Salah satu cara menyiasati agar cahaya untuk membuat video maksimal, saya memilih latar warna putih, latar berwarna putih bisa  berfungsi sebagai reflektor. Bukan kebetulan keramik di dapur berwarna  putih,  jadi tinggal nyalakan lampur dapur, tambah lampu LED, studio odong-odong untuk video masak yang luasnya  pun siap digunakan. Tapi karena ukurannya kecil  agak susah jika dibuat video berbentuk horizontal.
Membuat video masak untuk reels atau video youtube dengan durasi pendek adalah dengan cara merekam setiap langkah memasak dengan durasi maksimal 10 detik. Memang repot apalagi dikerjakan sendiri, masak sambil pijit-pijit hp hehehe tapi kalau sudah terbiasa enteng saja asal persiapan matang. Â Seperti memastikan semua bahan masak tersedia dalam jangkauan tangan, posisi hp untuk merekam sudah tepat dsb.
Setelah take video selesai, lanjut moto-moto
MotretÂ
Yap, selesai take video saya tidak langsung beres-beres tapi lanjut motret di studio odong-odong di teras belakang rumah karena di area dapur cahaya terbatas kecuali memakai soft box, berhubung soft box patah dinaiki si kucing jadilah mengandalkan cahaya matahari dan reflektor untuk memaksimalkan cahaya, kadang ditambah lampu LED. Jika cahaya terlalu terang/keras, halau dengan disfuser . Waktu yang cocok untuk memotret dengan menggunakan cahaya matahari pada cuaca cerah antara jam 8 hingga 11.
Sesi foto memakan banyak  waktu karena membuat beberapa angel. Agar foto tak sekedar menghiasi feed instragram, foto juga saya unggah juga ke microstock. Sholawatin dulu supaya laku hehehhe. Alhamdulillah sudah sold 3 foto,  nilai dolarnya belum seberapa, hitung-hitung nabung aja.
Ternyata menggungah foto ke microstock tidak semudah  ke media sosial, ada kurasi dari pihak microstock. Jadi harus melalui tahapan editing. Untuk edit saya pake dua aplikasi snapsheed dan photoshop.Â
Belajar menjadi  konten kreator yang adaptif
Tak terasa 10 tahun menjadi blogger, dari iseng corat-coret  jadi  penghasilan. Dari sekedar  menulis dengan foto alakadarnya  kini  kualitas foto mulai meningkat, belajar ngulik canva. Yap pendukung tulisan berupa foto atau desain canva terbukti lebih menarik pembaca. Sedikit banyak ini terkait dengan budaya literasi yang bergeser, budaya oral (bicara) berubah menjadi budaya baca dan kini beralih ke budaya visual.
Mau tidak mau blogger yang menjadikan blognya  penghasilan seperti saya  harus bisa beradaptasi. Kehadiran media sosial juga sangat perpengaruh, era foto sedikit tergeser oleh gambar bergerak (video) tapi tetap ya tidak semua foto bisa digantikan video begitupun sebaliknya.Â
Tidak harus menguasai semuanya, tapi kuasai yang disukai
Ehm, apa blogger harus mengusai semuanya, bisa motret cakep, bikin video cakep dan desain cakep? Menurut saya sih tidak, kuasai yang kita suka agar tidak jadi beban dan enjoy menjalaninya. Masalah di kehidupan nyata udah cukup jadi beban janganlah ditambah  ribet dengan urusan konten hahahha.
Prinsip itu juga yang membuat saya ngonten di rumah khususnya dapur. Tidak mampu jadi beauty blogger, kurang budget kalau jadi blogger traveling atau kuliner, tapi betah di rumah, ya weslah manfaatin keasikan di rumah.