Mohon tunggu...
Fransiska Rina Milansi
Fransiska Rina Milansi Mohon Tunggu... -

ibu rumahtangga yang suka nulis karena ga hobby curhat...

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Mumpluk...(Perempuan)

20 Juni 2012   14:00 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:44 736
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Plukkk........bantal kursi mendadak jatuh menimpa punggung, menyodok tawa yang terdengar garing, hakhakhak.................................................................

Ia meregangkan tubuhnya yang kaku oleh keharusan. Pada kemerdekaan yang tak bias direngkuh dengan semestinya.Ketika ratusan kubik air yang telah ia kotori untuk membuat kebahagiaan yang dicintainya terwujud sempurna.ketika kelelahan yang diabaikannya mulai merajuk, menggelitiki sendi-sendi ototnya yang mulai rapuh dimakan usia.

“lebih baik daripada tidak dianggap sama sekali”

“kamuflase!”

“ini kenyataan”

“Tapi berlebihan”

“Ya, mungkin.....hhh...”

Matahari selalu terbit di pagi hari dan tenggelam sore harinya.Dan memang demikianlah seharusnya.Maka hidup pun akan berjalan seperti seharusnya. Kadang senang dan kadang sedih, kadang kurang kadang lebih.Dan kadangkala harus mengalah pada kehidupan.Agar hidup berjalan lancar dan tenang.

Diseruputnya segelas air putih dari teko, air mentah yang direbus lalu didinginkan olehnya seperti masa kecilnya dulu, seperti masa kecil ibunya dulu, seperti masa lalu neneknya dan mungkin juga moyangnya dulu.Hanya bedanya dulu air bening itu dari sumurnya yang tak pernah kering, yang selalu ditimbanya setiap pagi sembari berolahraga.Tapi sekarang adalah air pam yang mengucur dari kran berbayar yang kadang berbau kaporit dan tak jernih.Perempuan lain didepannya terus melotot dengan heran memperhatikancaranya minum dan yang diminumnya.

“enak yang dingin bisa membuat pikiran adem”

“halah”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun