Judul Buku : Catatan Sang Mantan Jomblo, Menjemput Jodoh Idaman
ISBN : 9786020251479
Penulis : Fathonah Fitrianti
Kategori : Motivasi Islami
Editor: N. Luky Andari
Tebal : viii + 109 halaman
Dimensi : 14 x 21 cm
Tipe : Soft cover
Penerbit : PT Elex Media Komputindo
Harga: Rp. 28.800,-
Terbit: Cetakan Pertama 27 Oktober 2014
“’Cause all of me/Loves all of you/Love your curves and all your edges/All your perfect imperfections/Give your all to me/I'll give my all to you"
John Legend – All of Me
Sinopsis
Jodoh idaman seringkali tak jauh dari wajah yang rupawan, menawan, dan jutawan. Sosok idaman adakalanya yang pandai merayu hingga mendayu-dayu. Tapi sayangnya, di dunia nyata tak ada makhluk yang sempurna. Katanya, cintalah yang membuat kita semua sempurna.
Fathonah Fitrianti dengan ringan dan lugas menuliskan pengalamannya dalam menghadapi berbagai penolakan. Pengalamannya menjomblo membawa pelajaran yang menurutnya layak untuk disebarluaskan. Tentang bagaimana mengenali jodoh idaman, paradigma dan sikap yang harus kita bangun, hingga proses yang harus dijalani menuju pernikahan.
Penulis buku ini bukan psikolog, juga bukan konsultan pernikahan. Tapi dia merasa harus menyampaikan hikmah berdasarkan pengalaman pribadi, pengamatan terhadap fenomena, dan pemahaman dari berbagai sumber. Harapannya semua orang bisa membangun kehidupan pernikahan yang tentram dan bahagia.
Isi
Buku yang sangat tipis dan habis dibaca dalam sekali duduk ini terdiri atas 15 bab. Bab pertama tentang pengertian menikah, dilanjutkan dengan proses menuju pernikahan, tip mengenali calon pasangan, biaya pernikahan, hingga patah hati dan penantian jodoh dibahas di sini. Bukan hanya bagi seorang jomblo, buku ini bahkan cocok bagi semua kalangan. Dengan contoh implementasi dan kasus yang nyata tentu banyak pelajaran di dalamnya.
Banyak buku tentang persiapan pernikahan bertaburan. Tapi tidak banyak yang ditulis berdasaran pengalaman pribadi dengan bahasa yang tidak menggurui. Ine, sapaan akrab penulis, benar-benar menuangkan pengalaman pribadinya dengan bahasa yang ringan dan terkesan dekat dengan pembaca. Hal ini membuat pembaca seperti mendengarkan cerita dari sahabatnya tentang nasehat pernikahan. Seperti lazimnya dua sahabat yang sedang bercerita, ada saja lontaran kata-kata yang ‘aneh’ dan menghibur.
“... bukan hanya pertemuan insidental yang terkadang menunjukkan penampilan tampak sempurna, melainkan kita akan bersamanya setiap hari, termasuk saat dia kusut, jorok, ngorok, kentut, atau bahkan ngiler.” – hal. 1
Ine banyak memberikan contoh kasus nyata terkait pernikahan. Hal ini memudahkan pembaca untuk memahami maksud dan pemikiran si penulis. Misalnya saja pada Bab Mencari Jodoh Seperti Mencari Rumah (hal. 14). Ine menganalogikan kesulitannya dalam mencari rumah kontrakan bagi keluarga kecilnya dengan pencarian pasangan. Ketika sudah ada kriteria rumah yang pas, ternyata harganya tidak sesuai di kantong. Ada pula kisah orang yang sudah mempersiapkan segala-galanya menjelang pernikahan, ternyata harus kandas di tengah jalan. Analogi ini membuat pembaca mengangguk-angguk dan membenarkan pemikiran si penulis. Artinya, penulis telah berhasil menyampaikan dua hal sekaligus. Ilmu tentang pernikahan dan tip mencari rumah untuk ditinggali. Karena memang, memilih pasangan nyatanya adalah memilih ‘rumah’ dimana kita selalu nyaman, rindu dan ingin kembali.
Untuk memahami isi buku ini dipermudah dengan ketersediaan diagram alir (hal. 31) dan tabel (hal. 43; 47). Hal ini membuat pembaca lebih mudah memahami tahapan proses dalam menikah. Kelebihan lainnya adalah penulis tahu hal-hal mana saja yang penting untuk ditegaskan kepada pembaca. Dengan adanya beberapa catatan yang dibuat menonjol dan berbeda tentu akan mendapatkan perhatian lebih dari si pembaca. Hal ini selain memudahkan, juga tidak membuat pembaca bosan. Jenis huruf yang berbeda-beda dalam buku ini juga terkesan unik, menarik, dan tidak serius. Sehingga pembaca enjoy dan merasa ‘loh-kok-udah-selesai’ begitu sampai di halaman akhir.
Kenyataannya biaya dan tagihan-tagihan setelah pernikahan itu tidak sedikit. Biaya kontrakan atau cicilan rumah, biaya kesehatan, pemeriksaan kesehatan sebelum hamil, hingga persiapan melahirkan. Khawatirnya, ada pembaca yang salah kaprah dan berkeyakinan bahwa rejeki setelah pernikahan itu pasti dipermudah. Hal ini menyebabkan tidak sedikitnya pasangan yang masih menggantungkan hidup kepada orangtua. Kurangnya pemahaman kesehatan dan ketidakmampuan ekonomi alih-alih menghadirkan kebahagiaan, justru membawa petaka.
Ada baiknya hal-hal tersebut dijelaskan pada buku selanjutnya. Ine mempunyai gaya bahasa yang asyik dalam bercerita. Meski beberapa kalimat terlalu panjang. Saya yakin walau penulis menyampaikan tip dan ‘teknik’ menghadapi hidup dengan materi yang sedikit berbobot tidak akan terkesan sebagai bacaan yang berat. So, saya menunggu buku selanjutnya yang easy-to-read juga. Secara keseluruhan, buku ini layak dibaca semua kalangan dan diaplikasikan dalam kehidupan. Cocok sebagai teman dalam memantaskan dan memperbaiki kualitas diri dalam meraih cinta sejati.
Artikel ini diikutsertakan dalam Lomba Resensi Buku Catatan Sang Mantan Jomblo.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H