Profesor dan Oluwa, masing-masing didampingi oleh seorang penasihat hukum. Dengar pendapat berlangsung cukup sengit. Profesor dengan pintar memutar balik fakta. Sementara Oluwa yang masih muda, beberapa kali menanggapi dengan cukup emosional.
Sang penasihat hukum dengan sabar mengendalikan, juga mengingatkannya. Dia mengatakan,"Batas menggoda dan pelecehan itu tipis sekali, terutama saat satu pihak punya kuasa terhadap pihak lainnya."
Merasa tekanan yang begitu berat, dan merasa dirinya akan dikalahkan sang profesor. Oluwa tanpa sengaja bertemu dengan Vicente Cardosa. Dia mengejarnya ke Senegal, berharap bisa mendapatkan petunjuk yang bisa mendukungnya. Dosen senior sang profesor yang ditemuinya, memilih tak mendukungnya. Dia yakin bila bekas mahasiswanya itu adalah lelaki baik-baik.
Saat Oluwa di losmen, seseorang melempari kertas berisi alamat. Dia pun mengikutinya. Siapakah yang Oluwa temui, dan bagaimana selanjutnya? Berhasilkan Oluwa mengungkap kebenaran? Silakan menyaksikan sendiri film yang baru saja dirilis Netflix.
Kisah Moremi Oluwa bisa terjadi di mana saja, termasuk yang beberapa waktu lalu sempat meruyak di sebuah kampus ternama di sini. Kasus pelecehan seksual yang diduga dilakukan oleh oknum dosen. Bukan hal yang baru terjadi. Selalu berulang dan berulang di mana saja. Tetapi adakah kita mendengar penyelesaiannya dengan terbuka dan bisa diketahui semua?
Yang menjadi pertanyaan, kenapa perempuan yang lebih banyak disalahkan? Kenapa murid/mahasiswa yang notabene punya kekuasaan lebih rendah atas guru/dosen seolah juga tak berhak mendapatkan keadilan?
Lalu, siapakah yang sebenarnya perlu dididik?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H