Pendapat lain, Ustadz hari Surasman, Kiai asal Salatiga, mengatakan bahwa identitas seseorang dikatakan santri dalam bahasa arab dapat dijabarkan dari dari 5 huruf, yaitu sin, nun, ta', ro', dan ya'. Pertama, seorang santri harus menjadi saafiqul khoir atau pelopor kebaikan, dimanapun dia berada.Â
Kedua,  nun  yaitu naasibul ulama atau penerus ulama karena santri merupakan kader, calon yang kelak digadang menjadi penerus ulama. Kemudian ketiga, huruf ta', seorang santri harus taarikul ma'ashi atau meninggalkan maksiat. Sedangkang huruf ro' dan ya' dijabarkan sebagai syarat utama yang mesti dimiki para santri, yaitu Ridho Allah dan sifat yakin.
Berbagai Macam sebutan Santri
Santri memiliki cakupan makna yang sangat luas, dari berbagai latar belakang maka tercetus beberapa jenis kelompok santri berdasarkan tempat tinggal dan kegiatan, diantaranya: 1) santri mukim, yakni santri yang sudah menetap di lingkungan pesantren, 2) santri kalong, adalah santri yang mengikuti kegiatan pesantren, tetapi tidak menetap di pesantren, 3)Santri kasab, merupakan santri yang memiliki tugas tambahan untuk bekerja menafkahi dirinya dipesantren, 4) Santri Abdi Dalem, yaitu santri yang membantu mengurus pekerjaan rumah tangga Pengasuh pesantren dan keluarganya, dan mungkin banyak lagi sebutan-sebutan santri yang lain.Â
Pada dasarnya, sebagaimana yang dikatakan oleh K.H. Musthofa Bisri "Santri bukan hanya yang mondok saja, tetapi siapapun yang berakhlak seperti santri, dialah santri".Â
Millennial Bicara Santri
Dilansir dari video Youtube oleh akun Santri Mbeling Channel, bahwa 5 huruf abjad santri, menjadi seorang santri dibebani untuk Sanggup, Ajeg, Naruske, Tuntunan, Rasul, Ilahi. Ditinjau dari aspek lain bahwa santri berasal dari 2 suku kata, yaitu san diambil dari bahasa arab ihsan yang artinya kebaikan dan tri berasal dari bahasa jawa sanskerta yang artinya tiga.Â
Jadi santri adalah pribadi yang mengandung tiga unsur kebaikan secara terpadu 1) mempunyai akhlak baik kepada Allah, 2) mempunyai akhlak baik terhadap sesama manusia, dan 3) mempunyai akhlak baik terhadap alam semesta. Ihsan dalam bahasa arab, melambangkan agama islam dan tri dalam bahasa jawa sanskerta melambangkan budaya dan tradisi. Jadi seorang santri harus dapat membedakan antara agama, budaya, islam, dan tradisi. Selain itu harus bisa memadukan antara agama islam dan tradisi budaya, tidak mempermasalahkan keduanya. Harus bisa mengislamkan masyarakat dan memasyarakatakan islam, mengislamkan budaya dan membudayakan islam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H