Infomo Membantu UMKM Naik Kelas
Berawal dari teras rumahÂ
Merasa diri introvert, tidak supel dan pemalu, menjadi pedagang tidak ada dalam cita-cita hidup saya. Bagaimana mau menawarkan atau mempromosikan produk kalau bicara ketemu orang baru tetiba gagap. Di tengah keramaian, keringetan. Di lingkungan baru, memilih jadi pemantau dulu sebelum memperkenalkan diri.
Anehnya kalau menulis bisa berlembar-lembar hahaha. Ditambah lagi jualan itu perlu modal dan nyali. Saya kurang punya nyali mempertaruhkan keuangan yang ala kadarnya untuk modal.
Jadilah saat memutuskan resign dari kantor tahun 2013, saya memilih jadi penulis lepas, kontributor di sebuah majalah cetak. Seiring berkembangnya teknologi internet, media cetak kehilangan tempat, otomatis aktivitas saya berkurang. Lebih banyak menghabiskan waktu di rumah bersama anak-anak, merawat tanaman hias dan anggrek jadi pengisi waktu selingan selain ngeblog.Â
Anggrek dan tanaman hias beranak pinak, tak puas dengan satu dua jenis anggrek, mencari anggrek jenis baru, dan mengkoleksinya. Suatu  hari, akhir tahun 2016,  suami melepar ide membuka toko online di sebuah marketplace untuk menjual tanaman hias dan anggrek yang saya miliki karena jumlahnya sudah cukup banyak di rumah. Â
Saya  tertarik tapi tidak langsung mengiakan. Mindset pekerja masih dominan jadi selalu ada ketakutan gagal, takut tidak laku, tidak siap merugi dsb. Setelah diskusi lebih serius dengan Pak suami,  akhirnya memberanikan diri membuka toko online di beberapa marketplace dan membuat akun instagram khusus jualan. Tapi hati masih galau. Â
Apa iya ada yang mau beli tanaman hias dan anggrek secara online? Packingnya bagaimana jika dengan ekspedisi? Apa ekspedisi menerima paket berupa tanaman?Â
Pertanyaan-pertanyaan yang akhirnya terjawab setelah 'langsung nyebur' jadi pedagang tanaman online. Pernah merasakan dikomplain pembeli karena packing kurang rapih, dari pengalaman itu belajar bagaimana packing yang aman untuk tanaman. Tanaman bisa dikirim dengan ekspedisi asal disertai surat karantina. Ternyata peminat  anggrek dan membeli secara online cukup banyak.
Untuk barang dagangan seadanya di rumah, saat ada barang yang terjual, uangnya diputar untuk  membeli tanaman atau anggrek baru.Â
Oh ya hal lain yang mendorong untuk berjualan anggrek dan tanaman hias karena perkampungan tempat saya tinggal banyak petani anggrek tanah, yang seiring waktu jumlahnya menyusut karena harga jual bunga anggrek tanah tidak sepadan dengan perawatan.Â
Selama ini bunga anggrek dijual ke pasar bunga yang mematok harga secara sepihak, sehingga harganya murah. Saya mencoba menjembatani ini dengan membeli anggrek tanah dari petani  dengan harga lebih tinggi dan menjualnya secara online. Alhamdulillah berhasil, kebanyakan pembeli lewat online adalah user langsung. Beberapa sudah menjadi pelanggan tetap.
Saya pernah menuliskan curhat mengirim bunga anggrek dengan kargo ke Kalimantan di akun kompasiana ini, bagaimana sebagai pedagang pemula dan pakai kargo hampir di kibuli calo kargo di Bandara. Tulisannya bisa di baca Horornya calo kargo di Bandara pengalaman tahun 2016, semoga sekarang udah ga ada lagi praktik calo kargo di bandara.
Mencoba ikut pameran bungaÂ
Karena didasari rasa suka, saya antusias berjualana online anggrek, dan dengan modal nekat ikut pameran Bunga dan Buah yang diadakan Institut Pertanian Bogor (IPB) tahun   2017. Tidak menyangka stand saya cukup ramai dikunjungi pengunjung.
Pengalaman ikut pameran bunga saya tulis di blog di Pengalaman pertama mengikuti pameran bunga
Keuntungan berjualan onlineÂ
Banyak keuntungan yang saya rasakan dari berjualan secara online diantaranya;
Jualan online cocok untuk orang introvert, iya tidak perlu banyak cakap bisa kok jualan.
Bisa dilakukan oleh siapa saja dan dimana saja. Tempat tinggal saya di perkampungan pinggiran kota, jika jualan offline pembeli terbatas, tidak menjangkau seluruh Indonesia.
Bisa dilakukan dengan modal seadanya karena kita bisa memajang barang sesuai stok dan tidak akan terlihat sedikit.
Bisa mempromosikan produk dengan jangkauan luas dengan biaya terjangkau.
Pembeli dari seluruh Indonesia.
Kunjungan pelanggan
Tak terasa, jualan online yang dimulai dari teras rumah bisa bertahan hingga sekarang dengan drama pasang surut tentunya. Pandemi covid kemarin membuat tanaman hias naik daun, harga naik berlipat dan peminat sangat banyak. Bukan hanya itu banyak pembeli ingin datang langsung hingga saya merenovasi  green house agar  layak dikunjungi sebagai toko offline. Peluang bertambah, pelanggan baru bertambah, teman sesama penyuka anggrek bertambah.
Infomo membantu UMKM naik kelasÂ
Tanpa saya duga, berjualan online membuka kesempatan luas  seperti bekerja sama dan atau berkolaborasi dengan petani tanaman hias dan anggrek lain. Bahkan saya ikut tergabung dengan kelompok pedagang anggrek online gunung sindur. Dengan begitu jika usaha kelompok pedagang atau kelompok  petani  maju akan memajukan anggota lainnya.Â
Tapi kami belum mencapai itu, omset dan keuntungan masih naik turun karena kurangnya promosi, pelanggan tidak bertambah significant. Kesimpulan yang saya dapat setelah mengikuti live Podcast Better Financial dengan tema 'Menghubungkan UKM Langsung Kepada Lebih dari 100 juta Data Pelanggan Nasional, acara yang diadakan di acara Kompasianival hari sabtu 3 Desember 2022 tadi sore.Â
Dengan 3 narasumber yaitu Leonard Theosabrata Direktur utama SMESCO Indonesia, Uki Utama yang tak lain Infomo Indonesia Country Director dan George Papadopoulos Infomo Global President and Chief Business Officer. Pada acara ini juga diadakan Flash Blogging Infomo, yaitu penulisan artikel mengenai UKM dan Infomo.Â
Smesco Indonesia adalah lembaga resmi di bawah Kementrian Koperasi dan UKM Republik Indonesia yang bertugas untuk membantu akses pemasaran bagi usaha kecil dan menengah. Pak Leo menjelaskan 3 hal yang menjadi masalah utama UKM adalah akses bahan baku, pasar (pemasaran) dan  financial. Para UKM umumnya tidak memiliki catatan keuangan terperinci yang membuat kesulitan mengakses finansial dari perbankan untuk pinjaman modal usaha.Â
Lalu mengenai pemasaran, di era akselerasi digitalisasi seperti saat ini, dengan banyaknya akses untuk promosi dan pemasaran, menjadi tidak efektif karena kurangnya edukasi. Pak Loe menekankan pentingnya mengedukasi diri sendiri, beradaptasi dengan perubahan di era digital.Â
Berbicara soal pemasaran, Infomo sebagai platform alternatif untuk beriklan secara transparan hadir di Indonesia sejak tahun 2018. Uki Utama sebagai Infomo Indonesia Country Director menjelaskan, beriklan di Infomo akan  menghubungkan ukm langsung kepada 100 juta data pelanggan nasional.Â
Kelebihan lain Infomo dengan media digital lain diantaranya;
- Infomo adalah Transparent Direct Performance Marketing Platform- sebuah perusahaan adtech/teknologi periklanan yang fokus pada performance marketing.
- Infomo memberikan UKM solusi periklanan yang sepenuhnya transparan, sangat efisien dan mendorong hasil yang lebih baik.
- Penggunaan Al dan  ML?Machine Learning untuk mengotomatisasi dan pengoptimalkan diseluruh platform media sosial, pencarian Google dan penempatan iklan langsung.
- Infomo bekerja sama dengan IDA (Indonesia Digital Association) dan Indonesia Big Publishers Syndication sehingga bisa terhubung ke sekitar  2.6 miliar page views perbulan.
Selain itu beriklan di Infomo biaya yang digunakan untuk beriklan digunakan  100% akan digunakan untuk mempromosikan produk, sedangkan di media digital lain 75% dari dana yang dibayar untuk iklan 'habis' oleh bidding.
Dengan beriklan di Infomo, produk akan sampai pada calon pelanggan yang tepat. Namun Pak Leo menekankan, selain mempromosikan produk yang harus dipastikan adalah produk yang dijual harus berkualitas bagus, karena promosi tidak akan efektif jika produk yang ditawarkan ternyata kualitasnya jelek.Â
Kualitas produk baik akan membuat pelanggan repeat order dan merekomendasikannya.
Bagaimana, sudah siap naik kelas bersama Infomo?Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H