Makhluk sosial, suatu kata yang digunakan untuk menggambarkan manusia. Seorang manusia tidak mungkin hidup sendiri. Kita membutuhkan orang lain dalam kehidupan kita. Setiap manusia akan berupaya untuk berinteraksi agar dapat berbaur dengan sekitarnya.
Melalui interaksi tersebut, tidak jarang terjadi penyimpangan sosial. Penyimpangan adalah kondisi dimana masyarakat tidak menjalankan norma dan nilai sosial yang berlaku. Seseorang dianggap menyimpang ketika mereka terlihat tidak wajar. Perilaku menyimpang dapat terlihat dari hal sederhana, seperti mencontek, bolos, mencuri, dan lainnya.
Pendapat beberapa sosiolog tentang penyimpangan: menurut William Kornblum, penyimpangan tidak hanya untuk individu melainkan institusi juga. Menurut James W. Van der Zanden, perilaku menyimpang merupakan tindakan yang dianggap tercela dan diluar batas toleransi. Menurut Howard Saul Becker, Penyimpangan bukan dari tindakan melainkan konsekuensi dari sanksi orang lain.
Perilaku menyimpang yang terjadi di masyarakat dapat dikelompokkan menjadi beberapa golongan. Tindakan kriminal, seperti pencurian, penganiayaan, pembunuhan, dan lainnya. Penyimpangan, seperti lesbianisme, homoseks, sodomi, dan lainnya. Pemakaian dan pengedaran obat terlarang yang sering terjadi pada kaum remaja. Terakhir, penyimpangan dalam bentuk gaya hidup, seperti sikap arogan dan eksentrik (menyimpang dari biasanya).
Seperti yang kita tahu, penyimpangan yang bersifat negatif adalah perilaku bertindak mengikuti nilai sosial yang dipandang rendah. Dimana tindakan dan pelaku akan dicela dan ditolak oleh masyarakat. Namun, penyimpangan sosial tidak selalu bersifat negatif, ada juga yang bersifat positif. Penyimpangan positif adalah penyimpangan yang mengandung unsur inovasi, kreativitas, dan memperkaya alternatif.
Terdapat faktor pemicu terjadinya penyimpangan seorang individu. Penyimpangan dapat terjadi akibat lingkungan sekitar. Kehidupan di lingkungan yang memiliki sub kebudayaan seperti perjudian dan pelacuran dapat memicu penyimpangan. Perbedaan pandangan dengan masyarakat juga dapat menjadi pemicu hal tersebut.
Tidak terlupakan kenyataan dimana sering terjadi penyampaian pesan yang tidak sepadan antar pelaku sosialisasi. Hal ini membuat proses sosialisasi yang kurang sempurna. Seseorang akan melanggar nilai dan norma sosial yang berlaku di suatu kelompok jika ia memutuskan untuk mengikuti nilai dan norma dari kelompok lain.
Sebagai makhluk yang berinteraksi dengan sesama, sosialisasi menjadi faktor penting dalam kehidupan kita. Sosialisasi akan mempererat hubungan seseorang. Tidak hanya untuk berbaur, sosialisasi membantu seseorang memperoleh ilmu baru.
Menurut Peter L. Berger, sosialisasi adalah proses belajar seorang anak untuk menjadi anggota masyarakat. Menurut David A. Goslin, sosiologi adalah proses belajar untuk memperoleh pengetahuan nilai dan norma. Menurut Anthony Giddens, Sosialisasi adalah proses dimana seseorang belajar tentang cara hidup. Menurut Koentjaraningrat, sosialisasi adalah proses belajar kebudayaan dalam hubungan dengan sistem sosial.
Kemampuan bersosialisasi sangat dibutuhkan oleh setiap individu. Setiap kelompok masyarakat yang kita temui akan memiliki standar nilai yang berbeda. Hal ini menyebabkan seseorang dapat memiliki kemampuan untuk berbaur dengan kelompok masyarakat yang berbeda. Terdapat dua tipe sosialisasi, yaitu formal (melalui Lembaga), dan informal (masyarakat).
Terdapat pihak yang melaksanakan sosialisasi, disebut sebagai agen sosialisasi. Pada masa awal kehidupan, ada agen keluarga inti dan keluarga luas (extended family). Setelah dapat berjalan dan berbicara manusia akan berinteraksi dengan kelompok sebaya / sepermainan. Kemudian, melalui agen sekolah seseorang akan mempelajari hal baru yang tidak diajarkan keluarga. Terakhir, agen media massa terdiri dari media cetak, dan media elektronik.
Melalui penjelasan tadi, kita tahu bahwa proses sosialisasi akan menentukan sikap dan perilaku apa yang dianggap pantas di masyarakat. Melalui proses tersebut, akan berkembang nilai sosial dan norma sosial yang digunakan untuk mengontrol masyarakat. Nilai dan norma sosial harus kita tanamkan dalam sosialisasi yang kita lakukan, untuk mengontrol perilaku dan tindakan kita.
Nilai sosial dibutuhkan untuk mengarahkan masyarakat, mengawasi dan memberi kontrol atas perilaku manusia agar berperilaku sesuai. Norma sosial dibutuhkan untuk mengikat warga kelompok dalam masyarakat. Makanya hal tersebut penting untuk diajarkan sejak dini, agar manusia memiliki gambaran tentang apa yang dianggap sesuai dengan standar masyarakat.
Sebagai bagian dari masyarakat, kita tidak boleh menjadi egois dan hanya mengikuti apa yang kita inginkan. Kita harus mau menerapkan nilai dan norma sosial yang ada demi menjaga kenyamanan bersama. Tidak hanya dirimu sendiri, melainkan orang lain juga akan merasa nyaman saat berinteraksi denganmu. Jadilah bagian dari masyarakat yang peduli terhadap sesama. Marilah menerapkan nilai dan norma sosial demi kenyamanan bersama.
Daftar Pustaka
Kun Maryati dan Juju Suryawati. (2016). Sosiologi untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Esis.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H