Mohon tunggu...
rinawati sucahyo
rinawati sucahyo Mohon Tunggu... -

Lulusan Fakultas Teknik Arsitektur Univ. Katolik Parahyangan Bandung. Sekarang aktif di PNPM Mandiri Perdesaan.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Surga Dunia & Neraka Akhirat untuk Umi

27 Oktober 2011   10:27 Diperbarui: 26 Juni 2015   00:26 188
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Setelah Burhan dewasa, apa Umi tetap dekat dengan Burhan ?"

Kali ini yang bisa menjawab hanya anggukan kepala lagi.

"Bagaimana cara Umi sebagai orangtua tetap menjaga Burhan ketika sudah dewasa ?"

Kembali layar datar muncul dan menayangkan rekaman, bagaimana keseharian Umi dengan Burhan, termasuk di saat Umi akan pergi haji.

"Umi tahu itu uang darimana ?"

Tiba-tiba kepala Umi bisa berkata "Tahu !"

"Apa yang ada di pikiran Umi waktu itu ?"

kembali kepala Umi yang menjawab "uang itu hasil Burhan meminta di kolega-kolega khususnya, yang sebenarnya tidak boleh ia lakukan, karena itu uang sebenarnya bukan untuk dia"

"Lantas kenapa Umi menerima dan tidak mengingatkan Burhan ?"

Tiba-tiba tangan Umi dan kaki Umi berebut ingin menjawab pertanyaan. Akhirnya tangan menjawab lebih dulu "karena aku ingin memakai permata yang aku beli langsung di Mekah, seperti milik Bu Sungkono teman arisanku"

Setelah itu kaki Umi menjawab "Aku ingin menginjak tanah Mekah seperti teman-teman arisanku, aku tidak mau menjadikan hati menjadi malu karena ketinggalan jaman..."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun