Mohon tunggu...
Rina R. Ridwan
Rina R. Ridwan Mohon Tunggu... Penulis - Ibu yang suka menulis

Pembelajar Di Sekolah Kehidupan Novel: Langgas (Mecca, 2018) Sulur-sulur Gelebah (One Peach Media, 2022) Kereta (Mecca, 2023) IG: rinaridwan_23

Selanjutnya

Tutup

Hobby

Buku Ini "Jingan Tenan"

13 Mei 2020   09:07 Diperbarui: 13 Mei 2020   09:10 163
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tak terasa sudah dua bulan lebih kita di rumah saja karena pandemi covid-19. Sebagian masyarakat sudah mulai bisa menerima dan terbiasa, sebagian lagi mulai gerah dan sudah berani keluar rumah. Kota di mana saya tinggal, baru kemarin mulai menjalani PSBB setelah terjadi peningkatan penderita positif covid-19. Apa pun keputusan Anda, semua memiliki konsekuensi.

Masih dengan hobi lama, sepanjang dua bulan ini, buku yang sudah terbaca mengalami lonjakan kenaikan, walau juga sempat mengalami reading slump beberapa hari. Bukan hanya membaca buku biasa, juga buku elektronik. Tentu saja, semua yang legal, bukan bajakan. Semoga yang masih suka dengan barang bajakan, terutama buku, segera sadar. Sekecil apa pun keburukan, tetap akan terbalas.

Cukup dengan pembelian daring, semua penerbit besar belum pernah mengecewakan saya untuk masalah pelayanan dan kecepatan pengirimannya. Bahkan pada masa pandemi ini.

Buku ini, baru terbit. Baru juga saya terima kemarin. Langsung saya baca sambil menunggu azan magrib. Karya dari seorang dosen fakultas kehutanan Universitas Gajah Mada, Jogjakarta. Sebagaimana judulnya, buku ini mengajak pembacanya untuk melihat diri sendiri sepanjang 100 hari, diskon 60 hari, alias selama 40 hari. 

Dari hal ringan yang seringnya kita anggap 'biasa'. Bagaimana kita kecewa, marah, benci, kalut, dendam, hingga kemerasaan diri sebagai 'yang paling', yang banyak membuat dada terus dibusungkan tanpa merasa, dan lain sebagainya.

Gaya berceritanya ringan, disertai dengan guyonan yang menyentil. Bisa disebut sebagai tulisan kembara rohani yang cukup berharga. Kita tak perlu mengernyit, berisi obrolan sang tokoh utama bersama tanaman-tanamannya.

Setiap hari, bukan hanya diisi dengan beragam rasa yang berganti layaknya kita semua, namun jika mau memerhatikan sejenak, banyak pula yang bisa kita pelajari dari setiap kejadiannya.

"Jika manusia menjalankan hidupnya hanya dengan rasa, sesungguhnya ia tak pernah menjadi dirinya, bahkan bisa jadi ia menzalimi dirinya sendiri dengan berbagai atas nama."- halaman 40 pada tulisan hari ke-4.

Sebuah nasihat bagi yang suka 'tak enakan' pada orang lain, yang akhirnya terpukul sendiri dengan akibat yang ditimbulkan.

Tentu saja masih ada 39 hari lagi yang dipenuhi dengan kejadian-kejadian yang dipenuhi hikmah, bagi siapa saja yang mau melihat dan merenunginya. Bukan melulu menjalani begitu saja.

Kehidupan adalah sekolah terbaik. Semua pelajaran ada di setiap waktu, di mana saja, dan kapan saja. Semua orang bisa jadi 'buku' pelajaran itu sendiri bagi orang lain.

Secara keseluruhan, buku ini cukup bagus. Dari kover, lay-out dan lainnya. Juga bisa dibaca dari halaman mana saja. Sebuah buku sederhana namun 'jingan tenan' isinya.

Judul Buku       :  100 Hari Melihat Diri

Penulis             :  Mprop Picoez al-Jingini

Penerbit           :  DIVA Press

Tahun Terbit     :  Cetakan Pertama, Mei 2020

ISBN                 :  978-602-391-975-8

Tebal Buku        :  239 Halaman 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun