Mohon tunggu...
Rina Sutomo
Rina Sutomo Mohon Tunggu... Berfantasi ^^ -

Hening dan Bahagia menyatu dalam buncahan abjad untuk ditorehkan sebagai "MAKNA"

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

6 Alasan Wanita Hong Kong Tolak Menikah

10 Agustus 2016   09:02 Diperbarui: 12 Agustus 2016   02:40 3374
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar: Fanpage Facebook - Trending in China

Penikahan merupakan bentuk ikatan resmi antara seorang laki-laki dan perempuan yang bertujuan untuk membentuk keluarga dan melanjutkan keturunan. Di Indonesia banyak orang yang memutuskan untuk menikah diusia muda. Namun di negara-negara maju justru banyak orang yang memutuskan untuk tidak menikah, sebagian berpendapat bahwa pernikahan bukanlah suatu kewajiban.

Begitu halnya dengan wanita Hong Kong, banyak dari mereka yang memutuskan untuk tidak menikah karena beberapa alasan.

1. Karir

Hong Kong merupakan negara yang maju, dengan sumber daya manusia yang tinggi serta lapangan pekerjaan yang luas. Mengingat luasnya lapangan pekerjaan bagi sebagian besar wanita, karir merupakan hal utama dalam hidup mereka. Dengan karir yang bagus mereka tak perlu khawatir akan biaya hidup dan masa tua nantinya. Karir yang mapan membuat mereka berada setingkat di atas pria yang hanya berpenghasilan sedang. 

Banyak diantara wanita yang sukses dalam berkarir memutuskan untuk tidak menikah karena faktor selera dan kelayakan. Bagi mereka, wanita dengan karir tinggi tidak layak untuk menikah dengan lelaki yang berada di bawah mereka dari segi ekonomi. Hal itu bukanlah tanpa alasan, karena wanita dengan karir tinggi merasa bahwa dirinya sudah cukup mampu untuk menjalani hidupnya tanpa sebuah pernikahan.

2. Tanggung jawab

Setelah menikah wanita akan menjadi seorang istri. Perubahan status dari single menjadi menikah tersebut tentu membawa tanggung jawab besar. Tak hanya bagi suami, namun juga bagi istri. Meskipun sebagian besar suami menyanggupi untuk mengerjakan pekerjaan rumah tangga seperti memasak dan merawat anak (bagi suami yang tidak sibuk bekerja), namun banyak juga suami yang meminta istrinya untuk tinggal di rumah dan merawat anak-anaknya. Sementara tidak semua wanita menyukai pekerjaan merawat anak. Dan bagi mereka yang terbiasa bekerja tinggal di rumah merupakan sesuatu yang membosankan.

Tak hanya itu, banyak juga suami yang mengharuskan istrinya untuk melahirkan anak agar si suami mendapatkan keturunan. Namun banyak wanita Hong Kong yang tidak ingin melakukannya karena beberapa alasan. Bagi mereka hamil dengan perut besar itu sangatlah merepotkan. Meskipun suami menyanggupi untuk mencari asisten rumah tangga namun banyak diantara mereka yang tetap tidak bersedia melahirkan anak. Bagi wanita Hong Kong pernikahan dan anak adalah tanggung jawab besar, jika mereka merasa tidak sanggup tentu mereka akan menghindarinya.

3. Kebebasan

Pernikahan merupakan sebuah ikatan baru. Setelah pernikahan banyak aturan-aturan baru yang harus dijalani oleh masing-masing pasangan. Peraturan baru tersebut terkadang membuat sebagian besar orang merasa tidak nyaman. Terlebih lagi bagi wanita Hong Kong yang menyukai kebebasan.

Sebagian besar suami membatasi kebebasan mereka untuk bertemu dengan orang yang mereka suka. Jika sebelumnya mereka dapat bebas pulang larut malam dengan siapa saja, setelah pernikahan mereka tidak dapat melakukannya lagi. Ketakutan akan kebebasan yang tak akan lagi mereka dapat setelah pernikahan membuat mereka memutuskan untuk tidak membawa hubungannya dengan pasangan menuju ke jenjang pernikahan.

4. Hidup Bersama

Sebagian besar negara maju menghalalkan warganya untuk tinggal bersama tanpa adanya ikatan pernikahan, begitu pula Hong Kong. Kebebasan untuk tinggal bersama terkadang dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh wanita yang tidak ingin menikah terutama mereka yang berkarir sedang. Mereka dapat tinggal dengan lelaki yang diinginkannya dengan istilah "nebeng hidup". 

Kebutuhan hidupnya dapat terpenuhi oleh pasangan yang tinggal bersamanya. Lebihnya lagi mereka tidak perlu menjalankan kewajiban seorang istri karena tidak ada ikatan yang mengharuskannya. Bagi wanita yang berkarir sedang mereka biasanya memilih cara ini untuk mengurangi pengeluaran atas biaya hidupnya. Mereka juga bebas dari ikatan sehingga mereka memiliki kebebasan untuk melakukan apa yang ia mau diluar sana.

5. Perceraian

Kasus perceraian tak hanya marak terjadi di Indonesia. Begitu pula di Hong Kong banyak remaja yang ditinggal cerai oleh kedua orangtuanya. Banyaknya kasus perceraian ternyata juga menjadi sebab utama mengapa mereka memilih untuk tidak menikah. Setelah perceraian jika telah memiliki keturunan tentu mereka harus merawat anak yang telah dilahirkannya. Meskipun si mantan suami tetap berkewajiban untuk memberi tunjangan kepada anak setiap bulannya namun tetap saja merawat anak bukanlah hal yang mudah bagi mereka.

6. Cinta Sesama Jenis

Cinta memang terkadang tak dapat memilih, kita tak dapat menentukan kepada siapa kita akan jatuh cinta. Begitu juga dengan cinta sesama jenis. Sebenarnya lelaki Hong Kong tak kalah menarik dibanding lelaki Korea, namun masih banyak wanita yang menjadikan wanita sebagai pasangannya. Jelas pada akhirnya hubungan tersebut tak dapat diresmikan. Dengan alasan itulah sebagian wanita Hong Kong memilih untuk melajang seumur hidupnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun