Mengapa harus bertanya-tanya 'kenapa'? Sebab ada hati yang membutuhkan kepastian, ada perasaan yang meski diperjuangkan, dan karena usia yang tak lagi muda.Â
Siapa yang tidak merasakan sakit, ketika sudah diminta menunggu, lalu dikhianati?Â
Â
Kuseduh kembali kopi-ku yang sudah mulai dingin. Rasanya sama saja, meski lebih nikmat jika dinikmati ketika masih panas.Â
Kutarik nafasku perlahan. Ada sakit yang masih menganga di sana. Sepagi ini, aku harus bergelut dengan perasaan kesal sendiri kepada oranglain.Â
Â
Ah, menyebalkan.Â
Jalanan sudah mulai ramai. Hilir mudik melintasi jalanan. Tidak ada yang mengendarai dengan santai. Semuanya terburu-buru seperti sedang dikejar setan..
Â
Sudahlah. Aku hendak menikmati kopi-ku saja pagi ini. Dengan rasa pahitnya yang ringan. Tidak seperti beban hidup yang pahitnya tingkat atas.Â
Â