Aku tergelak, “Und Ich haette gerne, dass du an mich so erinnerst.” Dan aku pun menyeruput minuman yang masih hangat itu.
Suara bel berbunyi. Aku dan Pandan pun melongok ke jendela, ingin tahu siapa rupanya yang datang ditengah hujan salju begini. Ternyata suamiku baru pulang dari kantor, dia sedang menggotong sepeda menuruni tangga menuju Keller. Tumpukan salju tipis ada di atas helm, bahu dan tas punggungnya. “Ah Ayah sudah pulang,” seru Pandan.
Awalnya Pandan bergegas ingin membukakan pintu, tapi lalu ia berbalik dan bertanya padaku agak ragu-ragu. “Mmmm, mulai sekarang bolehkah Pandan yang buatkan Wedang Lombok untuk Ayah dan Ibu?”
“Jawohl!” kataku senang.
“Bagaimana kalua Pandan tambahkan irisan daun pandan ke dalamnya? Wedang Lombok Mbak Pandan judulnya?” katanya sambil berjingkrak menuju dapur.
Aku tersenyum. Boleh jadi, aku sudah menularkan romantisme manisnya kenangan akan kasih sayang kepada anak gadisku.
Glosarium
“Sind Sie kalt?” = “Apakah Ibu kedinginan?”
“Sie koennen es trinken. Es ist einfach praktisch” = “Ibu bisa minum itu. Sungguh praktis”
“Sie sind ein einsamer Romantiker, das tut niemand mehr, wissen Sie?” = “Ibu seorang romantik sendirian, tak ada orang semacam itu lagi, taukah Ibu?”
“Und Ich haette gerne, dass du an mich so erinnerst” = “Dan aku sangat menginginkan, engkau mengingatku seperti itu”