Mohon tunggu...
rinawati sucahyo
rinawati sucahyo Mohon Tunggu... -

Lulusan Fakultas Teknik Arsitektur Univ. Katolik Parahyangan Bandung. Sekarang aktif di PNPM Mandiri Perdesaan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Ngawur dan Tawuran

22 Maret 2010   10:12 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:16 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebuah keanehan sebenarnya jika suatu ajang yang sebenarnya bermaksud untuk mengajarkan sportifitas, ajang olahraga justru menuai tawuran. Bahkan tawuran itu lebih seru dibandingkan pertandingan olahraga itu sendiri. Tapi kenapa hakekat itu tak menjadi bicara dan justru salah hasilnya ? Substansi teknik-teknik olahraga dan manajemen tim sepakbola tidak juga menjadi kian maju, atau mungkin go internasional, tapi justru malah berita tawuran supporternya yang go internasional dan menjadi pembicaraan betapa ngawurnya negeri ini, tercermin dari pemberitaan tawuran supporter sepak bola.

Belum cukup dari sepak bola kita coba melihat tawuran mahasiswa, yang setiap hari nyaris ada...saja beritanya. Logika sederhana seharusnya mahasiswa adalah siswa pada tingkat tertinggi, sehingga mereka seharusnya sudah bisa mengendalikan emosinya dan lebih berorientasi untuk menyelesaikan semua permasalahan dengan mengutamakan intelektualitas, sederhananya lebih senang adu otak daripada otot. Tapi kenapa justru sebaliknya ? Mereka sangat senang membakar ban bekas, adu otot dengan aparat,  dan beragam hal yang rasanya kurang tepat untuk mereka selalu lakukan sebagai bentuk problem solving. Sempat terbersit juga pertanyaan kita, siapa yang mengajari dan mendorong mereka untuk melakukan itu semua ? Apakah benar itu murni keinginan mereka ? Apakah bukan karena adanya pihak yang berkepentingan dan mampu mengerakkan mereka dengan beragam cara ? Lepas dari itu semua, seharusnya mereka tak mudah dipengaruhi, apalagi dikendalikan. Tapi jika  perilaku ngawur dan beringasan itu menjadi salahsatu label mereka, maka lantas salah dimana pendidikan dan pengajaran untuk mereka hingga anak bangsa yang digadang-gadang untuk jadi pemimpin ke depan justru berwatak beringasan ?

Kejadian debat kusir di DPR yang berujung pada hal yang kurang patut untuk dilihat masyarakat, terlebih DPR seharusnya menjadi perwakilan dari rakyat ini. Ada lagi kejadian di perempatan jalan yang penuh sumpah serapah, karena sebuah sepeda motor melanggar lampu merah. Belum lagi kejadian di antrian karcis, dimana selalu ada upaya saling serobot serta colekan dari calo-calo karcis. Dan kejadian lainnya yang selalu membuat miris, hingga makin meyadarkan kita bahwa negeri ini didominasi perilaku ngawur dan tawuran.

Secara kultur negara ini sudah pada titik nadir, ini harus disadari oleh semua pihak oleh seluruh masyarakat. Kita mungkin tak akan mungkin hanya berharap pada Pemerintah, yang justru masih sangat senang dan nyaman berkutat pada pendidikan yang hanya mencetak ilmuwan, tapi bukan seorang anak bangsa yang berkarakter. Seorang ilmuwan mungkin bisa hebat dan sangat berguna bagi negerinya jika mereka tidak salah mengorientasikan hidup, sehingga harus dibangun pula jiwa mereka, agar mereka punya karakter yang kuat untuk meneruskan tongkat estafet untuk mengurus bangsa ini. Pembangunan karakter butuh gaung dan upaya nyata yang kental keteladanan dari para tokoh masyarakat.

Sejatinya jika penipisan budaya bangsa ini tidak segera diperbaiki, dan materi pendidikan hanya sekedar kejar kurikulum dan kelulusan UAN saja, tanpa ada penilaian perilaku dan pemikiran yang positif. Dimana semua serba diukur dari tingkat kecerdasan pikir, bukan kecerdasan emosional dan spiritual.  Maka...kita hanya menunggu waktu akan runtuhnya budaya bangsa.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun