Mohon tunggu...
Ringroad East
Ringroad East Mohon Tunggu... -

always curious of everything

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Istanbul, Mostar, Sarajevo Aku Datang

4 April 2015   22:59 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:32 182
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Tulisan ini mengandung empat episod:

1. Episod pertama menceritakan perjalanan awal hingga lawatan dua hari dan menginap semalam di Istanbul

2. Episod kedua lawatan di Bosnia Herzegovina selama dua hari dan menginap semalam.

3. Episod ketiga lawatan dan ibadah di Madinah al-Munawarah.

4. Episod keempat lawatan dan ibadah umrah di Makkah al-Mukarramah dan perjalanan balik ke Malaysia.

Nota: tulisan ini tidak mengandung gambar-gambar walaupun demikian para pembaca dapat mengklik tautan-tautan untuk membuat rujukan.

TRAVELOGISTAMBUL (TURKI), MOSTAR DAN SARAJEVO (BOSNIA HERZEGOVINA) DAN UMRAH 14-28 MARET 2015

Tanggal 14-28 Maret aku diberi kesempatan oleh Allah SWT dapat melakukan ziarah ke Istambul di Turki dan di Mostar serta Sarajevo di Bosnia Herzegovina dan seterusnya melawat ke Madinah untuk menziarahi makam Rasulullah dan kedua sahabatnya yaitu Sayidina Abubakar Assidiq dan Sayidina Umar Al-Khattab dan menunaikan ibadah umrah di Makkah al-Mukarramah.

Perjalanan dimulai dengan penerbangan dari KLIA (Kuala Lumpur International Airport) di Sepang dengan menggunakan pesawat Turkish Airline pada jam 23.30 ke bandara Ataturk Istambul yang terletak di daratan Eropa dan kami mendarat pada jam 5.00 pagi hingga kami dapat menunaikan sholat Subuh di bandara. Kumpulan kami hanya 10 orang termasuk ketua. Ya penerbangan kami memakan masa 11 jam. Kami mendapat hidangan dua kali dan juga set perlengkapan sikat gigi dan pastanya, penutup mata, penutup telinga, lip balm, dan kaus kaki, selain bantal dan selimut.

Selepas selesai urusan imigrasi dan pengambilan bagasi kami telah sedia dijemput oleh sopir dan pemandu wisata Istambul bernama Jihan menggunakan coach Mercy yang muat rombongan kami beserta bagasi kami. Rombongan kami langsung mengadakan lawatan ke masjid Abu Ayyub al-Ansari, Kami melakukan sholat sunat dhuha di sana. Hujan rintik dan hawa sedingin 12 darjat C menyambut kami ketika kami keluar dari mobil menuju ke masjid, karena itu kebanyakan kami telah merasa lapar se;epas kami mendapatkan hidangan terakhir di dalam pesawat. Kami membeli simit roti bakar berbentuk donat yang bertabur bijan wah rasanya sangat enak dan mengenyangkan walaupun tanpa jem atau keju.

Lawatan kedua ke masjid Sulaimaniye yang corak dekorasi dalamannya unik. Kami hanya mendengar penerangan pemandu wisata kami mengenai keistimewaan dan kelebihan masjid ini. Aku sempat juga membeli satu magnet di plataran masjid ini untuk kenang-kenangan.

Lawatan ketiga kami ke pasar rempah. Segala jenis rempah, bahan makanan manisan gel, selendang khas Turki, sajadah, tas, kraf tangan ada dijual di sana. Di hadapan pasar rempah ini ada lapangan luas yang juga merupakan halaman masjid dan beberapapedagang asongan yang menjual jagung bakar, sayang jagung bakar itu keras, kata kawan yang membelinya. Yah kalau tak keras sebenarnya enaklah makan jagung bakar di tengah suasana dingin hujan gerimis bersuhu 4 darjat C.

Nampaknya para penjual barangan di pasar rempah ini sangat mengenali pembeli-pembeli dari Indonesia/Malaysia mereka meneriakkan dagangannya dengan menyebut Indonesia-Indonesia! Mereka baru dapat membedakan kami orang Indonesia/Malaysia apabila melihat tanda pengenal yang kami kenakan.

Alhamdulillah aku dapat membeli beberapa keping magnet dan dua T-shirt Istanbul sekedar untuk oleh-oleh orang di rumah. Harga sekeping magnet 1 USD dan harga satu T-shirt 10 USD. Aku tak cerita mengenai lira (matawang Turki) atau Euro karena nilai tukarannya lebih tinggi daripada USD.

Hari sudah sore ketika kami selesai mengunjungi pasar rempah, tetapi pemandu wisata kami masih menawarkan lawatan ke produsen dan pengekspor baju kulit kambing. Ada tiga lantai untuk memamerkan produk nya. Pilih saja baju lelaki atau wanita semua modis dan cantik tetapi harganya standar ekspor antara yang paling murah 300 Euro. Di antara kami akulah yang paling teruja untuk melihatnya karena aku satu-satunya peserta yang tak bersiap dengan pakaian dingin karena tak ada yang dapat kuperolehi sebelum keberangkatanku. Sayang melihat saja bolehlah kalau nak beli memang tak mampu karena aku hanya berbekal dengan 300 USD saja. Anda boleh bayangkan betapa terkilannya perasaanku ketika melihat baju dingin kulit berbagai model yang cantik-cantik dan sangat aku perlukan karena masih ada sehari semalam berada di Istanbul dan lagi dua hari dua malam melawat di Bosnia-Herzegovina yang suhunya lebih kurang sama dinginnya dengan di Turki. Ajaibnya hari pertama melawat di Istanbulaku diberi kekuatan oleh Allah SWT tahan dingin bahkan aku sangat menikmatinya walaupun di tengah hujan rintik pada suhu 11-4 darjat celcius. Aku menikmati kedinginan suhu Istanbul di hari pertama lawatan ini seperti aku alami ketika aku melawat di Guangzhou China pada Juni 2011.

Hari kedua lawatan dimulai dengan melawat ke Istana Topkapi. Masih agak awalbelum jam 9.00 pagiketika kami sampai ke depan istana, kami menunggu kira-kira 20 menit , hujan rintik turun juga karena itu ada jasa menyewakan payung, kami hanya berdiri di emperan pintu masuk dengan sabar menanti pintu istana dibuka. Ketika kami masuk tas bawaan kami discan untuk keselamatan. Kami mulai lawatan istana di koleksi alat kelengkapan perang zaman dahulu seperti baju besi, topi pelindung kepala dan muka dari kuningan, panah dan busurnya serta pedang panjang. Aku sangat tertarik dengan pedang Hongaria warna keemasan yang panjangnya kira-kira dua meter dan tebalnya kira-kira 10 cm entah berapa kg beratnya. Aku bayangkan orang yang menggunakannya mesti berbadan tingi besar dan kuat tangannya untuk menanggung dan menghayun pedang itu untuk menebas musuhnya.

Kawasan yang sangat menarik hatiku yaitu di koleksi peninggalan Rasulullah Muhammad SAW seperti janggut , serban, pedang, dan tapak kaki Rasulullah. Ya Allah moga selawat dan salam ke atasmu Ya Rasulullah yang telah berjuang dengan segala upaya menegakkan kalimah Allah untuk keselamatan umatnya dunia dan akhirat. Hati semakin sayu dan perih melihat betapa sederhanyanya baju putri Fatimah binti Muhammad dan baju Sayyidina Hussain cucunda baginda hanya kain kapas kasar tanpa pernik-pernik perhiasan untuk menunjuk-nunjuk kecantikan.

Destinasi lawatan kedua ialah masjid Biru (masjid Sultan Ahmed). Kami sampai mendekati waktu dhuhur dan harus menunggu sementara untuk diizinkan masuk ke masjid untuk menunaikan sholat dhuhur. Ada perkhidmatan plastic untuk membungkus sepatu/sandal di masjid ini, Alhamdulillah. Kami hanya melihat bangunan Aya Sophia hanya kami dari luar saja.

Selepas sholat dhuhur kami dibawa ke restoran untuk makan siang. Makan dan minumlah apa yang terhidang saja karena jika minta minuman yang tak dihidangkan seperti kopi pahit saja secangkir kertas kecil yang tak penuh harganya 3 USD. Rupanya kopi merupakan minuman eksklusif di Turki begitu juga di China, minuman panas yang terhidang hanyalah teh. Berbagai nama dan campuran minuman teh.

Kami bergerak ke selat Bosphorus untuk melayari selat ini menggunakan kapal dua tingkat, Tingkat bawah berdinding kaca untuk menjaga dari dinginnya cuaca dan bagian atas tak berdinding untuk membolehkan para penumpang menikmati pemandangan sepanjang pantai, Kami menaiki cruise dari jeti di Eminonu ke utara melalui bawah Jambatan Bosphorus pertama, dikenali sebagai Bogazici Bridge sepanjang 1,074 meter yang dibuka pada 1973.

Kami melalui bawah Jambatan Bosphorus kedua, dikenali sebagai Fateh Sultan Mehmet Bridge sepanjang 1,090 meter dibuka pada 1988. Jarak jambatan pertama dan kedua adalah lima kilometer. Selepas lebih kurang 200 meter melewati jambatan kedua, cruise kami berpatah balik.

Sepanjang perjalanan cruise di Selat Bosphorus, kami dihidangkan dengan pemandangan yang sangat cantik. Kami dapat menyaksikan bangunan unik dan bersejarah di sepanjang perjalanan seperti Bangunan Dolmabahce Palace, Rumeli Castle dan rumah di era Ottoman, Afif Pasha Mansion selain bangunan moderen.

Destinasi lawatan terakhir pada hari kedua ialah GrandBazaar . Apa yang dijual di bazaar ini hampir serupa yang dijual di pasar rempah. Di pasar ini aku hanya mengekori kawan-kawan yang asyik membeli ini dan itu karena bekal aku terbatas. Suatu ketika aku digandeng oleh pemuda yang membaca al-fatihah dan surat al-Asr menuju ke kedainya. Rupanya pemuda itu memperhatikan aku karena akulah satu-satunya pengunjung bazaar yang tak memakai baju dingin, aku dijadikan target pembeli baju dingin yang terbuat dari kulit kambing di kedainya. Sesampai di kedainya ia mengambil satu baju panjang lepas lutut berwarna hitam yang terpasang penutup kepala dan selendang kulit berwarna merah yang pas dengan badanku. Pemuda itu menyebut harganya 400USD. Wah aku tak punya duit sebanyak itu, akhirnya tanpa malu aku kata kalau aku hanya punya 200USD saja kalau boleh ya aku belilah. Pemuda itu ngomel-ngomel katanya aku dahsyat gitu, ya apa boleh buat nasibmu ketemu orang tak berduit seperti aku. Dia yang menurun-nurunkan harga dar 400, 375, 350, 300, 275, 250USD aku tak bergeming, memangnya aku tak berduit. Akhirnya baju itu ia tawarkan dengan 225USD, Alhamdulillah ini adalah hadiah terindah untukku dari kurnia Allah kepada hambaNya yang tak berduit cekak ini.

Kami dikehendaki untuk berkumpal diluar pintu satu Grand-Bazaar pada jam 3 petang karena kami harus chek-in di bandara Ataturk pada jam 6 petang untuk meneruskan lawatan dengan penerbangan ke Bosnia-Herzegovina. Hari itu adalah hari Isnin hari bekerja jadi kemungkinan terjadi macet di mana-mana. Ada di antara peserta yang keluar dari Bazaar lewat hingga jam 4.15 petang, kami yang menunggu ya merasa panic juga, Alhamdulillah berkat kesabaran dan bacaan surah al-Insyirah berterusan kami dapat melepasi kesusahan ini karena ada kemudahan proses chek-in khusus untuk kumpulan.

Bersambung ke episode kedua.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun