Mohon tunggu...
Rindu Istu Rini
Rindu Istu Rini Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa - Hubungan Internasional UPN Veteran Yogyakarta

"Beauty enthusiast"

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

ASEAN Way: Solusi atau Tantangan dalam Sengketa Laut China Selatan?

8 Desember 2024   22:48 Diperbarui: 8 Desember 2024   23:25 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Laut China Selatan merupakan kawasan strategis dengan nilai geopolitik dan geoekonomi yang tinggi. Kawasan ini menjadi jalur perdagangan internasional yang vital dan kaya akan sumber daya alam seperti minyak, gas alam, dan kekayaan perikanan.

Kekayaan alam seperti cadangan minyak bumi sebesar 11 miliar barel, gas alam hingga 190 triliun kaki kubik (TcF), dan kekayaan perikanan. Letaknya yang strategis tersebut telah menjadikannya jalur pelayaran bernilai lebih dari 5 triliun dolar AS per tahun.

Beberapa negara ASEAN dan China saling berebut wilayah Laut China Selatan dengan alasan dari hukum internasional hingga klaim sejarah. Sengketa yang berlangsung selama beberapa dekade ini tidak hanya memengaruhi stabilitas kawasan ASEAN, tetapi juga mempengaruhi hubungan antarnegara yang telah menjadi salah satu isu geopolitik paling kompleks di dunia.

ASEAN Way sebagai pendekatan khusus oleh ASEAN dalam pengambilan keputusan dan penyelesaian masalah. Pendekatan ini mengutamakan diskusi, dialog tertutup, dan konsensus, dan setiap negara anggota diperlakukan setara. 

Prinsip utama ASEAN Way meliputi non-intervensi, larangan penggunaan kekuatan (non-use of force), quiet diplomacy, dan pengambilan keputusan berdasarkan konsensus. Prinsip non-intervensi mengharuskan keputusan tentang suatu masalah di negara anggota dilakukan dengan persetujuan negara tersebut, tanpa campur tangan dari negara lain. 

Quiet diplomacy memungkinkan isu sensitif diselesaikan secara tertutup melalui dialog pribadi, bukan secara terbuka, untuk menjaga stabilitas hubungan antarnegara. Prinsip larangan penggunaan kekuatan memperkuat hubungan yang bersifat kekeluargaan di ASEAN, di mana dialog dan negosiasi damai diutamakan dalam penyelesaian konflik.

ASEAN Way berperan penting dalam menjaga stabilitas dan perdamaian di Asia Tenggara. Pendekatan ini berakar dari prinsip-prinsip dalam Treaty of Amity and Cooperation in Southeast Asia (TAC), yang menekankan penghormatan terhadap kedaulatan.

ASEAN Way dianggap sebagai hasil kesamaan budaya masyarakat ASEAN dengan ciri informal dan fokus pada konsensus. Norma harmoni, kepekaan, non-konfrontasi, dan kesediaan berdamai membuat konflik terbuka antaranggota sulit terjadi.

Keunggulan ASEAN Way adalah fleksibilitas pendekatan dan kemampuannya menciptakan harmoni antarnegara. Sistem konsensus memastikan tidak ada negara yang merasa didominasi atau diabaikan dalam keputusan yang diambil.

Lautan China Selatan yang terletak pada wilayah yang sangat strategis ini memiliki potensi yang besar dalam pemanfaatannya untuk negara disekitarnya. Seperti pemanfaatan dalam segi ekonomi, segi politik, segi pertahanan nasional, dan lain-lain. 

Negara yang berada disekitar Laut China Selatan ini adalah China, Taiwan, Indonesia, Filipina, Brunei Darussalam, Malaysia, dan Vietnam. Oleh karena itu, banyak negara yang mengklaim Laut China Selatan sebagai wilayah negara mereka. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun