Lalu, apakah masih pantas seorang pengadil dipanggil sebagai 'Yang Mulia'?
Tampaknya sudah tak ada yang berani berdiri sendiri untuk memegang kebenaran layaknya anak kecil bernama Abdullah bin Zubeir, yang tak berlari saat Sayyidina Umar melintas. Karena hanya dia yang mampu melihat bahwa masih luas jalanan yang bisa dilewati.
Kelompok anak-anak yang berlari itu semakin banyak terlihat jelas saat ini.
Hari-hari ini juga begitu banyak yang melihat realitas yang dipenuhi kezaliman, namun mereka memilih untuk berpura-pura buta. Terlebih bila banyak yang melakukan hal yang sama, dan dianggap sebagai hal  'biasa'.
Menciptakan komunitas dengan pola pikir seragam, untuk menyerang orang lain yang berani memakai bajunya sendiri.Â
Seragam mereka berlumur kucuran fitnah, kucuran kepalsuan, dan kebohongan. Dijadikan sebagai alat pencari nafkah yang disuapkan pada istri dan anak-anaknya.
Seragam yang indah, seragam yang dipenuhi kemegahan, yang dibanggakan. Seragam yang tak mampu mereka ciumi sendiri bau busuknya, tak mampu mereka lihat kerapuhannya, ataupun mampu mereka rasakan kehinaannya.
Begitu menakutkannya kesendirian itu.
Berapa banyak yang memiliki keberanian memegang kebenaran, walau hanya sendiri?
Mereka lupa bila dulu lahir sendiri.
Lupa bahwa suatu hari nanti juga akan mati sendiri.