Berita pembunuhan di tengah kota London menggemparkan warga kota di pagi hari yang mendung. Garis polisi terpasang memblokir jalan masuk gang sebagai tempat kejadian perkara. Beberapa polisi juga nampak berjaga di lokasi agar tidak dimasuki sembarang orang dan merusak TKP, termasuk seorang pria bermantel hitam yang hendak menerobos masuk pun langsung dihalangi petugas.
Pria muda itu kemudian menunjukkan kartu identitas pada petugas, yang segera membuatnya diizinkan melewati garis polisi. Eclot berjalan menyusuri sambil mengamati jalan gang dengan cermat. Lalu berhenti di lokasi tepatnya kejadian tragis semalam. Permukaan tanah tersebut sudah digarisi kapur yang membentuk bekas jasad ditemukan.
Garis bentuk besar itu adalah tempat terakhir kali pria baya yang mabuk tewas, masih terdapat pula pecahan botol alkohol di sekitarnya. Hal ini membawa imajinasi seorang investigator bermain. Ia membayangkan bagaimana kejadian semalam bisa terjadi.Â
Kemudian ia melangkah maju, melewati dengan hati-hati supaya tidak merusak TKP. Kali ini Eclot melihat tempat tiga korban lainnya ditemukan.Â
Dari tempat ini, ia bisa melihat banyak cipratan darah di tembok, yang lantas membuatnya terbayangkan kejadian pada malam itu. Bibirnya bergerak samar, dan suara berbisik menggumamkan kalimat,Â
"Aku merasakan firasat buruk..."Â
***
Hal pertama yang Thyria rasakan adalah mencium bau darah di sekelilingnya. Lalu ia membuka matanya perlahan, dan dengan iris rubby yang berkilauan, memindai pandangan ke sekitar.
Thyria menyadari dirinya sedang berdiri di suatu tempat. Tempat di mana permukaan tanah di sejauh mata memandang, tampak tandus menghitam, bersama tubuh orang-orang yang tergeletak di mana-mana.
Thyria terkejut.Â
"Di mana ini?"