“sadis...!!!”
“kenyataan.....”
“Hhhh.........”
“Hmmmmm”
“kau terlampau memfitnah kata-kata”
“kau belum terfitnah kata-kata”
“Mungkin juga aku terlena oleh kata-kata”
Kertas kecil itu mulai menggeliat lemah, tubuhnya sudah penuh oleh taburan abjad dan tanda baca, yag berbaris membentuk kata-kata, yang lalu terhimpun dalam paragraf-paragraf yang kemudian berjejalan kehabisan tempat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!