"Aku melihatnya beberapa kali. Tapi ketika aku mencarinya lagi, rumah itu tak pernah muncul. Kenapa Hiro-senpai masih tak mempercayaiku?"
"Nami-chan, lihatlah. Jika salju mulai berhenti kita boleh pergi dan melihatnya."
Minami menatap tangan lelaki yang duduk di sampingnya. Tangan itu menadah putihnya butiran salju yang turun secara perlahan.
"Nami-chan, apa kamu juga mempercayaiku bahwa kita akan pergi untuk melihatnya setelah salju berhenti?"
"Senpai tak pernah berbohong padaku. Aku tahu itu."
"Nami-chan, apa kamu juga percaya..."
"Eh... Hiro-senpai?"
"Selama sepuluh musim dingin ini aku ingin selalu bersama Nami-chan."
Wajah gadis itu semerah sakura diantara sinar mentari. Akihiro melayangkan jauh pandangannya dengan senyuman yang tenang. Jauh sebelum Minami bercerita, ia telah lebih dulu melihat rumah mewah itu. Rumah itu kini di depan mereka berdua, diantara rintikan salju yang berjatuhan.
"Aku tak perlu mengajakmu untuk melihatnya lagi, Hiro-senpai."
"Jangan biarkan rumah itu hilang Nami-chan, hingga ribuan musim dingin yang akan datang."