Perawatan wajah rutin yang memang butuh ketelatenan, sudah mulai ditinggalkan oleh yang tingkat kesibukannya tinggi. Bedah plastik dan suntik, adalah cara cepat untuk menghilangkan kekendoran juga kulit jeruk alias keriput.
Yang jarang disadari oleh mereka adalah kebiasaan ini bisa menjadi adiksi. Karena semakin sering melihat cermin, maka semakin kita temukan yang tak sempurna pada wajah dan tubuh kita. Satu operasi selesai, maka operasi bagian lain direncanakan dan dijadwalkan.
Lihat saja yang sering riwa-riwi di televisi, bioskop, iklan dan lainnya. Wajah dulu dan sekarangnya banyak yang berubah. Dari yang berpipi tembem, sekarang menjadi tirus. Yang pesek menjadi bangir hidungnya. Yang gendut, berubah langsing bak Barbie, juga kulit yang dulunya mbladus tiba-tiba sudah putih kinclong, gigi pun tak luput dirapikan.
Semua butuh biaya yang tidak sedikit. Benar kata Eka Kurniawan, bahwa cantik itu luka. Bukan untuk sebuah judul dari kisah perempuan cantik yang terluka hidupnya, tetapi untuk menjadi cantik itu harus rela menjalani luka dan kesakitan dari operasi plastik, suntikan berkala yang harus dilakukan dan lainnya. Â
Biaya tinggi inilah yang membuat banyak perempuan mengejar lelaki kaya raya, membiarkan suami untuk korupsi, dan menjalankan usaha yang tak lagi peduli benar atau tidak, halal atau haram.
Saya melihat, betapa semakin anehnya wajah mereka, terutama saat masuk usia senja. Seperti meleleh dan mengerikan. Yang namanya buatan, pasti butuh perawatan sepanjang masa. Boleh jadi dia mampu saat muda, tetapi ketika senjanya dia tak lagi mampu, silakan menerima risiko dari yang sudah dilakukan. Namanya sebuah tindakan, sekecil apa pun pasti ada risikonya.
Saya lebih memilih menikmati wajah oppa Lee Min Ho, Park Bo Gum, Hyun Bin sampai Kim Woo Bin, daripada harus disayat pisau bedah hanya untuk tetap cantik dan tetap muda. Oppa-oppa keren, tinggi, bersih dan rapi ini lebih menyehatkan bagi saya, karena mereka membuat hati terhibur dengan drama dan filmnya.
Bagaimana dengan Anda?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H