Pembuatan "Kriya Tulang Daun"SMK Tamansiswa Boja
Oleh Rini Endah Puspitasari
Profil pelajar Pancasila merupakan gambaran pelajar Indonesia yang merupakan pelajar sepanjang hayat yang kompeten, berkarakter, dan berperilaku sesuai dengan nilai- nilai Pancasila. Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) merupakan pembelajaran lintas disiplin ilmu dalam mengamati dan memikirkan solusi terhadap permasalahan dilingkungan sekitar untuk menguatkan berbagai kompetensi dalam profil pelajar Pancasila.
Berdasarkan Permendikbudristek No. 56/M/2022, Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) merupakan kegiatan kurikuler berbasis projek yang dirancang untuk menguatkan upaya pencapaian kompetensi dan karakter sesuai dengan profil pelajar Pancasila yag disusun berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan. Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) pembelajaran yang baru dimunculkan pada sekolah penggerak. Pada tahun ajaran 2022/2023 mulai berlaku Kurikulum Merdeka yang juga menerapkan P5.
Pelaksanaan P5 di SMK Tamansiswa Boja menggunakan sistem blok yaitu 2 minggu penuh sesuai dengan alokasi waktu yang telah direncanakan. Perhitungan waktu pelaksanaan P5 dalam 1 tahun 486 jam pelajaran atau 30% dari alokasi total jam pelajaran. Terdapat 3 Projek dalam 1 tahun, sehingga tiap projek memiliki alokasi waktu 162 JP.
Proyek 1 tentang gaya hidup berkelanjutan yang terintergrasi dengan beberapa mata pelajaran diantaranya IPAS, Informatika dan Bahasa Indonesia. Peserta didik kelas X diberikan projek tentang pengolahan limbah organic khususnya serasah tulang daun yang dijadikan karya inovatif berupa "kriya tulang daun". Pembuatan karya tersebut dilaksanakan di laboratorium Farmasi selama 1 minggu. Sisa daging daun agar dikumpulkan dalam wadah kemudian dijadikan pupuk kompos. Hasil karya kriya tulang daun ini diharapkan mampu meningkatkan nilai ekonomis dari limbah daun.
Limbah merupakan permasalahan yang cukup krusial. limbah jika tidak di tangani akan menjadi masalah di lingkungan. Limbah sendiri dikategorikan menjadi 3, yaitu limbah padat, limbah cair dan limbah gas.Pemanfaatan limbah organicÂ
Awetan tulang daun adalah daun yang cantik, halus, dan berenda yang digunakan untuk membuat scrapbook, decoupage, dan berbagai kerajinan tangan lainnya. Harganya cukup mahal, tetapi yang mengejutkan adalah pembuatannya cukup mudah. Dengan membuat kreasi inovatif awetan tulang diharapkan peserta didik mampu mengembangkan kreatifitas dan mempunyai jiwa entrepreneur. Guru dari kolaborasi beberapa mata pelajaran akan mengkomunikasikan permasalahan mengenai limbah yang dapat dimanfaat menjadi produk dengan nilai ekonomis yang tinggi.Â
Salahsatunya adalah memanfaatkan limbah serasah daun yang banyak terdapat di lingkungan sekolah. Peserta didik secara berkelompok memulai Menyusun tema dan jadwal pembuatan produk dengan bimbingan dari kolaborasi guru mata pelajaran. Â Langkah yang dapat diambil peserta didik dalam pembuatan tulang daun sebagai berikut:
Letakkan daun ke dalam panci. boleh memasukkan sebanyak mungkin daun sesuai keinginan, tetapi jangan sampai pancinya terlalu penuh. Maksimal, keseluruhan dasar panci tertutupi lapisan dedaunan. Jenis daun terbaik untuk cara ini adalah daun yang permukaannya seperti lilin dan mengilap, misalnya daun magnolia atau gardenia (daun dari tumbuhan berkayu)
Tutupi dedaunan itu dengan soda cuci dan air. Anda membutuhkan hingga cangkir (70 sampai 105 gram) soda cuci dan 4 cangkir (950 milliliter) air. Aduk perlahan-lahan hingga bercampur.
Rebus daunnya sampai lunak. Tunggu sampai air mendidih dengan api sedang hingga sedang tinggi, lalu kurangi hingga api kecil saja. Rebus dedaunan itu sampai lunak. Proses ini membutuhkan waktu sekitar 90 menit hingga 2 jam, tergantung jenis daun yang digunakan
- Air yang digunakan merebus akan menguap dengan api kecil tadi. Tambahkan lebih banyak air ke dalam panci sesuai yang dibutuhkan supaya daunnya tidak mengering.
Angkat daun dari air. Sebelumnya, pakai sarung tangan plastik atau karet. Berikutnya, gunakan penjepit atau spatula untuk mengambil daun-daun dari air. Â Jika dedaunan tersebut menjadi terlalu lunak, rendam dalam wadah berisi air dingin hingga bersuhu ruangan selama beberapa menit agar nanti lebih mudah dibersihkan .
Letakkan daun-daun ini ke kertas tisu dan gosok pelan-pelan untuk membuang bubur daunnya. Pegang tangkai daun dengan pinset, dan gunakan sikat gigi yang lembut untuk membuang daging daun dengan cara menggosoknya satuÂ
arah. Balik daun, lalu gosok pula sisi itu hingga bersih
- Akan lebih baik jika  melakukan langkah ini dalam air yang bersuhu dingin hingga suhu ruangan
- Lakukan langkah ini dengan sangat hati-hati karena kondisi daun cukup rapuh
Basuh daun dengan air sekali lagi. Di tahap ini, kondisi daun sangat rapuh sehingga teruslah berhati-hati. Isi wadah dengan air bersuhu dingin sampai dengan suhu ruangan, lalu masukkan dedaunan ke dalam air. Jika perlu, gerak-gerakkan daunnya dengan lembut. Jika masih ada sisa daging daun yang menempel, ganti air dan ulangi langkah ini. Jangan membasuh daun dengan air mengalir, tenaga aliran air akan merusak daun.
Membuat daun menjadi tulang daun putih. Rendam dalam campuran air dan kaporit/ pemutih pakain  dengan perbandingan 1 banding 4 selama 15 menit.
Setelah selesai tahapan pembuatan tulang daun, peserta didik akan membuat seni karya inovatif, misalkan hiasan dinding, lukisan di atas kanvas tulang daun, bros, gantungan kunci ataupun kreatvitas yang lain. Kemudian setelah jadi produk peserta didik akan mempresentasikan produk tersebut di depan kelas terkait dengan daur ulang limbah dari daun.
Kreasi dari peserta didik ini akan dikumpulkan kemudian pada akhir tahun akan diadakan gelar karya peserta didik.
Foto dokumentasi hasil karya P5
 Kegiatan P5 untuk tahap ke 3 akan dilaksankan gelar karya pada bulan Mei 2023 sebagai wadah untuk mengembangkan jiwa kreatif dari siswa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H