Malam yang terlalu sepi
Dibalik tirai kulihat remang-remang lampu jalan
Mengedap-ngedip dalam hitamnya malam.
Tidak kah kau lihat, malam telah memeluk siang.
Kini cahaya terang hanya sebagai alat penerang dalam kegelapan
Tidak kah kau merasa aneh.
Malam ini begitu sepi
Sepi dari sepinya malam-malam kemarin.
Angin
Mereka hanya lewat begitu saja, tanpa permisi berlalu tanpa pamit.
Apakah ada yang menemaniku?
Tentu tidak ada yang mau menemaniku.
Aneh??
Sedikit!!
Malam ini, sepi sesepi-sepinya malam kemarin
Namun lebih sepi lagi malam ini.
Aku hanya duduk, ditemani secangkir pertanyaan dan segenggam rasa heranku.
Kemana kah orang-orang.
Mengapa malam ini sepi dan sangat sepi sekali.
Tak ada kah yang mau menemaniku?
Semua berlalu
Semua pun bisu.
Hanya sepi yang menemani dalam sepi yang sesepi sepinya hidup.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H