2. Ngoko Andhap (Ngoko Halus)
Ngoko andhap atau ngoko halus dibedakan menjadi dua macam, yaitu: antya-basa dan basa-antya.
a. Antya-basa, merupakan bahasa yang digunakan dalam berbicara antara orang tua dengan anak muda yang lebih tinggi pangkatnya atau satu orang dengan orang lain yang sudah erat sekali pertemanannya. Kata "kowe" menjadi "sliramu". Berwujud perpaduan bahasa ngoko dan krama inggil, tidak mengkramakan ater-ater dan panambang.
Contoh:
Ngoko lugu = Kowe apa ora lunga menyang kantor?
Antya-basa = Sliramu apa ora tindak menyang kantor?
b. Basa-antya, yaitu bahasa yang digunakan untuk berbicara antara orang tua dengan anak muda yang lebih tinggi pangkatnya. Kata "kowe" menjadi "panjenengan". Berwujud perpaduan bahasaa ngoko, krama dan krama inggil, tidak mengkramakan ater-ater dan panambang.
Contoh:
Ngoko lugu = Yen kowe wis duwe wektu, mbok ya menehi layang.
Basa-antya = Yen panjenengan wis kagungan wekdal, mbok ya maringi, serat.
Keterangan:
Kata-kata yang tidak dikramakan seperti:
1) kata ganti = iki, iku, apa, sapa, endi, pira, kapan, kepriye, yagene;
2) kata sebab = marang, menyang, saka, nganti, utawa, yen;
3) kata-kata keterangan: saiki, mengko, mau, dhek, seprana, seprene, semono, mangkene, mengkono, isih, wis, durung, arep, lagi, maneh.
B. Bahasa Jawa Madya
Bahasa madya yaitu salah satu unggah-ungguh bahasa Jawa antara bahasa ngoko dan bahasa krama. Bahasa madya berwujud kata madya yang masih bercampur dengan bahasa ngoko atau bahasa krama. Bahasa madya ngoko biasanya digunakan untuk berbicara oleh orang-orang desa di Jawa pada umumnya.
Bahasa madya dibedakan menjadi tiga golongan, yaitu madya ngoko, madya krama dan madyantara.
1. Bahasa Madya Ngoko