Budidaya jagung komposit ialah jagung yang unggul antara lain dan daya adaptasi yang luas , dapat tumbuh di beberapa lingkungan lahan yang marginal atau pada lahan subur, dengan harga benih murah dan cepat diperbanyak oleh para petani atau kelompok tani akan menyebar, mengurangi ketergantungan petani kepada pihak lain karena dapat menyimpan benih sendiri, dan biaya lebih murah. Maka dari itu, ada beberapa alasan kenapa sebagian besar petani benih dapat digunakan beberapa generasi tanpa mengalami degenerasi (kemunduran hasil), umur genjah dan daya hasil cukup tinggi.
Teknik Budidaya
1. Â Â Â Â Persiapan Lahan
- Pengolahan tanah dilakukan sampai 2 kali (terkait dengan kondisi tanah), untuk tanah bekas sawah tidak perlu dilakukan pengolahan tanah.
- Jika curah hujan cukup tinggi, juga perlu dibuat saluran drainase setiap 2,5 Â m sampai 3 m, sedalam 20, 25 cm, sepanjang petakan.
2. Â Â Â Â Penggunaan Benih Unggul
- Varietas unggul jagung komposit seperti : Kresna, Sukmaraga, Srikandi putih.
- Benih bermutu merupakan syarat terpenting yang mempunyai daya tumbuh minimal 90 %.
- Kebutuhan benih antara 20 sampai 25 kg/ha, tergantung jarak tanam.
III. Â Penanaman
- Jumlah tanaman jagung yang optimal antara 62.500-100.000 tanaman atau ha. Jarak tanam optimal antara 80 cm x 40 cm; 75 cm x 50 cm; dan 80 cm x 25 cm, masing masing dengan dua tanaman perlubang tanam nya.
1. Â Â Â Â Pemupukan
- Pemupukan dilakukan dengan member pupuk kandang dengan dosis antara 5 sampai 15 ton/ha.
- Saat tanam, diberikan pupuk Urea 50 sampai 75 kg/ha + SP36 75 dan 100 kg/ha+ KCl 50 mencapai 75 kg/ha.
- Setelah tanaman berumur 30 sampai 40 hari, diberikan pupuk Urea 100 mencapai 150 kg/ha.
- Pemupukan diberikan secara ditugal pada setiap tanaman dengan jarak 3 sampai 5 cm dari tanaman kemudian ditutup dengan tanah.
2. Â Â Â Â Pemeliharaan
Pemeliharaan kegiatan : penyiangan, pembumbunan dan pengaturan drainase.
- Penyiangan pada pertumbuhan awal sangat baik dilakukan agar tidak terjadi persaingan dalam pemanfaatan unsure hara dengan tanaman pengganggu (gulma).
-  Penyiangan dilakukan satu atau dua kali dalam periode tumbuh tanaman tergantung pertumbuhan gulma. Penyiangan pertama  umur 10 sampai 15 hari setelah tanam.
- Pembumbunan tanaman jagung dilakukan pada saat tanaman umur 4 sampai 5 minggu.
- Kegiatan pembumbunan tanaman dapat memperbaikan drainase pada lahan pertanaman.
3. Â Â Â Â Pengendalian Hama
Hama yang menyerang dipertanaman jagung seperti :
- Â Lalat bibit dan ulat tanah, merusak tanaman muda terutama pada musim hujan dapat mengakibatkan tanaman akan mati. Pengendalian dapat dilakukan pergiliran tanaman dengan kompak. Pengendalian dengan insektisida mengandung khlorpirifos dan karbofuran.
- Penggerek batang, merusak daun, batang, bunga jantan pada saat tanaman umur  1 bulan.
- Â Penggerek batang, menyerang pada bagian reproduksi tanaman termasuk ujung bunga dan buah, biasanya pada ujung batang dan rusak sebagian biji jagung dalam batang. Pengendalian dilakukan setelah terbentuk jambul jagung dengan Decis 25 EC setiap 1 sampai 2 hari sekali maka biayanya mahal.
4. Â Â Â Â PengendalianPenyakit
Penyakit yang biasanya pada tanaman jagung ialah :
Bulai (Downy mildew)
penyakit  paling berbahaya dapat menurunkan hasil sampai 100 %. Penyebaran penyakit lewat angin membawa konidia dari sumber inokulumke tanaman disekitarnya. Pengendalian tidak menggunakan benih dari tanaman sakit, penggunaan varietas tahan dan eradikasi.  Seedtreatment pada benih sebelum ditanam dengan Ridomil dosis 100 gr atau kg benih dapat menekan serangan bulai.
Hawardaun
timbul bercak bercak pada daun bawah tua kemudian menuju daun daun muda, pada infeksi berat tanaman mati. Kerugian dapat mencapai 70 %. Pengendalian gunakan fungisida sistemik, terutama sejak bunga jantan muncul dengan interval 7 sampai 10 hari.
Virus Mosaik
 saatiniada 3 macam, yaitu : Virus MosaikTebu, Virus Mosaik Ketimun, dan Virus Mosaik Kerdil Jagung (VMKJ). Tanaman jagung rentan VMKJ sampai umur 5 minggu dan semakin tua maka lebih tahan. Dapat menular melalui biji dan tepung sari. Belum ada varietas jagung yang dapat tahan terhadap VMKJ. Pengendalian tersebut dilakukan dengan penyiangan, sanitasi, dengan insektisid aefektif seperti Monokrofos, Tamaron atauThiodan.
VIII. Â PanendanPascaPanen
- Panen akan dilakukan setelah benih mencapai masak fisiologis, karena saat kadar air benih jagung tinggi, yaitu sekitar 35 sampai 40 % maka lakukan penjemuran.
- Penundaan waktu panen ialah sampai benih mencapai masak panen pastikan keadaan lapang cukup menguntungkan (tidak ada hujan). Penundaan ialah dapat menurunkan kadar air benih 25 sampai 30 %, maka dana pengeringan dan kerusakan mekanis terjadi saat panen dapat ditekan.
- Batang jagung dipanen secara manual, kemudian kulit dikupas dan dijemur sampai kadar air 10 atau 14 %, selanjutnya dipipil, pemipilan saat kadar air masih tinggi akan merusak kualitas biji jagung.
- Jagung pipilan kemudian dijemur kembali sampai kadar air < 9 % Â apabila akan disimpan.
Beberapa contoh varietas unggul
- Palakka, Umur 95 atau 100 hari; tinggi 160 sampai 200 cm; warna biji kuning; mutiara; berat 1.000 biji 275 gr; potensi hasil 8,0 t atau ha; tahan penyakit bulai.
- Sukmaraga, Umur 105 atau 110 hari; tinggi 180 sampai 220 cm; warna biji kuning tua; semi mutiara; berat 1.000 biji 240 sampai 280 gr; potensi hasil 8,5 t atau ha; tahan penyakit bulai dan karat daun.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H