Mohon tunggu...
Rindiantika Putri
Rindiantika Putri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Haii teman-teman saya Rindiantika Putri mahasiswi dari Universitas Gunadarma jurusan Teknik Industri, saya menyukai hal-hal yang membahas tentang dunia kecantikan.

Selanjutnya

Tutup

Beauty

"Cantik" selalu nomor satu? This is Beauty Privilege is Real

4 Januari 2024   00:45 Diperbarui: 12 Januari 2024   10:32 404
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Siapa sih yang ga pernah dengar kata "beauty privilege" ? mungkin sebagian besar orang atau bahkan dari setiap kalangan udah ga asing lagi sama kata tersebut. Beauty privilege itu dimana seseorang di anggap cantik sesuai dengan standar orang yang menilainya, seseorang yang di anggap cantik pasti mendapatkan perlakuan yang lebih baik dalam banyaknya aspek kehidupan. 

Seperti kesempatan dalam pekerjaan ataupun perlakuan yang "spesial" di lingkungan sosial. Tetapi bagi sebagian orang merasa di rugikan dengan istilah tersebut, karena banyak juga yang mendapatkan sesuatu dengan cara cuma-cuma dikarenakan dia mendapatkan gelar "beauty privilege". 

Bahkan seseorang yang bekerja keras untuk mendapatkan sesuatu pun bisa aja kalah dengan seseorang yang di anggap sempurna oleh masyarakat. Ini sangat tidak adil bukan? merasa gagal dengan usahanya sendiri, bahkan menyebabkan seseorang menjadi insecure dengan dirinya sendiri. 

Hal ini dapat menjadi beban, karena standar kecantikan yang tidak realistis dan terus menerus diperlihatkan di media menyebabkan tekanan terhadap seseorang untuk mencapai standar itu. Banyak sekali dampak negatif yang disebabkan, seperti kurangnya rasa percaya diri, bahkan kesehatan mental. Tetapi sangat disayangkan sekali, pada kenyataannya cantik itu selalu menang dan di bangga-banggakan, beauty privilege itu benar adanya. 

Padahal setiap orang punya standar kecantikannya masing-masing dengan porsi yang berbeda. Seharusnya kecantikan itu tidak di nilai dari fisiknya aja, tetapi dari dalamnya atau inner beauty seperti personalitynya. Contohnya bersikap menghargai diri sendiri, mencintai diri sendiri, bersyukur apa yang telah diberi oleh sang pencipta, dan bersikap sopan santun kepada orang lain. Dengan cara seperti itu, orang lain akan menilai bukan tentang fisik kita aja, tetapi menilai berdasarkan sikap baik kita kepada orang lain. Hal tersebut kita membawa dampak positif kepada kalangan masyarakat. 

Cantik itu relatif, kecantikanmu bisa membawa petaka jika kamu menyalahgunakan kecantikanmu tersebut. So, ayo kita saling menghargai diri sendiri, jadilah diri sendiri, tidak usah mengikuti standar kecantikan yang membuat kita tidak nyaman. Cintailah diri kita sendiri, kalau bukan dimulai dari diri sendiri, lalu siapa yang akan menghargai diri kita? Kamu cantik, dengan kesederhanaan yang kamu punya! 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Beauty Selengkapnya
Lihat Beauty Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun