Mohon tunggu...
Rina R. Ridwan
Rina R. Ridwan Mohon Tunggu... Penulis - Ibu yang suka menulis

Pembelajar Di Sekolah Kehidupan Novel: Langgas (Mecca, 2018) Sulur-sulur Gelebah (One Peach Media, 2022) Kereta (Mecca, 2023) IG: rinaridwan_23

Selanjutnya

Tutup

Film

Belajar dari Film "Citation"

16 November 2020   17:01 Diperbarui: 16 November 2020   17:14 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Profesor dan Oluwa, masing-masing didampingi oleh seorang penasihat hukum. Dengar pendapat berlangsung cukup sengit. Profesor dengan pintar memutar balik fakta. Sementara Oluwa yang masih muda, beberapa kali menanggapi dengan cukup emosional.

Sang penasihat hukum dengan sabar mengendalikan, juga mengingatkannya. Dia mengatakan,"Batas menggoda dan pelecehan itu tipis sekali, terutama saat satu pihak punya kuasa terhadap pihak lainnya."

Merasa tekanan yang begitu berat, dan merasa dirinya akan dikalahkan sang profesor. Oluwa tanpa sengaja bertemu dengan Vicente Cardosa. Dia mengejarnya ke Senegal, berharap bisa mendapatkan petunjuk yang bisa mendukungnya. Dosen senior sang profesor yang ditemuinya, memilih tak mendukungnya. Dia yakin bila bekas mahasiswanya itu adalah lelaki baik-baik.

Saat Oluwa di losmen, seseorang melempari kertas berisi alamat. Dia pun mengikutinya. Siapakah yang Oluwa temui, dan bagaimana selanjutnya? Berhasilkan Oluwa mengungkap kebenaran? Silakan menyaksikan sendiri film yang baru saja dirilis Netflix.

Kisah Moremi Oluwa bisa terjadi di mana saja, termasuk yang beberapa waktu lalu sempat meruyak di sebuah kampus ternama di sini. Kasus pelecehan seksual yang diduga dilakukan oleh oknum dosen. Bukan hal yang baru terjadi. Selalu berulang dan berulang di mana saja. Tetapi adakah kita mendengar penyelesaiannya dengan terbuka dan bisa diketahui semua?

Yang menjadi pertanyaan, kenapa perempuan yang lebih banyak disalahkan? Kenapa murid/mahasiswa yang notabene punya kekuasaan lebih rendah atas guru/dosen seolah juga tak berhak mendapatkan keadilan?

Lalu, siapakah yang sebenarnya perlu dididik?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun