Mohon tunggu...
Rindy Agassi
Rindy Agassi Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

New chapter, New Story. \r\nhttp://rindy-agassi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Tangan yang Tepat

17 Desember 2011   12:20 Diperbarui: 25 Juni 2015   22:08 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Selamat pagi pak.." Senyum manis sang penjaga toko menyambut ketika ayahku masuk ke salah satu toko.

Ayahku hanya tersenyum dan melihat-lihat hiasan yang dijual. Ayahku memang menjadi orang yang dihormati dan disegani, tidak hanya di perusahaan tambangnya tetapi warga sekitar juga menghormatinya. Aku juga melihat-lihat hiasan yang ada, ada cincin, kalung, ada gelas berhias emas dan perak, ada pula pajangan emas. Cukup bagus bila dilihat, apalagi dibuat dari hasil sisa tambang yang kualitasnya tidak sebagus biasanya.

Lalu aku diajak ke toko lain dan kali ini ke toko yang paling laris dan paling banyak pembelinya. Dan ternyata kali ini aku dibuat kagum oleh barang-barang yang dijual, memang benar hasil yang dibuat lebih bagus dari toko yang pertama aku datangi tadi. Misalnya saja cincin dari emas yang dibuat, begitu halus dan tidak terlihat itu dari emas sisa tambang. Belum lagi beberapa gelas dari perak yang memiliki bentuk yang indah.

Aku penasaran mengapa barang-barang disini bisa terlihat bagus dan pembuat barang-barang itu hanya berkata, "Ya mau pakai apapun buatnya ya yang lebih penting adalah siapa yang membuatnya." Aku hanya diam dan terkagum-kagum. Memang benar dengan bahan baku sisa tambang yang sama dengan toko yang sebelumnya aku kunjungi ternyata hasil di toko ini lebih bagus dan itu karena pembuatnya juga berbeda, jadi memang tergantung pada pembuatnya ternyata.

Kemudian aku kembali memutar otakku, berpikir lagi, mengapa ayahku mengajakku kesini dan mengajakku tidak hanya ke satu toko saja, dan aku juga sekilas teringat saat melihat foto album serta ingat kenanganku saat berkunjung ke perusahaan lain. Sejenak berpikir dan ternyata aku sadar bahwa ayahku bermaksud untuk memberi tahu seperti apa ayahku ini, menegaskan bagaimana sosok seorang ayahku ini. Ini menjadi pembelajaran yang sungguh luar biasa bagiku tentunya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun