[caption id="" align="aligncenter" width="494" caption="Kantor Google yang Menyenangkan"][/caption]
Satu aspek yang paling dimaintain oleh para pendiri Google, adalah karyawan. Mereka bekerja keras sepanjang waktu, tapi diperlakukan seperti keluarga. Mereka diberikan makanan gratis, minuman kesehatan cuma-cuma dan cemilan yang berlimpah. Dan boleh ke kantor pakai kaos dan jeans.
Para Googler juga menikmati sejumlah kemudahan seperti layanan binatu, penata rambut, dokter umum dan dokter gigi, pencucian mobil, tempat penitipan anak, fasilitas kebugaran lengkap dengan pelatih pribadi, dan tukang pijat profesional—semuanya di tempat—yang praktis membuat karyawannya tidak perlu meninggalkan kantor. Belum lagi fasilitas olahraga, seperti kolam renang, voli pantai, hoki sepatu roda, dan lain-lain. Bahkan membawa anjing peliharaan juga boleh di sini.
Dan yang paling menyemangati, setiap karyawan berhak menggunakan 20% dari waktu kerjanya untuk melakukan proyek apapun yang mereka minati. Di sinilah kuncinya mengapa Google bisa terus berinovasi. Ide-ide segar dari karyawan muncul setiap hari. Larry dan Sergey tampaknya menoleransi ide segila apapun, tentu saja karena mereka sendiri mengawali Google dengan sebuah ide gila.
“’Di Google, jika sesuatu dipandang layak dikerjakan, kita memperoleh dana untuk pengembangannya.’ Kata Bharat sambil menekankan bahwa tak seorang pun pernah mempertanyakan apakah sebuah proyek akan menjadi mesin pencetak uang.”
(Khrisna Bharat, pengembang Google News)
Tak heran kalau Google secara teratur menerima insinyur-insinyur berbakat pindahan dari Microsoft. Seolah-oleh Bill Gates menjadi agen tenaga kerja untuk Larry dan Sergey ;-)
Omong-omong mengenai Microsoft, di buku Kisah Sukses Google ini, penulisnya memposisikan Larry dan Sergey sebagai tokoh protagonis, dan antagonisnya adalah Bill Gates. Diceritakan bahwa Bill Gates bahkan membentuk komite khusus untuk mengantisipasi dan menyerang balik Google, karena sudah berani-berani menyaingi Microsoft dan berkali-kali mempecundanginya.
Sementara Google tetap jalan terus, merekrut lulusan-lulusan berbakat di berbagai belahan dunia, dan terus berinovasi. Sementara mereka juga tetap tidak menerima bayaran dalam penggunaan mesin pencarinya dan dalam pemeringkatannya. Mereka menampilkan iklan yang relevan dengan hasil pencarian, dan ditempatkan di posisi yang tidak mengganggu pengguna. Persis seperti cara kerja surat kabar yang sudah mapan.
Google dengan motto “Don’t be Evil”-nya sejak awal sudah mematok prinsip bahwa mereka akan menjalankan perusahaan ini dengan cara mereka, dan dengan cara yang menurut mereka benar, atau tidak sama sekali. Tak akan ada kompromi. Sesederhana itulah prinsip mereka.
”Mereka mempunyai dedikasi dan keseriusan yang jelas dan tegas untuk menempuh jalan yang lurus.”
(Danny Sullivan)
Saat perusaaan ini go public, Larry dan Sergey menulis laporan keuangan untuk Wall Street dengan gaya informal yang sangat tidak biasa. Mereka menetapkan peraturan go public versi mereka sendiri, dan melanggar tradisi sampai bikin orang-orang Wall Street yang mata duitan itu geram. Kini tak ada celah lagi untuk mereka yang suka mengeruk keuntungan dengan cara-cara curang.
Keajaiban Google
[caption id="" align="aligncenter" width="288" caption="Larry dan Sergey bersama Eric Schmidt, CEO Google"][/caption]
Editor lepas Playboy, David Sheff, yang melakukan wawancara dengan Larry Page dan Sergey Brin, menulis bahwa ketika tiba di Googleplex, “Brin tampak santai sekali, ia bermain bola voli di lapangan terbuka dalam gedung itu sampai keringatnya mengucur deras. Tanpa mengenakan sepatu sekeluar dari lapangan, ia menjawab pertanyaan-pertanyaan kami dengan sangat serius meskipun sambil sesekali menikmati saladnya. Selama perbincangan kami, ia dan Page, yang mengenakan sepatu, jarang duduk. Mereka lebih sering berdiri sambil bertumpu di sandaran kursi, kadang-kadang bahkan naik ke kursi mereka atau berjalan-jalan di ruang rapat yang penuh dengan jendela. Bagi mereka agaknya mustahil duduk diam sementara dunia terus berubah
.
Begitulah, dan kini mereka masih terus mengerjakan proyek-proyeknya yang luar biasa, di antaranya mendigitalkan 15 juta buku di lima Universitas, yaitu Stanford, Harvard, Oxford, Michigan dan New York Public Library. Ada pula proyek di bidang genetika, yang tujuannya agar kita bisa meng-google gen kita sendiri. Dan juga ide mereka untuk memasangkan semacam Google yang bisa dihubungkan ke otak kita. Ajaib sekali ya.
Dan, seperti kata Dr Kai-Fu Lee, petinggi Microsoft yang ‘menyeberang’ ke Google:
”Muda + kebebasan + keterbukaan + model baru + manfaat + bagi masyarakat umum + kepercayaan = Keajaiban Google
.”
Sumber:
David A. Vise dan Mark Malseed. Kisah Sukses Google (The Google Story). Jakarta: Gramedia, 2006.
Links:
Kisah Larry dan Sergey (1): Pendiri Google yang Tak Bisa Duduk Diam
Serius Itu Nggak Harus Pakai Jas
Belajar Bisnis dari Mark, Larry dan Sergey
Kompas: Google Buka Kantor di Indonesia Tahun Ini
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H