Mohon tunggu...
Rindah Susiana
Rindah Susiana Mohon Tunggu... Guru - Ibu Pembelajar dan Pemerhati Anak

Pengelola di PAUD Rumah Balita Cerdas Yogyakarta sejak tahun 2010 sampai sekarang.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

5S Karakter Spiritual Guru PAUD

27 Maret 2020   01:47 Diperbarui: 10 April 2020   20:48 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pendidikan anak usia dini (PAUD) merupakan salah satu bentuk satuan pendidikan yang diselenggarakan dengan tujuan untuk memfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan anak usia 0-6 tahun secara menyeluruh yang menekankan pada pengembangan seluruh aspek kepribadian anak.

PAUD pendidikan non formal ini, menjadi sangat penting keberadaannya karena memiliki tujuan untuk membangun dan menciptakan generasi penerus yang berkwalitas di masa mendatang dan sebagai bentuk upaya optimalisasi potensi keemasan anak artinya mampu sebagai peletak dasar nilai-nilai karakter anak bangsa.

Rasa syukur saya sampai hari ini diberikan kesempatan menjadi guru PAUD dan rasa bangga yang tidak bisa diuraikan dengan kata-kata. Setiap ibu memiliki fitrah kelembutan, kesabaran, dan penuh kasih sayang, hal ini menjadi modal utama saya, karena ibulah yang mampu menjadi contoh atau panutan, ibu harus mampu menjadi guru, pelatih, model untuk anaknya. 

Tidak berhenti sampai disitu, ibu juga harus mampu menjadi penyeimbang hal negatif yang terjadi pada lingkungan. Namun tidak semudah membalikkan tangan, seorang guru PAUD disamping wajib memiliki 4 kompetensi dasar (profesional,  nilai sosial, akademik, personality) yang menonjol  menurut pengalaman dan riset saya sebagai pengelola PAUD, saya temukan 5S nilai karakter spiritual yang menonjol adalah sebagai berikut ;

1. Sabar

Menjadi guru itu sudah beridentik dengan seseorang yang penyabar, manakala seorang guru tidak penyabar bagaimana ia dapat melakukan proses sebagai peletak nilai karakter pada anak. 

Sedangkan meletakkan sebuah nilai itu harus komprehensif, dan harus melalui pembiasaan, step by step, benar-benar harus melalui sebuah proses. Tidak akan berhasil pendidikan karakter jika berorientasi pada hasil, dan melalui pendekatan observasi maka hal ini dibutuhkan sifat penyabar.

2. Semangat

Lawan dari semangat adalah malas, hallo adakah seorang guru yang malas ? Rasanya tidak ada ya. Mengingat kompetensi dasar, membuat perencanaan dan penilaian saja sangat menyita waktu, bagaimana ia sempat bermalas-malasan. Dan satu motto dari saya guru semangat akan menghasilkan anak yang hebat.

3. Sayang

Guru yang banyak membawa cinta, seperti yang sudah pernah saya tuliskan pada artikel pertama saya, jika guru banyak cinta maka guru akan mudah membagikan cintanya pada muridnya. Nah tak ada alasan lagi, bahwa guru penyayang siswa akan nyaman bersama guru di sekolah. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun