CARA MEMBUAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA AGAR MENJADI MENGASYIKKAN
Menurut Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003, pembelajaran adalah proses hubungan peserta didik dengan pengajar dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah. Matematika adalah pelajaran yang wajib diberikan untuk semua siswa mulai dari sekolah dasar hingga ke perguruan tinggi. Oleh karena itu siswa bisa berpikir secara logis, analitis, sistematis, dan kritis. Mata pelajaran matematika secara umum dipandang oleh siswa sebagai mata pelajaran yang sulit. Maka dalam pembelajaran matematika kurang tepat apabila dilakukan dengan cara menghafal, melainkan harus dengan benda atau media pembelajaran yang nyata, menarik, efektif, efisien. sehingga siswa bisa memahami pembelajaran matematika dengan mudah.
Pembelajaran matematika menurut Shelly Dole and R.. J. Wright, memiliki lima tujuan, antara lain: belajar untuk berkomunikasi, belajar untuk bernalar, belajar untuk memecahkan masalah, belajar untuk mengaitkan, dan pembentukan sikap positif terhadap matematika. Semua itu lazim disebut mathematical power (daya matematika). Membuat suasana dan menyusun model pembelajaran matematika yang mengasyikkan, sangatlah diinginkan siswa agar proses belajar mengajar matematika menjadi lebih menarik, sehingga matematika yang beranggapan bahwa pelajarannya menakutkan dan membosankan, bisa sedikit demi sedikit hilang dari pikiran siswa, sehingga pembelajaran matematika menjadi pembelajaran yang di sukai oleh semua orang.
Pembelajaran yang mengasyikkan adalah pembelajaran dimana dalam proses mengajar tersebut terwujud oleh suasana dimana siswa tidak takut untuk salah dalam menjawab soal, tidak takut ditertawakan oleh teman-teman, tidak dianggap sepele, berani mencoba dan berani berbuat, berani bertanya dan berani mengeemukakan pendapat serta yang paling utama adalah berani mempertanyakan gagasan orang lain. Dalam proses pembelajaran yang mengasyikkan tersebut, guru dan siswa dituntut sama-sama aktif dalam proses pembelajaran. Pada saat mendengarkan kata matematika kebanyakan orang akan merasakan sesuatu yang menakutkan. Mereka akan membayangkan angka-angka yang rumit dan sulit dijawab. Terbayang rumus-rumus yang sulit dihafal dan dipahami. Matematika juga sering dipahami sebagai sesuatu yang mutlak sehingga beranggapan tidak ada kemungkinan cara menjawab yang berbeda terhadap suatu permasalahan tersebut.
Banyak mitos mengenai matematika. Mitos pertama, matematika adalah ilmu yang sangat sulit dipahami sehingga hanya sedikit orang yang atau siswa dengan IQ minimal tertentu yang mampu menyelesaikannya. Mitos kedua, matematika adalah ilmu hafalan dari sekian banyaknya rumus yang ada di dalam matematika. Mitos ketiga, matematika selalu berhubungan dengan kecepatan dalam berhitung. Mitos keempat, matematika adalah ilmu abstrak dan tidak berhubungan dengan dunia nyata. Sedangkan mitos kelima menyebutkan, matematika adalah ilmu yang membosankan, kaku, dan tidak rekreatif.
Untuk mengatasi hal ini, yang sangat berperan penting adalah pendidik ataupun guru, yang harus bisa mengganti metode pembelajaran untuk siswa dalam proses belajar mengajar tanpa melupakan tujuan jangka pendek dan jangka panjang pembelajaran matematika. Oleh karena itu, ada tujuh metode belajar matematika yang asyik dan menyenangkan, yaitu: (1) belajar di tempat yang terbuka, (2) belajar dengan cara bermain, (3) mempelajari trik-trik matematika, (4) menggunakan alat peraga yang menarik, (5) jadikan siswa sebagai teman belajar, (6) gunakan model pembelajaran yang bervariatif, dan (7) jadilah pengajar yang diinginkan oleh siswa. Mengenai metode yang ketujuh, pengajar yang diinginkan oleh siswa dimaksudkan sebagai berikut:
1. Pengajar yang menguasai mteri pelajaran.
2. Dalam mengajar pengajar selalu mengunakan strategi pembelajaran aktif, inovatif, kreatif dan menyenangkan (PAIKEM).
3. Pengajar yang mampu membuat kondisi belajar mengajar yang kondusif.
4. Menjadi pengajar yang mengasyikkan bagi siswanya.
5. Menyelengi pembelajaran dengan membuat game agar tidak bosan.
6. Pengajar yang memahami gaya belajar anak.
7. Pengajar yang selalu berpenampilan menarik dan murah senyum serta sabar.
8. Memberikan penghargaan kepada siswa.
9. Pengajar yang Up To date.
10. Pengajar yang mendidik dengan sepenuh hati.
Perhatikan kurikulum matematika disekolah, pengajar dituntut untuk menguasai konsep atau materi matematika diantaranya: (1) persamaan linear, tidak persamaan linear, variabel dan pernyataan-pernyataan aljabar, (2) bentuk-bentuk fungsi dan grafiknya, (3) geometri dan trigonometri, (4) probabilitas, (5) statistik dan analisis data, (6) barisan dan deret, (7) teori bilangan, (8) matriks dan vektor, (9) irisan kerucut, (10) kalkulus, (11) matematika diskrit, (12) geometri non-euclid, dan (13) argumentasi dan bukti. Matematika bukan hanya fakta dan prosedur, matematika termasuk juga konsep, hubungan, dan pola-pola. Matematika ada juga dalam bentuk permainan, bahasa, dan seni. Semuanya saling terhubung, bahkan sering dalam berbagai cara tidak terduga. Oleh karena itu, aspek-aspek dalam pembelajaran matematika tersebut di atas sangat diperlukan agar berguna dalam kepandaian yang diharapkan dapat diperoleh dalam belajar matematika guna menguatkan daya matematika, seperti belajar dalam komunikasi, belajar dalam berpikir kritis, belajar dalam menciptakan ide-ide baru, dan sebagainya.Â
Agar tujuan pembelajaran matematika terlaksana dengan optimal, maka harus diupayakan agar siswa lebih mengerti dan memahami materi yang diajarkan dibandingkan harus mengejar target kutikulum tanpa dibarengi pemahaman materi. Pembelajaran yang berorientasi pada siswa ini diantaranya dapat dilakukan dengan cara pendampingan siswa satu per satu atau perkelompok. Penjelasan materi dan contoh penyelesaian soal diberikan di depan kelas secara klasikan, setelah itu pada saat siswa mengerjakan soal, maka guru berkeliling untuk mencermati siswa secara individual. Dengan demikian, siswa yang mempunyai pemahaman yang kurang akan mendapatkan perhatian lebih dibandingkan dengan siswa yang lebih mudah dalam memhami pelajaran. Selain itu proses pembelajaran matematika juga diinginkan menetapkan berbagai macam media pendukung lainnya, sehingga siswa akan lebih mudah memahami konsep dalam proses pembelajaran matematika. Penggunaan lingkungan sebagai sumber belajar juga sangat diharapkan supaya siswa merasa lebih gembira dan dengan rasa senang dalam pembelajaran matematika, maka akan di sukai dan diinginkan oleh semua siswa dalam mempelajari matematika.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H