1.4.a.9.1. Aksi Nyata Modul 1.4 - Forum Berbagi Aksi Nyata
Judul Kegiatan: Penerapan Budaya Positif melalui Keyakinan Kelas
Rina Sugiartinengsih, M.Pd.
Calon Guru Penggerak Angkatan 6 Kab. Majalengka
SMA NEGERI 1 SUKAHAJI
Latar Belakang
Anak lahir dari selembar kertas putih yang dapat kita isi dengan segala macam yang baik ataupun yang kurang baik. Kita sebagai guru teladan penuntun sesuai dengan pemikiran Ki Hajar Dewantara Ing ngarso sung tulodo, teladan dalam memberikan contoh berkarakter yang baik. Â Pendidikan pada masa anak-anak akan menjadi pondasi bagi perkembangan pemikiran dan karakternya di masa depan nanti. Pendidikan bermakna pada masa sekolah akan tersimpan dalam memori jangka panjangnya.
Pendidikan sendiri menurut teori behaviorisme adalah upaya untuk merubah perilaku. Perubahan perilaku yang dimaksudkan dalam pendidikan tentu saja adalah peningkatan perilaku menjadi lebih baik. Perilaku yang baik menunjukkan kedewasaan, tanggung jawab dan berkembangnya seluruh potensi baik dalam diri anak-anak tersebut, seperti kreatif, produktif, dan inovatif yang dilandasi oleh nilai-nilai rohani (religius), jasmani, intelektual, sosial, adat istiadat (kultur/budaya) dan emosional (Willis, 2012).
Ada beberapa faktor yang memengaruhi perkembangan anak, diantaranya adalah faktor keturunan (hereditas) dan lingkungan perkembangan (Yusuf, 2006). Lingkungan adalah setiap hal yang berada di luar individu yang mencakup keadaan fisik dan sosial (Kathena, 1992 dalam Yusuf, 2006). Lingkungan perkembangan siswa meliputi lingkungan keluarga, sekolah, teman sebaya, dan masyarakat. Sekolah merupakan substitusi keluarga, dalam hal ini sekolah memiliki peran sebagai pengganti lingkungan keluarga, sedangkan guru menjadi pengganti orang tua di lingkungan pendidikan yang formal, sehingga sekolah menjadi salah satu faktor penting penentu perkembangan pola pikir, sikap maupun perilaku anak. Sekolah menjadi salah satu faktor yang menentukan pembentukan karakter dan pola pikir anak. Karakter dan pola pikir anak di sekolah dibentuk melalui kultur (budaya) serta kebiasaan dan pembiasaan positif di sekolah
Penanaman karakter dan pembiasaan yang kuat melalui penanaman budaya positif di sekolah menjadi hal yang sangat krusial. Walaupun pada dasarnya secara umum semua warga sekolah sudah memiliki nilai-nilai positif. Peran keluarga sebagai pendidikan pertama dan utama dalam pembentukan budi pekerti dan karakter anak. Namun, kita perlu menerapkan pembiasaan-pembiasaan baik tersebut di lingkungan sekolah sebagai langkah nyata membentuk budaya yang positif sebagai penguat pondasi karakter dari pendampingan orang tua di rumah.
Hal yang mendasari saya membuat rancangan tindakan ini yaitu saya ingin menerapkan disiplin positif dengan membuat keyakinan kelas secara bersama-sama. Hal ini sangat penting dilakukan untuk menumbuhkan budaya positif di kelas yang mana nantinya dapat mewujudkan nilai-nilai kebajikan sesuai dengan Profil Pelajar Pancasila yaitu Beriman, Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan Berakhlak Mulia, Mandiri, Bernalar Kritis, Berkebinekaan Global, Bergotong Royong, dan Kreatif. Budaya positif membantu murid untuk melakukan hal positif sehingga dapat membentuk karakter baik yang kelak akan bermanfaat untuk mereka
Selain itu, saya juga ingin menumbuhkan motivasi intrinsik murid dalam melaksanakan budaya positif ini. Dengan mengaitkan nilai-nilai kebajikan yang diyakini seseorang maka motivasi intrinsiknya akan terbangun, sehingga dapat menggerakkan motivasi dari dalam untuk dapat mencapai tujuan mulia yang diinginkan (Diane Gossen, 1998). Melalui penerapan keyakinan kelas ini dapat menumbuhkan motivasi internal setiap murid untuk benar-benar "merdeka" yaitu mereka dapat cakap memerintah diri sendiri dalam melakukan disiplin positif di kelas dan juga di lingkungan sekolah.
Tujuan
Untuk mengimplementasikan disiplin positif melalui penerapan keyakinan kelas demi terwujudnya budaya positif yang dilakukan semua murid melalui pembiasaan-pembiasaan positif di lingkungan kelas dan juga di lingkungan sekolah.
Tolok Ukur
1. Adanya perubahan perilaku murid ke arah yang lebih baik dalam melaksanakan disiplin positif sesuai dengan keyakinan kelas dan keyakinan sekolah.
2. Suasana kelas kondusif dan menyenangkan dalam mendukung proses pembelajaran.
3. Semua komponen sekolah dapat berperan aktif dalam melaksanakan keyakinan kelas dan keyakinan sekolah dalam mewujudkan budaya positif.
4. Semua komponen sekolah dapat berkolaborasi dalam menerapkan budaya positif sehingga terwujud nilai-nilai kebajikan sesuai dengan Profil Pelajar Pancasila.
Lini Masa Tindakan yang Akan Dilakukan
1. Mensosialisasikan Budaya Positif dan Keyakinan Kelas kepada warga sekolah.
2.Menyusun rencana pelaksanaan pembuatan kelas impian dan keyakinan kelas secara bersama-sama dengan semua murid di kelas.
3. Menyepakati keyakinan kelas yang telah dibuat.
4. Melaksanakan keyakinan kelas yang telah dibuat secara bersama-sama.
5. Melakukan refleksi secara kontinu terhadap keyakinan kelas demi perbaikan kedepannya.
Dukungan yang Dibutuhkan
1. Bahan dan Alat: bahan tayang, rekaman di G meet, kertas post it, spidol.
(untuk membuat keyakinan kelas), Â untuk sosialisasi budaya positif.
2. Kepala Sekolah dan Rekan Sejawat
Dukungan dalam menerapkan keyakinan kelas dalam mewujudkan disiplin positif guna membentuk budaya positif di lingkungan kelas dan sekolah.
3. Murid
Murid sebagai subjek pembelajaran yang berkolaborasi bersama dengan guru dalam membuat keyakinan kelas secara bersama-sama.
4. Orang Tua/Wali Murid
Berperan aktif dalam melanjutkan budaya positif di lingkungan keluarga dan juga lingkungan rumah murid.
F. Dokumentasi Kegiatan Membuat Kelas Impian dan Keyakinan Kelas
Berikut ini tautan link youtube membuat keyakinan kelas bersama murid https://youtu.be/QPdp82NAN7s
G. Hasil dari Aksi Nyata
Respon semua murid tentu saja merasa senang dan apresiatif. Mereka bersemangat melakukan perubahan aturan-aturan kelas. Bersemangat untuk menyepakati draft keyakinan kelas karena motivasi intrinsik untuk menjadi lebih baik. Tantangannya adalah ketika ada beberapa murid yang mengisikan usulan kelas impian dengan menyalin ulang apa yang diusulkan oleh temannya sehingga ada beberapa usulan kelas impian yang sama. Dari beberapa usulan kelas impian tersebut kemudian guru bersama murid menyalinnya menjadi sebuah keyakinan kelas yang disepakati bersama antara guru dan murid dengan membubuhkan tanda tangan ke dalam draft keyakinan kelas.
H. Pembelajaran yang di dapat dari Pelaksanaan
Pembelajaran yang didapat dari hasil pelaksanaan antara lain yaitu:
1. Pentingnya membuat kelas impian dan keyakinan kelas.
2. Posisi guru sebagai kontrol manajer.
3. Melakukan segitiga restitusi dalam menangani murid.
4. Dukungan dari semua warga sekolah untuk menerapkan disiplin positif guna mewujudkan budaya positif di kelas dan di lingkungan sekolah.
I. Rencana Perbaikan untuk Pelaksanaan di Masa Mendatang
Rencana perbaikan untuk pelaksanaan di masa mendatang yaitu mengevaluasi keyakinan kelas agar menjadi lebih baik lagi dan menerapkan kepada seluruh kelas.
J. Sesi Berbagi/Diseminasi Modul 1.4 Budaya Positif
Berikut ini tautan link youtube diseminasi aksi nyata modul 1.4 budaya positif https://youtu.be/IsYIPXQRXlM
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI