat terselamatkan.

Laki istri dan anak beranak, jatuh melarat, makin jauh, dalam rumah bambu Mariamin, di tanah asing, serta penutup kalam merupakan kelanjutan dari kisah dalam novel ini. Sejalan dengan judulnya: Azab dan Sengsara, rangkaian kisahnya pun berisi kesengsaraan yang dirasakan oleh Mariamin, keluarga Mariamin, dan Aminu'ddin yang disebabkan oleh azab dari ayah Mariamin yang senang membuat perkara. Titik kesengsaraan terkumpul pada Mariamin, tokoh utama dalam novel ini. Kesengsaraan yang diterimanya tidak hanya perihal kekayaan, namun menjalar juga pada kisah percintaannya.

Novel Azab dan Sengsara dapat membuat pembaca merasa penasaran. Misalnya, ketika Aminu'ddin sedang berpamitan pada Mariamin untuk merantau, ia mengatakan kalau kepergiannya bukan untuk meninggalkan, tapi untuk mendapatkan Mariamin. Jelas saja pernyataan yang dilontarkan Aminu'ddin membuat pembaca berpikir tentang maksudnya. Penulis mengungkap jawaban atas pertanyaan pembaca dengan sangat apik sehingga tidak membosankan saat membacanya. Sayangnya, penulis beberapa kali hadir dalam bagian novel ini, mengungkapkan pendapatnya atau pun menyimpulkan kejadian yang tengah terjadi dalam novel. Padahal setiap orang memiliki pendapat yang mungkin berbeda-beda.

Novel ini sangat cocok untuk dibaca oleh pemuda, pemudi, dan orang tua. Dengan membaca novel Azab dan Sengsara, mereka dapat mengambil pelajaran tentang kekeliruan dalam berumah tangga dan mendidik anak. Sudah seharusnya lah kekeliruan tersebut dihindari, sebab hanya dapat mendatangkan azab dan sengsara. Selamat membaca! 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun