Mohon tunggu...
Pendidikan

Pentingnya Berkomunikasi Secara Efektif Dalam Suatu Kepemimpinan

24 Juli 2018   13:31 Diperbarui: 24 Juli 2018   14:16 415
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Komunikasi adalah proses pengiriman dan penerimaan informasi atau pesan antara dua individu atau lebih dengan efektif sehingga bisa dipahami dengan mudah. Sedangkan menurut kamus besar bahasa indonesia, komunikasi adalah pengiriman dan penerimaan berita atau pesan dari dua orang atau lebih supaya pesan yang dimaksud bisa dipahami. Dan yang terakhir menurut James A.F.Stoner komunikasi merupakan proses dimana seseorang yang sedang berusaha memberikan pengertian dengan cara pemindahan pesan.

Menurut William F. Glueck komunikasi terbagi menjadi dua bentuk antara lain sebagai berikut:
1. Interpersonal Communication atau komunikasi antar pribadi, maksudnya adalah proses pertukaran informasi dan juga pemindahan pengertian antara dua orang atau lebih di dalam suatu kelompok kecil.
2. Organization Communication merupakan proses dimana pembicara secara sistematis memberikan informasi serta memindahkan pengertian kepada banyak orang dalam suatu organisasi, kepada pribadi-pribadi dan lembaga-lembaga di luar yang masih terikat hubungan.

Bagaimana Komunikasi dalam kepemimpinan?
Menurut Richard Daft, Kepemimpinan adalah berkomunikasi dengan orang lain hingga mereka terpengaruh dan termotivasi untuk melakukan tindakan yang mencapai tujuan bersama dan mengarah pada hasil yang diinginkan.

Pemimpin membutuhkan kemampuan komunikasi yang baik terutama selama masa lemahnya kepercayaan, ketidakpastian, dan krisis ekonomi. Ingatlah bahwa kepemimpinan berarti mempengaruhi orang untuk membawa perubahan menuju visi, atau masa depan yang diinginkan, bagi organisasi. Pemimpin berkomunikasi untuk berbagi visi dengan orang lain, menginspirasi dan memotivasi mereka untuk berjuang menuju visi, dan membangun nilai dan kepercayaan yang memungkinkan hubungan kerja dan pencapaian tujuan yang efektif.

Komunikasi pemimpin yang sukses juga mencakup komponen sederhana yang sederhana, seperti mengajukan pertanyaan, memperhatikan komunikasi nonverbal, dan aktif mendengarkan orang lain.

Sayangnya, penelitian menunjukkan bahwa banyak eksekutif tidak menginvestasikan waktu dan tenaga untuk menjadi komunikator yang efektif. Sebuah survei baru-baru ini oleh AMA Enterprise menemukan bahwa hampir 40% karyawan merasa berada di luar lingkaran dan tidak tahu apa yang sedang terjadi di perusahaan mereka. Hanya sekitar 9%  yang melaporkan mengetahui apa yang terjadi hampir sepanjang waktu. Pemimpin jelas tidak melakukan pekerjaan dengan baik dalam mengkomunikasikan visi dan sasaran mereka.

Apalagi banyak pemimpin menolak umpan balik karyawan karena mereka tidak mau mendengar informasi negatif. Tanpa umpan balik, para pemimpin dapat melewatkan sinyal penting bahwa ada sesuatu yang tidak beres. Selain itu, ketika para pemimpin tidak memiliki umpan balik, mereka sering membuat keputusan dan rencana yang tidak sesuai dengan kebutuhan atau persepsi karyawan, sehingga kelancaran pelaksanaannya kurang memungkinkan.

Komunikasi kepemimpinan juga membentuk bagaimana orang memikirkan pekerjaan dan organisasinya. Pemimpin adalah sensegivers. Sensegiving mengacu pada proses mempengaruhi bagaimana orang lain membangun makna dan memahami organisasi dan tempat mereka di dalamnya. Pemimpin yang baik tidak hanya menggunakan komunikasi untuk menginspirasi orang dengan sebuah visi dan menanamkan nilai-nilai yang diperlukan untuk mencapainya, mereka juga berkomunikasi untuk membantu orang memahami tujuan kerja mereka yang lebih besar (menemukan makna).

Manfaat Mengajukan Pertanyaan 
Seperti yang terdapat dalam buku Richard Daft yang berjudul leadership experience. Mengajukan pertanyaan yang tepat menguntungkan para pemimpin dan pengikut. Pertanyaan mendorong orang untuk berpikir dan memberdayakan mereka untuk menemukan jawaban, membantu membangun sikap positif dan kepercayaan diri pengikut.

Mengajukan pertanyaan daripada memberi jawaban memicu pemikiran kritis dan mengarah pada pembelajaran yang lebih dalam dan lebih langgeng. Selain itu, mengajukan pertanyaan menunjukkan bahwa para pemimpin peduli terhadap orang secara individual, menilai pendapat dan pengetahuan orang lain, terbuka terhadap gagasan baru, dan yakin bahwa orang ingin berkontribusi terhadap organisasi tersebut, yang membantu membangun hubungan saling percaya dan hormat.

Mendengarkan
Seperti yang tercantum dalam Daft. Sama pentingnya dengan mengajukan pertanyaan adalah mendengarkan tanggapannya. Sebuah survei terbaru terhadap 800 karyawan di berbagai industri menemukan bahwa sekitar dua pertiga responden merasa bahwa pendapat mereka tidak diterima atau tidak dihargai di tempat kerja. Iklim komunikasi yang terbuka tidak mungkin dilakukan jika pemimpin tidak mendengarkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun