Mohon tunggu...
Rini Saraswati
Rini Saraswati Mohon Tunggu... Guru - Teacher - Businesswoman

Saatnya melakukan perbaikan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mukmin yang Kuat Vs Mukmin yang Lemah

18 Maret 2021   06:51 Diperbarui: 18 Maret 2021   07:07 172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dari segi bahasa, mukmin dapat diartikan sebagai orang yang beriman kepada Allah swt dan ia selalu taat dalam menjalankan segala perintah-Nya walaupun rasa berat sedang datang menghampirinya.

Dari Abdullah bin Amru radhiallahu'anhu ia berkata, Rasulullah bersabda: "Demi Zat yang jiwa Muhammad berada di tangan-Nya, sesungguhnya perumpamaan mukmin itu bagaikan lebah yang selalu memakan yang baik dan mengeluarkan yang baik. Ia hinggap (di ranting) namun tidak membuatnya patah dan rusak." (HR Ahmad dan disahihkan oleh Ahmad Syakir) .

Itulah mukmin yang baik, sebagai contoh mukmin yang baik akan selalu memakan makanan yang halal, mengkaji ilmu dengan semangat, dan dalam praktiknya ia selalu mengucapkan kata-kata baik dan melakukan perbuatan baik, seperti lebah yang menghisap nektar dari bunga-bunga yang ditemuinya kemudian dikeluarkan dalam bentuk madu yang dapat dijadikan obat untuk penyembuhan sakit manusia.

Dalam kesehariannya, seorang mukmin dapat digolongkan menjadi dua janis yakni seorang mukmin yang kuat dan mukmin yang lemah.

Mukmin yang kuat lebih Allah cintai daripada mukmin yang lemah. Ia selalu bersungguh-sungguh memperbaiki kualitas diri. Ketika beribadah ia merasa seperti akan mati esok hari. Dan apabila ia ditimpa kemalangan, ia tidak berkata 'seandainya', tapi ia mengatakan 'inilah takdir dari Allah swt'.

Berikut beberapa cara berpikir atau mentalitas seorang mukmin yang lemah

1. Kurang bersemangat dalam menuntut ilmu

Si penuntut ilmu ini biasanya, menuntut ilmu hanya karena terpaksa, ia berorientasi hanya untuk kepentingan pribadi bukan untuk kepentingan umat.

2. Malas berdakwah

Definisi berdakwah pada bagian ini, bukan tentang seorang mukmin yang berbicara dan ceramah di depan umum. Tetapi, ia yang mengajak kepada kebaikan, saling memberi nasihat dalam kebaikan. 

3. Malas beribadah

Wujud dari malas beribadah seperti, lalai dalam mengerjakan salat, lalai membaca Al-Quran, lalai bertaubat, lalai beristighfar, dan lalai dalam menunaikan infak.

4. Sering mengeluh kepada orang lain

Ia merasa ialah yang paling kesusahan, tanpa berpikir tentang hikmah yang terdapat didalamnya.

Itulah beberapa cara berpikir seorang mukmin yang lemah.

***

Lalu, bagaimana caranya agar kita menjadi mukmin yang kuat?

Untuk menjadi mukmin yang kuat, kita harus selalu berdoa agar Allah selalu menguatkan kita, terutama menguatkan ilmu dan fisik kita seperi kisah yang dijelaskan dalam QS. Al-Baqarah : 247.

Selain itu, dalam menjalankan prosesnya, kita harus fokus, memiliki niat yang lurus, disiplin, dan tidak ragu. 

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

"Sesungguhnya orang-orang mukmin yang sebenarnya adalah mereka yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian mereka tidak ragu-ragu, dan mereka berjihad dengan harta dan jiwanya di jalan Allah. Mereka itulah orang-orang yang benar."

(QS. Al-Hujurat 49: Ayat 15)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun