Mohon tunggu...
Rinda Gusvita
Rinda Gusvita Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Institut Teknologi Sumatera

MSc on Agro-industry Technology. Saya philantropist yang senang membaca, jalan-jalan, berjuang untuk eco-friendly lifestyle, memetik pelajaran dari mana pun kemudian membagi-bagikannya. Bisa kontak saya di rindavita@gmail.com atau keep in touch lewat akun media sosial dan www.rindagusvita.com. Selamat membaca!

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Adakah Warga Bandar Lampung Peduli akan RTH di Kotanya?

18 April 2016   22:55 Diperbarui: 18 April 2016   23:20 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kembali lagi ke acara talkshow di RRI.

Sebenarnya ini bukan kali pertama saya bicara di radio. Dulu, saya pernah bicara di talkshow interaktif di Star FM tentang pengelolaan sampah. Kebetulan waktu itu program kerja anggota WALHI memang sedang fokus pada sampah pesisir kota di Bandar Lampung. Respon yang saya terima saya pikir nggak seantusias talkshow kami di RRI.

Awalnya saya memang agak ragu (baca: minder) karena pendengar RRI menurut saya adalah orang-orang well educated yang mendengarkan radio di mobil atau di rumah sembari ngopi pagi menjelang pergi ke kantor. Tapi saya kemudian merasa sangat yakin bahwa talkshow itu akan sangat berdampak, karena kita menyasar orang-orang well-educated yang lebih bisa menerima ajakan tanpa harus ada iming-iming. *if you know what I mean* Para pendengar cukup berpikir, kemudian jika ada silang pendapat, kita bisa berdiskusi. Mana tau kita justru mendapat masukan yang sangat berarti, kan?

Ternyata keraguan saya justru berbuah optimisme. Saya jadi semakin bersemangat, dan satu jam talkshow saya pikir kurang. Begitu pun menurut Kak Herry, Bang Ferry dan Mbak Niken. Ke depan kami berharap untuk bisa lebih matang lagi dalam meramu konsep dan isi dari talkshow yang digelar. Utamanya adalah kampanye dan ajakan positif untuk senantiasa membiasakan diri, keluarga dan masyarakat sekitar kita untuk aware terhadap permasalahan lingkungan dan ancamannya terhadap masa depan generasi penerus berjenis manusia itu sendiri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun