Hong Kong adalah salah satu negara di Asia yang mengimpor jutaan tenaga kerja dari Indonesia, Filipina, dan Thailand khususnya sebagai asisten rumah tangga. Banyak tenaga kerja dari Indonesia yang tinggal di Hong Kong dan bekerja pada majikan yang sama lebih dari empat tahun atau dua kontrak. Menjaga lansia adalah pekerjaan yang sangat disukai oleh sebagian besar tenaga kerja dari Indonesia, sebagian diantaranya merawat anak, dan sebagian lagi hanya mengerjakan pekerjaan rumah saja.
Lain lagi dengan tenaga kerja dari Filipina yang sebagian besar dari mereka lebih menyukai pekerjaan merawat anak, majikan sangat berharap asisten rumah tangganya dapat mengajari anaknya berbahasa Inggris yang akan bermanfaat ketika anak mulai masuk sekolah. Kebanyakan pekerja dari Filipina lebih lancar berbahasa Inggris, sedangkan sebagian besar pekerja Indonesia lebih menguasai Bahasa Cantonese yang merupakan Bahasa Nasional Negara Hong Kong.
Para lansia di negara Hong Kong memiliki kehidupan yang berbeda dengan lansia di Indonesia. Mereka para lansia yang berusia 89 tahun atau lebih masih memiliki tubuh yang sehat, masih sering pergi ke salon untuk menata rambut, pergi ke pasar, atau melakukan olahraga ringan di taman maupun di bawah apartemen mereka.Â
Bagi mereka yang sudah tidak memiliki pasangan lebih banyak menghabiskan waktunya untuk duduk atau olahraga di taman bersama asisten rumah tangganya. Biasanya mereka memiliki dua orang pekerja rumah tangga, ketika salah satu menjaganya di taman maka asisten yang satunya lagi  bertugas untuk mengurus rumah, termasuk memasak, mencuci baju, membersihkan rumah, belanja, dan lain sebagainya.
Para lansia di Hong Kong tidak perlu khawatir akan masa tuanya karena pemerintah Hong Kong sendiri telah menyediakan jaminan biaya hidup dan jaminan untuk kesehatan bagi para lansia yang berusia diatas 60 tahun. Karena itulah mereka punya banyak waktu untuk memperhatikan kesehatan dan penampilan mereka.
Kunci utama kesehatan tubuh dan kulit yang tetap bagus sampai usia lanjut adalah asupan gizi dari makanan yang dikonsumsinya. Satu mangkok kecil nasi putih, sedikit ikan dan daging, serta 500 gram sayur sebagai menu makan siang dan makan malam. Sementara untuk sarapan biasanya mereka memilih sepotong roti atau makanan kecil lainnya. Mereka selalu menjaga porsi makan dan sangat sedikit mengkonsumsi makanan kemasan siap saji yang banyak mengandung MSG serta bahan pengawet. Mereka selalu mengkonsumsi buah setiap hari sehingga kebutuhan akan serat dan vitamin terpenuhi.
Bagi mereka yang suka lari, usia bukanlah sebuah masalah. Dengan baju dan sepatu olahraganya mereka akan berlari mengelilingi taman diusia yang tak muda lagi. Mereka juga lebih banyak bergerak setelah makan malam, biasanya jalan santai sekitar satu sampai dua jam di taman sebelum akhirnya mereka pulang dan beristirahat.
Ketiga, mereka rajin memeriksakan kesehatan secara rutin. Sangat berbeda dengan orang Indonesia pada umumnya, para Lansia di Hong Kong ketika  sakit langsung memeriksakan diri ke dokter, dan sebelum mereka sakit mereka rutin memeriksakan kesehatan mereka di klinik atau dokter langganannya.Â
Bahkan bagi para lansia yang sudah tidak dapat berjalan, pemerintah telah menyediakan suster khusus yang bertugas datang ke rumah pasien untuk memeriksa kesehatannya setiap dua minggu sekali. Sedangkan kita masyarakat Indonesia jika merasa tidak enak badan atau sakit bukan pergi ke dokter tapi lebih memilih membeli obat-obatan berdosis tinggi yang dijual bebas di pasaran. Sementara kita tahu bahwa dosis yang tinggi tidak bagus untuk kesehatan tubuh jika dikonsumsi secara terus-menerus.
Keempat, mereka rutin merawat diri. Mereka yang sudah berusia 89 tahun atau lebih masih suka melakukan perawatan di salon, terutama perawatan rambut. Entah mengapa banyak masyarakat Hong Kong yang mulai ubanan sejak usia 15 tahun ke atas. Hal ini yang membuat mereka rajin ke salon untuk merubah warna rambutnya. Bagi para wanita, semenjak usia muda mereka terbiasa menghindari pemakaian kosmetik yang berbahaya dan rela menghabiskan banyak biaya untuk perawatan di klinik kecantikan, sehingga kulit mereka tetap cantik sampai usia tua.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H