Sudah tahu belum apa yang lagi buming dan membludak dibudayakan hari ini?
Yah, Seperti yang nampak viral dan hampir diikuti kalangan masyarakat yaitu di daerah saya sendiri "kota Jember" terutama terjadi pada penduduk yang masih berusia 30 tahun ke bawah.namun saya belum mengetahui atau meneliti budaya seperti ini pada daerah daerah lain.jadi daerah pembahasan kali ini hanya fokus kota Jember saja.Â
Seperti diketahui bahwa anak muda merupakan masa yang masih kental dan selalu dingin menyesuaikan diri dan penampilan dengan dinamisasi budaya yang berkembang baik tercipta dari pemikiran, ideologi ataupun pengaruh budaya barat yang masuk ke Indonesia sebelum akhirnya menyebar luas.Â
Sesuai tema yang saya bawa, Saya ingin mengupas kronologi atau asal terbentuk prewedding yang awalnya dipakai oleh kedua mempelai yang hendak melangsungkan pernikahan kemudian beralih dilakukan oleh dua orang yang terikat status pertunangan.Â
Seperti gaya foto yang beredar di sosial media, sekilas jika kita yang tidak mengenal lansung pelaku akan menyimpulkan bahwa kedua orang ini sudah melangsungkan pernikahan dengan adanya dekor sebagai baground.
Sedangkan busana yang dipakai begitu sederhana, dan hal seperti ini akan membingungkan mereka. acara apa yang sebenarnya terjadi dan statusnya bagaimana? Semua menjadi tidak jelas.
Sebelum menuju pada kasus, sebaiknya kita bahas terlebih dahulu asal dari tradisi tunangan dan kemudian asal dari budaya foto prewed.Â
Karena untuk mengungkap suatu kasus haruslah dari akar terlebih dahulu kemudian proses integrasi kemudian mampu menciptakan suatu budaya.
Baik,pertama kita bahas sejarah lamaran dan ikatan tunangan ini. Banyak yang menganggap keduanya sama padahal pemaknaan berbeda.Â
Jika lamaran atau melamar adalah meminta atau meminang seseorang untuk menjadi pengantin ( istri) dan akan segera melangsungkan pernikahan dengan cepat dan pasti.Â