Persahabatan selalu abadi bersama kebersihan hati pelakunya. Saling menghormati setiap batas yang harus dikenali.
Kata-kata terakhir yang aku ingat darinya terngiang tanpa kuundang.
"Aini, kau pemilik mata yang indah. Kita banyak tertawa bersama saat kecil. Jangan hentikan. Bahkan ketika aku harus kalah dari kanker di tubuhku. Jangan menangis, sahabatku. Biarlah hidup kita terus ada bersama perayaan demi perayaan. Pun perayaan kepergianku menuju keabadian."
Aku terpekur sendiri. Lekas kuusap air mataku. Kuganti dengan senyuman menyertai ucapan selamat datang di keabadian pada sahabatku, Joice, dari dalam hatiku.
KL, 25 Desember 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H