Mohon tunggu...
Rina Susanti
Rina Susanti Mohon Tunggu... Penulis - Mama dua anak yang suka nulis, ngeblog dan motret. Nyambi jualan kopi dan jualan anggrek/tanaman hias. Bisa intip blog saya di www.rinasusanti.com

Mama dua anak, penulis lepas dan blogger. www.rinasusanti.com

Selanjutnya

Tutup

Book Pilihan

Memoar Pegiat Harmoni Bumi

1 November 2024   09:28 Diperbarui: 1 November 2024   09:34 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Berikut 12 Prinsip pola pikir berkelanjutan menurut persepsi saya, mohon koreksi jika salah, karena  jika membaca pointnya saja yang bahasanya baku plek timplek terjemahan  khawatir saya salah mempersepsikan.

Apa saja sih 12 Prinsip pola pikir berkelanjutan itu;

  1. Ekoliterasi, memahami kondisi planet ini memungkinkan kita untuk lebih sepenuhnya menyadari tantangannya.
  2. Kontribusi saya, bagaimana berkontribusi memecahkan masalah lingkungan.
  3. Berpikir Jangka Panjang, setiap tindakan akan memiliki konsekuensi yang berdampak secara global.
  4. Berpikir 'Keduanya -- Dan', mencari solusi yang penting untuk kesehatan ekosistem.
  5. Mengalir dalam siklus, memahami hukum alam -  siklus kehidupan, dengan begitu akan lebih aware terhadap alam.
  6. Ketertarikan, menyadari pentingnya keanekaragaman hayati sehingga bisa turut berkontribusi pada keberlanjutan.
  7. Inovasi kreatif, agar kebijakan atau solusi masalah lingkungan yang diambil tidak menimbulkan dampak negatif pada ekosistem.
  8. Refleksi, kemampuan merepleksikan tindakan yang sudah diambil.
  9. Kesadaran diri, apa yang dilakukan atas kesadaran bukan tindakan impulsif.
  10. Tujuan, memiliki tujuan pada setiap tindakan.
  11. Kesatuan dengan alam, menyadari bahwa hidup kita di bumi bersatu dengan alam sehingga perlu membentuk hubungan yang harmonis dengan alam.
  12. Kesadaran penuh, merasakan keterhubungan dengan lingkungan dan alam.

 

Peran Makanan Lokal dalam Pelestarian Lingkungan 

Sejatinya makanan merupakan ekspresi identitas budaya dan kebanggaan lokal,serta memiliki peran besar dalam pelestarian lingkungan. Amanda Katili Niode.

Peran Makanan Lokal dalam Pelestarian Lingkungan hal yang mungkin jarang disadari, keperpihakan jika pada pangan lokal, dengan mengkonsumsinya, membeli  dari pasar tradisional, hasil panen petani lokal membantu melestarikan lingkungan.

Ini karena makanan memiliki jejak karbon yang dihasilkan mulai dari produksi (menanam), mengolah, transportasi, penyimpanan hingga konsumsi dan pembuangannya.

Dengan menerapkan pola makan cerdas iklim yaitu membeli hasil petani lokal berarti mengurangi jejak karbon akibat transportasi dan menyimpanan selain itu tentunya saja mempertahankan mata pencaharian petani, melestarkan akar kuliner termasuk tanaman tradisional, resep dan budaya tempat makanan tersebut berasal.  Melestarikan makanan lokal juga bisa meningkatkan nilai ekonomi.  

Sayangnya, anak muda sekarang lebih familiar dengan street food  luar negeri daripada makanan tradisional, bahkan beberapa makanan/resep tradisional yang bahan dasarnya berasal dari petani/pangan  lokal   sudah kehilangan peminatnya, sehingga pedagangnya  pun langka dan peminatnya generasi tua.  Contoh pangan lokal yang kurang diminati generasi muda, ubi, singkong, jagung, kacang-kacangan lokal, talas dan beberapa pangan lokal lain, padahal pangan lokal berperan dalam ketahanan pangan sebuah masyarakat. Mungkin ini peer untuk para orang tua mengenalkan makanan lokal, makanan tradisional di keluarga.

Buku ini terdiri dari 11 Bab, Prolog dan Epilog dengan tebal XXVI  420 halaman, membacanya tidak perlu runut dari bab 1 dan seterusnya, karena setiap bab berdiri sendiri tapi memiliki benang merah. Jadi bisa dibaca sesuai tema yang kita inginkan terlebih dahulu. Sangat direkomendasikan untuk pegiat/aktivis lingkungan, pelajar, dosen dan siapapun yang peduli akan lingkungan.

foto koleksi pribadi
foto koleksi pribadi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun