Mohon tunggu...
Rina Susanti
Rina Susanti Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

mahasiswi program magister manajemen universitas diponegoro.\r\n

Selanjutnya

Tutup

Catatan

13 Butir Lingkaran, Mari Belajar Manajemen

22 Desember 2014   21:59 Diperbarui: 17 Juni 2015   14:42 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


  • Ini hanya tentang celoteh santai saja..
  • Jika bicara soal manajemen entah kenapa bayangan saya langsung tertuju pada manusia berantakan yang dengan segala keterberantakanya itu menjadi baik karena tetap visioner. Ya bagaimana tidak, kita memang harus tetap fleksibel didalam segala kondisi, namun gerak langkah kita adalah untaian misi yang tertuju pada sebuah visi.
  • Aku sadar kalau kita itu memang berantakan gaeesss, tapi kita juga berusaha profesional kan, (eeeaaa.. ). Kita kadang merasa putus asa melihat pegawai yang selalu mengeluhkan “little-little to me, salary not up-up” tapi kita manusia menjalani hidup tidak begitu lah ya.. Tuhan sebagai CEO, pasti sudah menyiapkan imbalan yang sesuai untuk setiap pekerjaan kita.. Karena Tuhan ingin agar kita dapat tumbuh dan berkembang bukan sekedar profit semata.
  • Makanya tetap lakukan yang terbaik.. hidup berdasarkan pada SOP (Standar Operasional Prosedur) yang sudah dibuatNYa.
  • Jika kita merasa ada yang salah dengan hidup kita, mungkin kita perlu evaluasi kembali. Mari lakukan analisis eksternal ETOP (Opportunity and Threat) serta internal SAP (Strength and weakness)dalam diri kita.
  • Nah, kalau sudah ketemu sekarang kita bicara tentang fleksibilitas ya.. kadang hidup itu memang tak melulu lempeng dan kaku seperti tiang listrik tetapi juga perlu elastis seperti kolor..
  • Tetaplah eling dan neriman bahwa hidup itu selalu berputar seperti tahapan pada kurva PLC (Product Life Cycle) dimana ada tahapan Intro, growth, booming, dan decline..
  • Makanya agar siap dengan itu semua, hidup memang kudu seimbang seperti keseimbangan antara aktiva dan pasiva pada neraca..
  • Jika kita saat ini menginginkan suatu perubahan tapi merasa apa yang kita miliki masih pas-pasan, mungkin kita bisa menggunakan JIT (Just In Time). Siapkan 5S in Japanese yaitu Seiri (pemilahan), Seiton (penataan kembali), Seiso (pembersihan), Seiketsu (penjagaan kondisi), dan Shitsuke (penyadaran diri).
  • Jika masih kurang dengan JIT dan menginginkan perubahan yang lebih fundamental, radical dan dramatically dengan segala kesiapan lahir dan batinya, kita bisa gunakan BPR (Business Process Reenginering).
  • Mari tetap berhati-hati menggunakan setiap metodenya, karena tidak semua dari kita diberikan jalurhidup yang sama. Mungkin salah satunya harus melalui bottle neck terlebih dahulu. Tetaplah berpegang pada fleksibilitas. Saling menghargai, saling berbagi dan berpegang tangan agar dapat sampai bersama-sama pada akhir pencapaianya..
  • Jika sudah diakhir begini bawaanya jadi sedih gaess.. :’( , Jadi ingat pesan seorang Prof yang mengajar mata kuliah pemasaran dengan skenario buildingnya. Kata beliau mati itu wisudanya manusia, maka berbahagialah karena telah melewati masa belajar dan menyiapkan bekal. Itu tanda bahwa kita telah siap menuju kehidupan yang sesungguhnya.
  • SDH (Sudah)


Apakah anda semakin pusing?

Terimakasih telah menyempatkan membaca dan mohon maaf bila ada salah-salah kata :)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun