Mohon tunggu...
Rindi Meliyantika
Rindi Meliyantika Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas sultan Ageng Tirtayasa

Mahasiswa S1 Ilmu Perikanan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

3 Peluang Inovasi Mikroalga

5 Desember 2022   09:46 Diperbarui: 5 Desember 2022   09:57 352
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Organisasi kesehatan dunia (WHO) mengestimasi bahwa 80% Indonesia dan mempunyai potensi tinggi dalam memanfaatkan mikroalga. Mikroalga kaya akan sumber karbohidrat, protein, enzim dan serat. 

Di samping itu mikroalga mengandung vitamin dan mineral seperti vitamin A,C,B1,B2,B6, niasin, iodin, kalium, besi, magnesium dan kalsium. Mikroalga adalah jenis rumput laut atau alga yang berukuran mikroskopis. Diperkirakan bahwa 40% fotosintesis secara global dilakukan oleh mikroalga. 

Mikroalga mudah dibudidayakan, tidak memerlukan area yang terlalu luas, dan pemanenan bisa dilakukan setiap hari. Beberapa  spesies dari mikroalga yang berpotensi untuk dibudidayakan adalah Spirulina sp., Chlorella sp., dan Porphyridium sp.. Dari ketiga jenis mikroalga tersebut, inovasi apa saja yang dapat diciptakan? Berikut produk inovasi yang dapat diciptakan dari mikroalga.

Minyak Goreng dari Chlorella sp.

Diperkirakan mikroalga mampu menghasilkan minyak 200 kali lebih banyak dibandingkan dengan tumbuh-tumbuhan penghasil minyak (kelapa sawit, jarak pagar, dll) pada kondisi terbaiknya. 

Dilihat dari nutrisinya, kandungan mikroalga antara lain protein, karbohidrat, minyak nabati (lipid), mineral, dan asam nukleat. Metode ektraksi minyak mikroalga yang dapat  digunakan adalah metode Microwave Assisted Extraction (MAE). MAE merupakan teknik untuk mengekstraksi bahan-bahan terlarut di dalam bahan tanaman dengan bantuan energi gelombang mikro. 

MAE memiliki beberapa kelebihan lain, diantaranya adalah waktu ekstraksi yang lebih singkat, konsumsi energi dan pelarut yang lebih sedikit, akurasi dan presisi yang lebih tinggi, dan setting peralatan yang menggabungkan fitur soxhlet dan kelebihan dari mikrowave. Berdasarkan uji GC-MS, minyak mikroalga hasil ekstraksi mengandung asam oleat, yang merupakan asam lemak tidak jenuh rantai panjang.

Coklat Spirulina sp. 

Seiring berkembangnya ilmu pengetahuan, semakin banyak pula jenis bahan yang digunakan dalam pembuatan cokelat batang, baik dari bahan baku maupun campurannya. 

Salah satu perkembangan ilmu pengetahuan yang dapat diaplikasikan ke dalam produk cokelat batang ialah teknologi fortifikasi penambahan Spiriluna sp. dengan tujuan menghasilkan produk cokelat batang yang memiliki nilai gizi lebih baik. Fortifikasi ini dapat  meningkatkan nilai gizi pada cokelat batang yaitu dengan memperkaya dengan kandungan provitamin A yang dibutuhkan bagi anak-anak, yang merupakan konsumen utama penggemar cokelat batang.

Porphyridium sp.  sebagai Bahan Baku Bioplastik Masa Depan

Bioplastik membentuk hampir 331.000 ton pasar plastik secara global. Pendorong untuk pasar yang berkembang ini adalah adanya plastik biobased dan non-biodegradable, seperti sebagai PET dan PE. Polisakarida dari mikroalga memungkinkan produksi plastik industri. Bioplastik dapat diproduksi dengan memanen biomassa menjadi bubuk sebelum dicampur dengan polimer. 

Porphyridium cruentum, dikenal karena produksi polisakarida yang tinggi. Mikroalga Porphyridium cruentum dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku dalam polimerisasi polietilena, contohnya plastik biobased polietena. Monomer etilena dihasilkan dari etanol yang diproduksi oleh mikroalga. Etilena, yang merupakan komponen utama di sebagian besar plastik, dapat diproduksi dengan hasil tinggi berbagai metode seperti pirolisis katalitik mikroalga. 

Adapun tantangan untuk proses bioplastik yang saat ini masih menjadi pertimbangan adalah biayanya yang tinggi, sifat biodegradabilitas yang kemungkinan kontaminasi dengan plastik konvensional di lokasi daur ulang, pengurangan bahan baku jika bioplastik dibuat dari tanaman pangan dan kendala ekonomi dalam mengantarkan bioplastik ke pasar.

Sumber Referensi:

Barqi WS. 2014. Pengambilan minyak mikroalga Chlorella sp. dengan metode microwave assisted extraction. Jurnal Bahan Alam Terbarukan. 3(1): 34-41.

Negara HP, Lelana IY,  Ekantari N. 2014. Pengkayaan -karoten pada cokelat batang dengan penambahan Spirulina platensis. Jurnal Perikanan Universitas Gadjah Mada. 16(1): 17-28.

Priyadarshani I. & Rath B. 2012. Commercial and industrial applications of micro algae -- A review. Journal Algal Biomass Utilization. 3(4) : 89--100

Shuhaili F. 2020. Carbon Dioxide Uptake by Microalgae Chlorella vulgaris and Porphyridium purpureum and Its Development towards Bioplastics Production. Tesis. UK: University of Sheffield.

Ditulis oleh: 

Rindi Meliyantika, Aini Rostiati, Lilis Suryaningsih, Nilam Sari, Tasqia Siti Nurul Samsa Hadi, dan Johariah

Mahasiswa S1 Ilmu Perikanan Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Dosen Pengampu: Devi Faustine Elvina Nuryadin,S.Pi.,M.Si

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun