Mohon tunggu...
Rinduanita Wally
Rinduanita Wally Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Mahasiswa Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Gadjah Mada

Seorang ibu rumah tangga dan PNS di Prov. Papua Pegunungan yang mencintai traveling, buku dan musik. saat ini sedang menikmati indahnya lika liku sekolah magister di Fakultas Kesehatan Masyakarat Universitas Gadjah Mada

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Tangis Danau Sentani : Jeritan Alam di Kaki Pegunungan Cycloop

6 September 2024   14:40 Diperbarui: 25 September 2024   08:46 176
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ANTARA Foto/Zabur Karuru

Seorang ibu rumah tangga yang tinggal di kampung Ayapo, sebuah pulau di tengah danau Sentani, bercerita bahwa anak-anaknya sering terkena penyakit gatal – gatal (dalam bahasa lokal disebut “Kaskado”) setelah mandi di danau. "Kami tahu airnya kotor, tapi mau bagaimana lagi? Air bersih dari sumur sangat sulit didapat, dan kami tidak punya pilihan lain selain pakai air danau," katanya dengan nada prihatin. Kurangnya akses terhadap air bersih menjadi masalah besar bagi masyarakat sekitar Danau Sentani, dan pencemaran air akibat banjir hanya memperparah kondisi tersebut.

Upaya Pemerintah dan Tantangan di Lapangan

Pemerintah daerah dan berbagai instansi terkait telah berusaha untuk mengatasi masalah pencemaran ini. Beberapa program penghijauan kembali hutan di Pegunungan Cycloop sudah mulai dilaksanakan, serta pembangunan tanggul dan saluran air untuk mengurangi dampak banjir. Namun, upaya ini masih menghadapi banyak tantangan, terutama karena kurangnya kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga lingkungan dan kebiasaan membuang sampah sembarangan ke sungai.

Selain itu, penegakan hukum terhadap pelaku perusakan hutan dan pembalakan liar juga masih lemah. Banyak kawasan hutan di sekitar aliran sungai yang mengalami deforestasi tidak mendapatkan perlindungan yang memadai, sehingga banjir terus terjadi dan memperparah pencemaran air di Danau Sentani.

Saran dan Solusi untuk Pemerintah dan Masyarakat

Untuk mengatasi masalah pencemaran air Danau Sentani akibat kerusakan aliran sungai oleh banjir, dibutuhkan langkah-langkah konkret dan berkelanjutan. Berikut beberapa saran yang dapat dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat:

  • Penghijauan dan Rehabilitasi Hutan di Pegunungan Cycloop Pemerintah daerah harus melanjutkan program reboisasi di kawasan Pegunungan Cycloop. Dengan menanam kembali pohon di area yang rusak, kapasitas tanah untuk menyerap air dapat kembali, sehingga risiko banjir dapat dikurangi. Selain itu, masyarakat setempat juga perlu dilibatkan dalam program penghijauan ini, agar mereka merasa memiliki tanggung jawab untuk menjaga lingkungan.
  • Pembangunan Infrastruktur Pengendali Banjir Pembangunan tanggul dan sistem drainase yang baik sangat diperlukan untuk mengurangi dampak banjir di daerah aliran sungai yang menuju Danau Sentani. Pemerintah daerah perlu mengalokasikan anggaran yang memadai untuk pembangunan infrastruktur ini, serta memastikan pemeliharaannya dilakukan secara rutin. 
  • Edukasi dan Kesadaran Lingkungan Penyuluhan kepada masyarakat tentang pentingnya menjaga kebersihan sungai dan tidak membuang sampah sembarangan perlu digalakkan. Pemerintah bisa bekerja sama dengan sekolah, lembaga swadaya masyarakat (LSM), dan tokoh masyarakat untuk memberikan pendidikan lingkungan secara berkelanjutan.
  • Penegakan Hukum Terhadap Pengerusak Hutan Pemerintah harus memperketat penegakan hukum terhadap pembalakan liar dan perusakan hutan di Pegunungan Cycloop. Sanksi yang tegas akan menjadi pelajaran bagi pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab, sehingga kerusakan hutan dapat diminimalisir.

Pencemaran air Danau Sentani akibat kerusakan aliran sungai oleh banjir merupakan masalah serius yang memerlukan perhatian dari berbagai pihak. Baik pemerintah, masyarakat, maupun lembaga terkait perlu bekerja sama untuk menjaga dan memulihkan kelestarian lingkungan di sekitar danau ini. Jika dibiarkan, dampak pencemaran ini akan semakin buruk, mengancam kehidupan ekosistem dan kesehatan masyarakat yang bergantung pada danau tersebut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun