Mohon tunggu...
Rindo Sinaga
Rindo Sinaga Mohon Tunggu... Akuntan - ancora imparo

Lebih banyak mendengar daripada berucap

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Ihan (Spesies Endemik di Danau Toba yang Terancam Punah)

25 November 2013   15:45 Diperbarui: 4 April 2017   18:06 1103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sumber : batakone.wordpress.com

Ihan (ikan batak) merupakan jenis ikan tawar sumatera yang hanya terdapat di sekitar perairan danau toba. Ikan Ihan yang mempunyai nama latin Neolissochillus Thienemanni sumatranus termasuk ke dalam kerabat Ikan Mas (Cyprinus carpio).

Habitatnya adalah perairan jernih dan deras, tentu berbeda dengan ikan mas atau ikan lele yang bisa hidup di air yang agak keruh. Diperairan danau toba sendiri, saat ini Ikan Ihan sudah jarang ditemukan, penyebabnya adalah habitatnya yang rusak (kondisi danau toba yang semakin memprihatinkan). Oleh karena sudah jarang ditemui, maka oleh IUCN Red List of the Threatened Species, Ikan Ihan diklasifikasikan ke dalam kelompok terancam/Vulnerable (http://www.iucnredlist.org/search?page=138). Saat ini, Ikan Ihan bisa ditangkap di muara muara sungai yang mengalir ke danau toba dan berair jernih.

Ihan ini mempunyai nilai ritual atau keadatan yang tinggi bagi masyarakat toba, karena biasanya peruntukannya hanya untuk acara tertentu. Biasanya Ikan Ihan digunakan untuk pesta adat masyarakat toba. Dengan acara ritual tertentu diyakini Ikan Ihan ini dapat membawa rejeki. Mungkin karena nilai ritualnya yang sangat tinggilah yang menyebabkan harga ikan ini lumayan mahal dibanding ikan-ikan lainnya. Karena biasanya Ikan Ihan tidak bisa ditawar, harganya adalah harga mati. Oleh karena itu, berapapun harga yang dipatok oleh si penjual, sipembeli tidak bisa menawar.

Dengan status yang Vulnerable tersebut pemerintah daerah setempat semestinya memberikan perhatian lebih terhadap pengembangbiakan Ihan, dengan begitu Ihan tetap terjaga kelestariannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun